AYUN
NALA NAFINGAH (2017105023)
Abstrak
Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan
tentang upacara ada “Pernikahan” yang di laksanakan di cilacap. Penelitian ini
menggunakan pendekatan kualitatif. subjek dalam penelitian ini adalah tetua
adat karena pernikahan belum langsung kalau sudah berlangsung bias kedua
mempelainya. Pengumpulan data menggunakan teknik wawancara dan dokumentasi.
Berdasarkan hasil penelitian yang
diperoleh :
1)
nontoni :
langkah pertama untuk pernikahan, seseorang pria dengan orang tuanya pergi
kerumah gadis untuk melihat dan menentukan kalau dia mau melamar gadis itu.
2)
Ngelamar :
saudara pria disuruh untuk menyampaikan pelamaran secara lisan.
3)
Srah – srahan :
kalau gadis tersebut setuju untuk menikah, upacara srah-rahan diadakan.
Peningset berbagai macam hadiah, diberikan oleh pria kepada gadis untuk
menetukan tunangan. Hadiahnya biasanya berupa pakaian, perhiasan, alat-alat
rumah tangga, uang dan lain-lain, tergantung pada kemampuan keluarga pengantin
pria.
Kata Kunci : Kebudayaan,
pernikahan, Upacara Adat
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pernikahan merupakan
salah satu tahap penting dalam kehidupan manusia. Selain merubah status
seseorang dalam masyarakat, pernikahan juga merupakan hal yang sakral, sebuah
pernikahan dapat menghalalkan hubungan antara pria dan wanita. Pernikahan juga
memiliki fungsi sosial, seperti ketika mempersiapkan pelaksanaan prosesi
pernikahan pasti membutuhkan bantuan orang lain sehingga dapat mempererat
hubungan masyarakat melalui gotong-royong. Pernikahan juga dapat mempersatukan
dua kebudayaan atau lebih, karena tidak ada larangan dalam pelaksanaan
pernikahan beda suku, lain halnya dengan pernikahan beda agama yang dilarang
oleh negara, seperti yang terdapat dalam Undang-Undang Nomer 1 Tahun 1974
tentang Perkawinan, “perkawinan adalah sah apabila dilakukan menurut hukum
masing-masing agamanya dan kepercayaannya itu”. Prosesi pernikahan di Cilacap
biasanya dilaksanakan sesuai dengan adat yang mereka anut dengan berbagai macam
ritual adat dan sarat dengan simbol-simbol kehidupan. Indonesia terdiri dari
berbagai macam suku bangsa, di antaranya Batak, Jawa, Minangkabau, Lampung, dan
masih banyak lagi sehingga prosesi pernikahan yang ada di Cilacap sangat beraneka
ragam. Prosesi pernikahan secara tradisional ini merupakan salah satu kekayaan
budaya yang harus dijaga dan dilestarikan agar tidak hilang. suku Jawa tetap melaksanakan prosesi pernikahan
dengan menggunakan adat mereka, bukan dengan menggunakan adat yang lain namun
ada beberapa orang juga menggunakan adat yang lainnya. Adat Jawa memiliki
banyak peraturan atau tradisi dalam kehidupannya sehari-hari yang dapat berupa
pantangan atau anjuran yang bernilai sakral termasuk rangkaian dalam upacara
pernikahan. Itulah sebabnya keluarga Jawa disibukkan oleh berbagai selametan
yang harus diselenggarakan, maksud mengadakan selametan tidak lain agar seluruhkeluarganya
memperoleh selamat.
Prosesi pernikahan adat
Jawa dalam pelaksanaannya terdapat banyak makna dansimbol budaya yang memiliki
arti tersendiri di dalamnya. Masyarakat suku Jawa banyak yang melaksanakan
proses pernikahan tersebut tanpa mengetahui maknaatau simbol yang terdapat di
dalamnya. Masyarakat suku Jawa tersebut pada dasarnya hanya sekedar menjalankan
tradisi dari budaya yang dimiliki.Kurangnya pemahaman masyarakat suku Jawa
mengenai makna-makna tersebut, masyarakat suku Jawa menganggap rangkaian
prosesi adat pernikahan itu tidaklah penting untuk diupacarai karena dinilai
hanya memperumit pelaksanaan prosesi pernikahan, sehingga prosesi pernikahan
yang dilaksanakan saat ini lebih ringkas.
B. Tujuan Penulisan
1.
Memberikan
informasi Upacara Adat Pernikahan.
2.
Dengan
mengetahui tentang Upacara Adat Pernikahan
yang merupakan salah satu tradisi yang ada di daerah Cilacap.
3.
Mempertahankan
tradisi Upacara Adat Pernikahan yang
harus dijaga dan di lestarikan agar tidak hilang.
4.
Memberikan
informasi teerkait nilai-nilai yang ada pada Upacara Adat Pernikahan.
BAB II
PEMBAHASAN
Nontoni
Istilah Nontoni berasal dari kata
menonton, maksudnya seorangputra datang ke rumah seorang putri untuk melihat
putri itu. Putra dan orang tuanya datang ke rumah orang tua putri dan
membicarakan hal-hal biasa, tidak membicarakan kemungkinan pernikahan. Putri
yang ditonton masuk ruangan tamu untuk menawarkan makanan danminuman.
Putrilainselain yang sedang ditonton dilarang menawar supaya tidak terjadi kebingungan.
Putra yang datang tidak boleh menatap putri itu tetapi melihat saja, putri itu
akan masuk beberapa kali jadiadawaktu untuk melihat dia. Kalau waktunya sudah
cukup untuk putra dan orang tuanya, mereka akan minta diri untuk pulang dan
memberi tahu orang tuaputri kalau mereka mau lain kali akan memulai
membicarakan tentang pernikahan. Kalau putra itutidak ingin menikah dengan
putri itu tidak ada masalah karena belura ada kesepakatan ataupun rencana. Nontoni
ini adalah acara pertama menurut adat, kalau putra suka pada putri itu dia bisa
memutuskan untuk mulai merencanakan pernikahan. Maksud acara ini adalah supaya
putra bisa melihat putri yang dia belum kenal, yang dijodohkan oleh orang
tuanya. Kini acara ini jarang diselenggarakan karena orang tua makin jarang
menjodohkan anaknya. Kini banyak orang muda memilih calonnya sendiri, dan biasanya
berpacaran terlebih dahulu. Jadi keinginan untuk menikah bisa dimulai dengan
pelamaran saja.
Menurut adatJawaBaratacarayang pertama
dinamakan Neundeun Omong. Dengan acara ini orang tua putra atau orang lain yang
dihormati datang ke rumah orang tua putri untuk membuat kesepakatan bahwa
anaknya akan menikah. Pertemuan ini dianggap seperti penerimaan tamu biasa
sehingga persiapan sekedanya saja. Menurut adat orang yang datang untuk
Neundeun Omong memakai kalimat yang sama: "Urang nepungkeun bangkelung
ngadeukeutkeun baraya, sugan dipinareng tayahalangan harungan, omong tisisi ti
gigir, urang sakalian ngalunaskeun hutang bae, nuluykeun pirundayaneun."
Terjemahan dalam Bahasa Indonesia: "Kitapertemukan tangkai sirih,
mendekatkan kekeluargaan mudah-mudahan tiadasesuatu halangan danrintangan,
ucaporangdari kanan dankiri, sekalian (sekaligus) melunaskan hutang,
melangsungkan keturunan." {Adat dan Upacara Perkawinan Jawa Barat,
1978/1979:81) Percakapan ini bukan perjanjian tetapi pengucapan keinginan saja
dan kecocokan kedua jodohini harus dipertimbangkan dulu. Kalau adaorang yang
ingin membatalkan rencana tidak adamasalah danalasan yang benar tidak harus diucapkan,
cuma alasan yang tidak akan menyakiti hati jodoh. Kini acara ini dan bisa
dilewati dengan pelamaran saja.
Nglamar
Kalau semua ingin dilanjutkan orangtua
putraakan minta seseorang, disebut congkok, datang ke rumah orang tua putri
untuk melamar. Congkok, calon pengantin putra dan mungkin diikuti laki-laki
lain diterima olehbeberapa orangdirumah putri. Sesudah beramah-tamah congkok
memberikan lamaran, bias secara lisan atautertulis. Kalau lamaran secara
tertulis seseorang yang dianggap cocokakandipilih untuk membacakannya. Keluarga
putri bisa menerima pelamaran langsung tetapi biasanya mereka berkata mereka harus
mempertimbangkan dulu dan akan memberi jawaban nanti. Keluarga putri akan
melakukan ini walaupun mereka sudah memutuskan untuk menerima pelamaran sebagai
lambang putrinya tidak mudah dikawini atau diberikan kepada orang lain. Hal ini
penting untuk gengsi keluarga putri. Dan kalau terjadi pelamaran ini tidak
diantisipasi, keluarga putri akan memakai waktu ini untuk mencari tahu tentang
keluarga putra yang melamar. Jawaban akan dikirim, secara lisan atau tertulis,
kalau sudah diputuskan oleh keluarga putri.
Di Cilacap, Jawa Tengah, surat lamaran
dibawa oleh kakak ibu atau bapak calon pengantin putrak calon pengantin putri.
Dulu surat ini ditulis dalam Bahasa Jawa dan dengan hurufJawa tetapi kini
Bahasa Indonesia bisa dipakai asal isinya halus dan sopan. Sesudah beberapa
minggu calon pengantin putri membalas dengan surat untuk menerima atau tidak. Upacara ini
dinamakan Nanyaan diJawa Barat dan terdiri dari tigabagian utama. Artinya adalah
bertanya. Orang yang datang kerumah putri untuk melamar akan mengatakan maksud
untuk datang, bertanya kalau sudah ada orang yang meminang putri itu dan kalau
belum, bertanya kalau diarela menikah. Istilah lain untukacara ini adalah
Ngelamar atauNyeureyhan. Katangelamar berasal dari kata melembar yang berarti
menyerahkan lembar-Iembaran sirih, istilah Nyeureyhan jugamempunyai arti
memberi sirih. (Adat dan Upacara Perkawinan Jawa Barat. 1978/1979:83) Kata-kata
ini berasal dari tradisi yang makin jarang dilakukan, yaitu membawa sirih untuk
diserahkan kepada keluarga putri pada waktu pelamaran. Hadiah sirih ini diikuti
pinang, kapur, gambir dan tembakau. Sesudah orang tuaputri setuju dengan
pelamaran, putrinya dipanggil untuk dilamar. Kalau putri itusetuju, sirih
pinang ituakan diserahkan kepada bapak calon pengantin putri dan dimakan oleh
semua orang dirumah. Kalau bungkusnya dibuka sebelum dimakan bermaksud ada
sesuatu yang diinginkan, dankalau sirih tidakdimakan bermaksud pelamaran tidak
diterima. Akhirnya uang secukupnya diserahkan kepada keluarga putri sebagai
pengikat, artinya putri sudah menjaditunangan. Kini calon pengantin putra akan
membawa duabuah cincin sebagai tanda kedua calon menjadi tunangan. Selain
cincin adajugapakaian, sedikit uang, kue-kue, atau barang-barang lain bisa
diberikan untuk pestajuga.
Srah-Srahan
Biaya upacara pernikahan merupakan
tanggung-jawab orang tua pengantin putritetapikeluarga pengantin putra
memberikan kontribusi dengan upacara srah-srahan. Beberapa hari sebelum
pernikahan orangtua pengantin putradatangdengan membawapeningset, yaitu
bermacam-macam hadiah dan uang untuk menentukan kedua pengantin sudah diikat. Pengantin
putra harus memakai pakaian sederhana, dan tidak boleh memakai perhiasan selain
dari cincin tunangan. Busana gaya Yogyakarta adalah kesatrian, baju surjan bergaris,
yaitu jas dengan lengan panjang biasanya terbuat dari kain bertenun, blankon
Yogyakarta, kalung karset dan keris. Untuk gaya Solopangeranan, jas beskap,
kalung karset dan keris yang dipakai. Pengantin putra bertemu dengan keluarga
dan teman pengantin putri tetapi tidak boleh bertemu dia sendiri.
Secara tradisipeningset ini terdiri dari:
1.
Jadah, masakan
yang terbuat dari nasi dan kelapa. Artinya supayacalonsuamidan istri
akanbersatu dengan kuat, susah untuk dipisahkan, seperti makanan ini. Jenang,
masakan nasi dengan gula dan kelapa. Artinya supaya pasangan hidup erat,
bahagia dan manis seperti makanan ini. Pisang Raja. Raja supaya mereka bahagia
seperti raja. Pisangnyaharus sudah masak, artinya perbincangan antara keduanya
selalu jadi (masak). Berkaitan dengan peningset ketiga, kalau kesepakatan untuk
menikah dibatalkan, pisang yang belum masak akan dibawa, sebagai lambang
rencana belum terjadi. Jadah, jenang dan pisang dimasukkandalampanjangHang,
yaitu bakul kecil yang terbuat dari janur yang dianyam. Hadiah ini diberikan
kepada keluarga pengantin putri serta uang di dalam peti kecil. Keluarga pengantin
putrijuga bisa mintasesuatu lagi yangdiinginkan. Keluarga putra harus
berusahamemenuhi permintaanini sebagus mungkin karena hadiah ini akan diperlihatkan
kepada semua orang. Kini, selain dari makanan dan uang, peningset yang
diberikan pengantin putra bisa termasuk barangbarang yang Iainmisalnya kain,
pakaian, perhiasan, alat rias, alat-alat rumah tangga, uang dan lain lain, tergantung
pada kemampuan.
Ngeuyeuk Seureuh
Upacara ngeuyeuk
seureuh, yang hanya ada pada adatSunda, biasanya dilaksanakan padasore harisatu
hari sebelum pernikahan. Arti kata seureuh adalah sirihdan arti kata ngeuyeuk
adalah mengurus, mengeijakan atau berpegang-pegangan. Jumlah orangyang
ikutupacara iniharusberkelipatan tujuh, tujuh, 14 atau 21. Nomor tujuh dianggap
nomor keberuntungan. Ada banyakbahanyang harus disiapkan untuk upacara ngeuyeuk
seureuh, misalnya: sirih beranting; pinang, gambir; kapur sirih; tembakau;
mayang pinang; pelita; kendhi berisi air; bokor dengan beras putih, kunyit,
bunga-bunga dan uang; bokor dengan airdan bunga-bunga; tikar pandan; telur;
kayu bakar dan daun pisang; pakaian pengantin putri dan putra; kain putih dan
bermacam-macam kain lain.Semua bahan-bahan ini diletakkan di
Iantaibersama-sama(kecuali pelita) di atas tikar yang ditutupi dengan kain
putih. Pembawa acara memulai acara dengan pidato, lalu seorang laki-laki
membakar kemenyan dan membaca doa selamat. Pelitadengan tujuh sumbu, simbol
tujuh berarti hari dengan matahari yang terang, melambangkan pengantin akan
jujur dalam hubungan dan memperlihatkan keadaan baik-baik saja kepada orang lain.
Penjelasan ini bisa dilihat karena lampu tersebut menerangi sekelilingnya saja,
tetapi didalamnya adabayangan. Pembawa acara, sambil mengangkat tikardan kain
putih, menceritakan bahwa semua orang, dengan sifat yang bagaimanapun, akhimya
akan dibawa ke kuburan dibungkus didalam kainputih. Adadua
bentuksirihyangdisiapkan utuk upacara ini, lungkun dan tektek. Dua macam
sirihini melambangkan duaorang yang berasal dari tempat berbeda. Yang lungkun
digelung sebagai simbol laki-laki dan tembakau dimasukkan dalam Iubang untuk
tektek, sebagai simbol perempuan. Tektek juga melambangkan keselarasan karena
ramuanharus sesuaiatau tidak baik,tidak dinikmati oleh yang makannya. Keduanya
diikat bersama, seperti dikawinkan, memakai rambu yang hasil perempuan
jadiinimerupakain symbol perempuan mengikat laki-laki. Rambunya kuatsekali,
tidakmudah patah, symbol isteri haruskuat, tekad dan hati-hati.
UPACARA SEBELUM PERNIKAHAN
Siraman
Acara siraman, yangdilaksanakan padahari
sebelum pernikahan, adalah acaramemandikan pengantin supaya diabersih dan suci
untuk malam midodareni (malam yang suci atau sakral) danuntuk pernikahan pada
hari berikutnya. Kedua pengantin dimandikan dirumah sendiri dengan upacara sendiri,
biasanya di kamar mandi atau di kebun. Ditempatnya disediakan kursi kecil
diatastikaryangditutupi dengan bermacam-macam jenis daun, termasuk dlingo
beng/e (yang dipakai untukobat), dan empat jeniskain. Pengantin putrimemakai
riastetapirambutnya terurai. Sebelum acara dimulai pengantin minta do'a restu dariorangtua,
danorangtua juga minta do'a restudari nenek dan kakekkalau masih hidup. Pengantin
putri memakai kain putih dan kain berpola Grompol atau Nagasari danbunga melati
yang dirangkai menjadi baju. Disamping pengantin ada mangkuk yang terbuatdaritembaga
atau perunggu yang berisi air bunga, gayung yangterbuat daridua tempurung
kelapa yang terikat, dan kendhi berisi airsuci. Sebagian air dari mangkuk
siraman dioleskan kepada kendhi untuk dibawa kepada rumah pengantin putra untuk
dipakai dalam upacara siraman dia.
Siraman
Isi air bunga:
1. Air dari tujuh mata air.
2. Bermacam-macambunga, termasuk bunga melati, bunga
mawar dan bunga sedap malam.
3. Lima warna bubuk berlaku sebagai sabun.
4. Sampo dan konditioner secara tradisional: abu
beras, air kelapa dan air asamjawa.
PertamaIbu mengoleskan bubuk sabun kepada tangandan
kaki putrinya. Lalu tujuh orang, atau lebih asalkan ganjil, menuangkan tiga
gayung air bunga kepada kepala dan badan pengantin. Bapak pengantin memulai
siraman dulu, lalu Ibupengantin, danselanjutnya Ibu-Ibu terhormat yang dipilih
karena dianggap berakhlak tinggi. Tetapitidak bolehIbu yangsudahbercerai, janda,
yang tidak mempunyai anak atau yang tidakbisamelahirkan anak. Maksudnya supaya
pengantin diberi berkatseperti Ibu-Ibu ini supaya mudahdan cepat punyaanak.
Pengantinjuga mencuci muka sendiri denganair dari kendhi.
Bahan-bahanyang disediakanuntuk upacara siramanadat
Sunda:
1. Bunga setamantermasuk bungamelati, bungamawar,
bungapacar banyu,bunga ceplok
piling dan bunga soka.
2. Tujuhbuah keris-kerisan terbuat darijanur kuning
diikat bersama.
3. Perhiasanpeningset di dalamkeranjang yang
anyamannya jarang.
Di upacara siraman Jawa Barat keris-kerisan
dimasukkan ke airsiraman dan badan pengantin diperciki dengan airtersebut
sambil membaca do'a. Maksud do'a iniadalah "Semoga calon pengantin ini selalu
hidup bahagia dantidakada halangan satupun". (Bratawidjaja. 1997:32)
Keranjang janur,dengan perhiasan peningset di dalamnya, dipegang di ataskepala
pengantin danairsiraman dituangkan melalui keranjangitu dengan cara yang
dijelaskan di atas.
Pemecahan Kendhi
Sesudah pengantin dimandikan Ibu
pengantin menjatuhkan danmemecahkan kendhi. Pemecahan ini adalah lambang
pengantin sudah dewasadan siapuntukmeninggalkan keluarga untuk memulai keluarga
sendiri. Ibu tidak bertanggungjawab lagi,ada orang lainyangbertanggungjawab.
Menurut Dra. H.I.Roeswoto(1992:11)lambang pemecahan kendhi adalah
bahwa"calonpengantin putri sudah pecah pamor atau daya tariknya."
Menanam Rambut
Bapak dan Ibu memotong sedikit dari
ujung rambut pengantin, inidilakukan untukmembuang sangkal atau kotoran
darimasa kecil. Kotoran ini dianggap sebagai halangan dan harus dibuang supaya
tidak ada halangan lagiuntukkehidupan baru. Rambut pengantin putrajuga dipotong
dan rambutnya dibawa ke rumah putri untukditanam bersama-sama di kebun. Sesudah
acarasiraman pengantin putridigendong masuk kamar oleh Bapak untuk terakhir
kali kasih sayang sebagai anak. Bapak menggendong putrinya jugabisa melambangkan
ayah membawa anaknya kepada hidup mandiri untukmulai keluarga sendiri. Menanam
Rambut Penjualan Dawet, Dawet adalah sejenis minuman cendol yang dianggap bagus
untuk kecantikan. Pecahan dari kendhi dipakai oleh tamu sebagai uang untuk
'membeli' dawet dari Ibu pengantin putri yang memakai alat-alat penjual dawet.
Bapak yang membawa payung menerima pecahan kendhi dan memberi kembalian, yaitu hadiah
kecil seperti uang receh buat-buatan dengan pesan minta do'a restu. Penjualan
dawet dilakukan sebelum jam 12, waktu matahari mencapai puncaknya, namanya gerak
memuncak, untuk melambangkan perkembangan. Pendapatan (pecahan kendhi) dari
penjualan dawet dimasukkan di dalam kantong dan disimpan. Penjualan dawet ini
supaya upacara kelihatan ramai, untuk membuat suasana lebih akrab dan meriah,
dan supaya nanti pendapatan pengantin banyak. Kata dawet berhubungan dengan
kemruwet, artinya ramai atau banyak penunjung.
Meratus Rambut
Sesudah siraman periasmenjemur rambut
pengantin putri denganhandukdan meratus(memberi wangi-wangian dari
asapbubukwangi)rambut. Asapnya daribubukratus dan gula pasir yangdiberi api. Perias
duduk di belakang pengantin putri, rambutnyadisisirdan handuk dibentangkan di
atas kepala supaya asap dari bawah tidakcepatkeluar. Lalurambutnya digelung,
muka danlehemya dicuci, dandirias dengan hati-hati supayadia siapuntuk malam
midodareni. Pengantin putrimemakai kainberpola Sidomukti atau Sidoasih dan
kebaya. Simbol pola kain ini adalahuntuk hidupyang sejahteradan pemujian dari
orang lain.
Upacara Ngerik
Sesudah meratus rambut perias
menghilangkan anak rambut didahi gadis dan mencukur bagian rambut menjadi
bentuk untuk tata rias, yang akan di pakai pada hari kemudian untuk upacara pernikahan.
Tempat duduk pengantin secara adatterdiri dari tikar, bermacam-macam
daundiatasnya, danditutupi dengan kainputih. Kini tempatdudukinisering
disiapkan dulu, tikar dankainputihnya dijahit dan daundaunnya dimasukkan di
dalam.
Menurut gaya Solo simbolisme alat-alat upacara
ngerik sebagai berikut:
1. KlosoBongko Sebagai alas, merupakan simbol dasar
hidup.
2. Daun Kluwih Sebagai simbol sifat limiwih, unggul.
3. Daun Alang-alang Supaya tidak ada halangan.
4. Daun Opo-opo Supaya tidak terjadi apa-apa.
5. Daun Dadap Srep Melambangkan daya sirep, tenang.
6. Daun Nanas Karena buah segar melambangkan
kesegaran dan kesehatan.
7. Sindur
Bangun Tulak Melambangkan kata-katatulak bahaya supaya tidak ada yang
berbahaya.
8. Kain putih Sebagai simbol kesucian.
Malam Midodareni
Malam ini merupakan malam terakhir
pengantin putri sebagai remaja atau gadis. Dari jam enam sampai jam 12 malam
pengantin putri tidak boleh keluar dari kamar. Selama waktu ini diadikunjungi
oleh keluarga dan teman (perempuan saja). Waktu ini untuk perkenalan dengan
keluarga pengantin putra dan untuk memerima nasihat tentang hidup sesudah
menikah dari Ibu-Ibu. Pengantin diberi makanan untuk terakhir kali oleh orang
tuanya.
Pada malam sebelum pernikahan pengantin
putra diserahkan kepada keluarga putri dalam acara nyantri. Dia akan menginap
di rumah pengantin putri, walaupun mereka tidak bolehbertemu, karena persiapan
untuk pernikahan dimulai pada pagi hari. Juga adakepercayaan bahwa pengantin
putri dikunjungi bidadari supaya dia kelihatan cantik selama upacara
pernikahan. Kepercayaan ini berasal dari legenda 'Joko Tarub'. Menurut cerita
ini seorang laki-laki bemama Joko Tarub ingin beristeri dengan seorang bidadari
bernama NawangWulan. Joko Tarub menyembunyikan busana Nawang Wulan waktu
diamandi supaya diatidak bisa kembali ke surga karena dia tidak bisa terbang
lagi. Sesudah pasangan menikah Nawang Wulan melahirkan seorangputri, bemama Nawangsih
tetapi nanti Nawang Wulan berpisah dari putrinya. Suatu hari Nawang Wulan
menemukan busana sehingga diabisapulang ke surgatetapidia berjanji untuk
kembali danmengunjungi putrinya, kalau dia menikah, padamalam sebelum
upacaranya. (Dra.H.I. Roeswoto, 1992:20)
Kembar Mayang
Kedua mempelai membuat kembar mayang
pada malam midodareni untuk ditukar padahari esoknya. Kembar Mayang terbuat
dari anyaman janur, danterdiri dari bermacam-macam bentuk anyaman. Kembar
mayang melambangkan harapan untuk masa depan yang sehat, sejahtera dan nyaman.
Tetapi bagian-bagian kembar mayang jugamempunyai artisendiri.
Bagian-bagian kembar mayang dan simbolisme menurut
gaya Solo:
1. Janur
Sebagian katajanur, nurberarti cahaya, supaya
pengantin kelihatan cantik, bercahaya dan
mempesona.
2. Keris-kerisan
Dalam pasangan kembar mayang ada80 keris-kerisan.
Bentuk keris melambangkan sifatsifat keris, yaitu kekuatan untuk melindungi
pengantin.
3. Walang-walangan
Delapan buah bentuk walang-walangan merupakan simbol
sama dengan pemakaian daun alang-alang, yaitu supaya tidak ada halangan.
4. Payung-payungan
Dua buahpayung-payungan melambangkan perlindungan
untuksepasang pengantin
karenapayung melindungi darihujan ataumatahari.
Inijuga berkaitan dengan
perlindungan Tuhan Yang Maha Kuasa.
5. Burung-burungan
Delapan buah burung-burungan adalah lambang
keindahan, supaya kedua pengantin hidup
bahagia seperti burung.
Bagian-bagian kembar mayang dibuat dengan hati-hati
dandisatukan rapatsecararapi. Akhirnya
delapanrangkaianbunga melati diikatkanpada kembar
mayang.
Upacara Langkahan
Upacara langkahan diselenggarakan cuma
kalau kakak pengantin belum menikah. Adik yang mendahului kakakuntukmenikah
dianggap kejadian yang kurang baik, upacara langkahan bermaksud untuk menghindari
kemungkin terjadi akibat yang buruk untuk kakak yang belum menikah. Upacara ini
dilakaukan pada malam midodareni sebelum ramai karena upacara ini untuk
keluarga saja. Adik memberi hadiah kepada kakaknya sambil mohon diperbolehkan
untuk menikah lebih dahulu olehkakaknya. Duluhadiahnya merupakan tongkat yang
terbuat dari tebu wulung dan panggang ayam. Kini hadiah tertentu bisa diminta oleh
kakak menurut kemampuan.
UPACARA PERNIKAHAN
Akad Nikah
Akad Nikah adalah upacara pernikahan
secaraagamadan secara resmi. Menurut pemerintah Cuma akad nikah yang perlu
dilaksanakan untuk menikah secara hukum. Upacara ini bisadilakukan di gereja
untuk orangKristen, dimesjid untukorangIslam ataudi rumah. Yang berikut adalah
acaraakadnikah Islam yang diselenggarakan dirumah pengantin putri. Pengantin
putrimemakai kaindengan kebaya putih yang halus sekali danjugamemakai
bungamelati di rambutnya. Putramemakai jas dan kopiah dan duduk diseberang meja
dari calon isteri yang duduk di tengah Ibu dan Bapaknya. Pertama BapakPenghulu
dariKantor Urusan Agama (KUA) membaca syarat-syarat untuk pernikahan. Pengantin
putraharus menyetujui untuk memenuhi semua syarat-syarat ini danbersumpah untuk
menjaga danmelindungi isterinya. Bapak pengantin putri menyerahkan putrinya
kepada pengantin putra. Sesudah keduabelahpihak sudahsetuju untukdinikahkan
keduapengantin dan kedua saksi menandatangam surat nikah. Kedua saksi ini
dihadirkanuntuk Minta Do'a Restu.
Upacara Panggih
Pada siang hari sesudah akad nikah
upacara pernikahan adat dilaksanakan. Untuk acara ini orang tua pria tidak
boleh ikut. Pasangan pengantin memakai busana tradisional. Pertama ada 'temu
pengantin,pengantin putra membawa pisang raja sebagai tanda dia sudah siap dan
masuk gerbang atau pintu depan diikuti dua pendamping (saudara atau teman akrab
orang tuanya) yang membawa payung. Lalu kedua pengantin menukar kembar mayang
sebagai tanda pengantin masih suci, belum kawin. Kembar Mayang ini dilempar di
atas tarub untuk melambangkan hidup pasangan nanti selalu naik ke atas. Di
daerah-daerah di Jawa adaperbedaan kecil, beberapa yang dijelasakan di bawah,
tetapi kebanyakan acara sama. Upacara panggih dimulai dengan sawat-sawa/an atau
balangan gantalsirih. Pengantin putra-putri saling melempar daun sirih. Kini
artinya bertemunya perasaan (melempar hati), dan dianggap waktu yang menyenangkan.
Tetapi dahulu acara ini berasal dari kepercayaan bahwa daun sirih bisa membuat
makhluk yang menyamar sebagai pengantin kembali ke bentuk aslinya. Kemudian
dilaksanakan acara wiji dadi. Pengantin putra meletakkan telur ayam kampung
kepada dahinya sendiri dan dahi pengantin putri dan lalu melempar telur ini
supaya pecah. Ini melambangkan pikiran kedua pengantin menjadi satu supaya bisa
mengatasi semua masalah. Acara ini menunjukkan kesucian putri, bahwa diamasih
gadis, dan sebagai simbol mengembangkan keturunan, bahwa diaakan menjadi ayah. Kakinya
dibasuh dengan airbunga setaman, berisi bunga melati, bunga mawar danbunga
kenanga; dan dibersihkan oleh pengantin putri yang duduk di depan putra. Ini
melambangkan bahwa putri menghormati suaminya dan bahwa diatetap setia dan
tetap sedia melayani suaminya. Lalu kedua mempelai bersalaman, berpegangan
tangan dengan jari kelingking, danIbu pengantin putri menutup bahu keduanya
dengan kain selendang yang berwama merah dan putih. Warna merah melambangkan
gulamerah danputih melambangkan kelapa, penting karena banyak dipakai dalam
makanan Indonesia. Pengantin diantar oleh Bapak ke kursi pelaminan, lambang Bapak
menunjukkan kepada pasangan mempelai jalan hidup yang baik supaya bahagia, dan
Ibu memberi semangat. Kedua pengantin duduk di pangkuan Bapak mempelai putri,
putri di kaki kiri, danputradi kaki kanan. Ibu putri bertanya kepada Bapak
siapa yang lebih berat dandiabertanya bahwa mereka sama saja. Ini adalah simbol
kepentingan sama, tidak ada perbedaan, diantara anaksendiri dananakmenantu. Kemudian
ada acarakacar-kucur. Pengantin pria memberikan beras, kacang, dan uang receh
yang dibungkus dalam kain berwarna merah dan putih kepada wanita selanjutnya
diberikan kepadaorangtuanya. Maksudnya suami akanmemberi hasil kerja, atau
kekayaan, kepada isterinya untukdisimpan.
Kacar-Kucur
Akhirnya pasangan pengantin makan
bersama dalam acara dahar klima, biasanya nasi kuning dan lauk
pauk,bermacam-macam makanan misalnya telurdadar, tempe kering, bergedel,
abondan lain lain. Pertama pengantin putramemberi makanan kepada isterinya
danlalupengantin putri memberi makanan kepada suaminya, dan terus menyuap
bersama. Acara ini melambangkan bahwa mereka saling memberi dan menerima, bahwa
hasil rejeki akan dipakai bersama. Di Soloacara ini dijelaskan sebagai simbol
bahwa nanti pasangan suami isteriakansaling menolong, keduanya saling bertanggungjawab
dalam rumah tangga. Ditambah denganacara biasa, kalau pengantin putri
adalahanak pertamaatau anak terakhir, ada upacara lain. Kalau dia anak pertama
minuman terbuat dari kelapa hijau yang diminum olehAyah dan Ibu pengantin putri
dan diikuti pasangan pengantin. Ibu pengantin putri bertanyakepada Ayah
bagaimana rasanya dan dia menjawab segar dan lezat, tidak ada yangkurang. Ayah
jawaban begini supaya rumah tangga selalu segar. Kalau pengantin putri
merupakan anak terakhir upacara pernikahan ini adalah yang terakhirjadi ada
uang yang dibagikankepada saudara-saudarapengantinputri. Upacara inidiselesaikan
dengan pasangan pengantin minta do'a restu dari orang tua. Kalau menurut
acarapernikahan Malang, JawaTimur, sebelum upacara panggih dimulai pengantin putramembawa
ayam untuk diberi kepada tunangan. Pengantin putrabicara memakai sandi, diaberkata
kepada wakil putri bahwa diamencari jodohuntukayamnya. Laluayam diberikan
kepada wakil putridan keduapengantin baru bisabertemu. Pengantin laki-laki dan
perempuan membawa rontek, tongkat yang dihiasi dengan kertasberwama-warni dalam
bentukbunga, dan masukdari arahberbeda untuk bertemu. Lalu upacarapanggih
diselenggarakan. Sesudah acaramenginjak telur, bunga ditukar sebagai tandakedua
pengantin saling kasih sayang. Lalukeduanya minum airputih yang diberi
orangtuanya, melambangkan orangtua memberi kekuatan kepada anaknya. Kemudian
pasangan berpegangan jari kelingking danberputar membuat angka delapan
melambangkan masa berdua; sukadanduka, kebahagian dan kesusahan, semua harus
dijalani bersama. Berlangsung dengan upacara biasa. Upacarapanggih menurut
gayaSolodimulai dengan upacara sungkem. Kedua mempelai mengucapkan terima kasih
untukbimbimgan sejak lahir sampai menikah danmenunjukkan baktinya kepada orangtua
dankeluarga yang lebih tua supaya dapat berkat Tuhan dalam halrumah tanggayang
baru. Pengantin putrijuga bisamelakukan sungkem kepada suaminya, sebagai lambang
kebaktian isteri terhadap suami. Kalau kedudukan isteridalam masyarakat lebih
tinggi daripada suaminya sungkemmenunjukkan bahwa dalam keluarga dia berbakti
danmenghargai suaminya. Kini acarainiseringtidak dilakukan, dan tidak harus,
kecuali kalaukeluargainginupacarapernikahan lengkap, danmemenuhi semua syarat
upacara menurut adat Jawa. Kemudian ada upacarasaweran, yaitupetuanyinden,
pembacaan yangdilagukan, dalamBahasa Sunda. Pesan-pesan iniuntuk pengantin
mengenai rumah tangga, tentang cita-cita yangdiperlukan sepertiharus setia,
selalu siap untuk susah dan senang.
Bahan-bahan yang disiapkan:
1. Beras putih
Simbol kebahagian hidup.
2. Kunyit
Simbol kejujuran dan kemuliaan.
3. Bunga-bunga
Simbol keharuman nama baik rumah tangga.
4. Uang receh
Simbol kekayaan atau kecukupan.
5. Payung
Simbol perhatian.
6. Sirih dijadikan serutu
Simbol kejujuran diantara pasangan suami-isteri.
7. Permen
Simbol watak manis dan ramah tamah.
8. Kunyit dicampur dengan airdanlalu dicampur dengan
berasputih, dijadikan nasi kuning. Sambil membaca petuamelemparkan campuran
bahan-bahan ini sebagai peringatan kepada pengantin putri dan putra bahwa kalau
hidupnya mulia dan bahagia seharusnya senang membantu orang lain. Berikutnya adalah
upacara nincak endog, yaitu injak telur. Pengantin putraberdiri ditanggadan pengantin
putri berdiri di anak tangga satutingkat lebih tinggi. Bahan-bahan upacara ini,
yang melambangkan nasihat untukkeselamatan kedua pengantin, terdiri-dari:
1. Tujuh tangkaisagar (lidi enau)
Sifatnya keras, tidakmudah patah, peringatan kepada
keduapengantin agarjangancepat marah, karena bisa mengakibatkan hidup yang
tidak harmonis.
2. Telur ayam
Melambangkan keinginan untuk menjadi orang yang
bertanggungjawab dan keinginan isteri untuk mengikutibimbingan suami.
3. Pelita dengan tujuh sumbu
Untukmenerangkan cara mengurus rumah tanggasupaya
keduanya asah, asuhdan asih.
4. Elekan,potongan bambu yang kosong sebagai
peringatan jangan sampai kosong, harus berilmu.
5. Kendhi berisi air bening
Sebagai alat pembersih dan pendingin, untuk membuat
suasanayangbaik.
6. Papan
Untuk menginjak telur. Wanita
ataulaki-laki yang belum menikah tidakboleh melangkahi papan karena kepercayaan
kalau terjadi mereka tidakakan dapatjodoh.Tetapi yangsudah menikah
harusmelangkahi papanuntukmelambangkan isteri harusmengikuti bimbingan
suaminya. Pengantin priamemegang pelita yang dinyalakan danpengantin wanita
membakar tujuh tangkai sagar dengan apinya. Api dimatikan, selanjutnya sagar
dipatahkan dandibuang. Kemudian mempelai pria menginjak telursampai pecah dan
kakinya dibersihkan olehmempelai wanita. Lalukeduapengantin melangkahi papan
tersebut bersama. Pengantin putri masuk rumah tetapi pengantin putramenunggu
diluar untuk upacara berikutnya. Pengantin putramengetuk pintutiga kali untuk
memulai upacara buka pintu. Pengantin putri menjawab dengan pertanyaan
danditeruskan dengan tanya jawab syair tertentu danakhirpengantin putri meminta
kepada pengantin putrauntuk mengucapkan do'a. Do'a ini merupakan janji keduanya
akantetap setia. Akhirnyapengantin putra boleh masuk rumah. Dalam upacara huap
lingkung kedua mempelai makan bersama. Pengantin putramelingkarkan tangan
kanannya ketengkuk pengantin putri dan sebaliknya. Mereka saling memberi
makanan tiga kali dan lalumemberi minuman. Kemudian adalah rebutan ayam.
Keduamempelai memegang kaki ayamdan menarik sampai terbagi dua. Siapa yang
dapat bagian yang paling besar akan dapat rezeki yang paling besar. Upacara ini
juga bermakna kedua mempelai harus bekerja sama untuk mencari rezeki.
RESEPSI
Pada sore atau malam sesudah upacara
pernikahan resepsi diselenggarakan untuk merayakan pernikahan. Pasangan
suami-isteri yang baru menikah memasuki ruangan yang disediakan untuk resepsi dengan
upacara kirab. Pertama cucukinglampah,seseorang sebagai penunjuk jalan, masuk
dan lalu pasangan pengantin didahului patah sakembar, dua anak perempuan berpakaian
kembar. Pasangan pengantin diikuti kelompok putri domas; dua orang perjaka,
biasanya adik atau saudara pengantin; keluarga yang belum menikah; orang tua
kedua pengantin dan keluarga lain. Kalau ada hiburan biasanya merupakan tarian
tradisional untuk sambutan saja, atau musik gamelan yang mengiringi selama
resepsi. Tamu yang diundang memberi hadiah, menandatangam buku tamu dan memberi
salam dan selamat kepada pasangan suami-isteri baru. Makanan disajikan dan tamu
diterima selama kurang lebih duajam, tergantung pada jumlah hadirin. Akhirnya
upacara pernikahan seiesai dan pasangan suami-isteri pulang untuk mulai
kehidupan bersama.
PENUTUP
Upacara pernikahan adat di daerah cilacap begitu
rumit; persiapan, upacara-upacara dan bahan-bahan semua bermakna khusus untuk
keselamatan dan kesejahteraan pasangan pengantin dan keluarganya. Dan makna ini
persis yang membuat upacara pernikahan penting, kalau tidak ada makna tidak ada
maksud.
SUMBER/REFERENSI
Sumber Primer :
Nama :
RIASTI
Pekerjaan :
WIRASWASTA
Sumber Sekunder :
Bratawidjadja, Thomas Wiyasa. 1997. Upacara PerkawinanAdat
Sunda. Jakarta: PT Midas Surya Grafindo.
Bratawidjadja, Thomas Wiyasa. 1985.
UpacaraPerkawinan AdatJawa. Jakarta: PT Midas Surya Grafindo.
Departmen Pendidikan dan Kebudayaan, Pusat
Penelitian Sejarah dan Budaya, Proyek Penelitian dan Pencatatan Kebudayaan
Daerah. 1977/1978. Adat dan Upacara Perkawinan Daerah Istimewa
Yogyakarta.
LAMPIRAN
1. BUSANA PENGANTIN


2. SIRAMAN

3. AKAD NIKAH DAN RESEPSI


Tidak ada komentar:
Posting Komentar