Sabtu, 25 Mei 2019

UPACARA ADAT PERNIKAHAN DI DAERAH CILACAP



AYUN NALA NAFINGAH (2017105023)

Abstrak
Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan tentang upacara ada “Pernikahan” yang di laksanakan di cilacap. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. subjek dalam penelitian ini adalah tetua adat karena pernikahan belum langsung kalau sudah berlangsung bias kedua mempelainya. Pengumpulan data menggunakan teknik wawancara dan dokumentasi.
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh :
1)      nontoni : langkah pertama untuk pernikahan, seseorang pria dengan orang tuanya pergi kerumah gadis untuk melihat dan menentukan kalau dia mau melamar gadis itu.
2)      Ngelamar : saudara pria disuruh untuk menyampaikan pelamaran secara lisan.
3)      Srah – srahan : kalau gadis tersebut setuju untuk menikah, upacara srah-rahan diadakan. Peningset berbagai macam hadiah, diberikan oleh pria kepada gadis untuk menetukan tunangan. Hadiahnya biasanya berupa pakaian, perhiasan, alat-alat rumah tangga, uang dan lain-lain, tergantung pada kemampuan keluarga pengantin pria.
Kata Kunci : Kebudayaan, pernikahan, Upacara Adat

BAB 1
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah
Pernikahan merupakan salah satu tahap penting dalam kehidupan manusia. Selain merubah status seseorang dalam masyarakat, pernikahan juga merupakan hal yang sakral, sebuah pernikahan dapat menghalalkan hubungan antara pria dan wanita. Pernikahan juga memiliki fungsi sosial, seperti ketika mempersiapkan pelaksanaan prosesi pernikahan pasti membutuhkan bantuan orang lain sehingga dapat mempererat hubungan masyarakat melalui gotong-royong. Pernikahan juga dapat mempersatukan dua kebudayaan atau lebih, karena tidak ada larangan dalam pelaksanaan pernikahan beda suku, lain halnya dengan pernikahan beda agama yang dilarang oleh negara, seperti yang terdapat dalam Undang-Undang Nomer 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan, “perkawinan adalah sah apabila dilakukan menurut hukum masing-masing agamanya dan kepercayaannya itu”. Prosesi pernikahan di Cilacap biasanya dilaksanakan sesuai dengan adat yang mereka anut dengan berbagai macam ritual adat dan sarat dengan simbol-simbol kehidupan. Indonesia terdiri dari berbagai macam suku bangsa, di antaranya Batak, Jawa, Minangkabau, Lampung, dan masih banyak lagi sehingga prosesi pernikahan yang ada di Cilacap sangat beraneka ragam. Prosesi pernikahan secara tradisional ini merupakan salah satu kekayaan budaya yang harus dijaga dan dilestarikan agar tidak hilang.  suku Jawa tetap melaksanakan prosesi pernikahan dengan menggunakan adat mereka, bukan dengan menggunakan adat yang lain namun ada beberapa orang juga menggunakan adat yang lainnya. Adat Jawa memiliki banyak peraturan atau tradisi dalam kehidupannya sehari-hari yang dapat berupa pantangan atau anjuran yang bernilai sakral termasuk rangkaian dalam upacara pernikahan. Itulah sebabnya keluarga Jawa disibukkan oleh berbagai selametan yang harus diselenggarakan, maksud mengadakan selametan tidak lain agar seluruhkeluarganya memperoleh selamat.
Prosesi pernikahan adat Jawa dalam pelaksanaannya terdapat banyak makna dansimbol budaya yang memiliki arti tersendiri di dalamnya. Masyarakat suku Jawa banyak yang melaksanakan proses pernikahan tersebut tanpa mengetahui maknaatau simbol yang terdapat di dalamnya. Masyarakat suku Jawa tersebut pada dasarnya hanya sekedar menjalankan tradisi dari budaya yang dimiliki.Kurangnya pemahaman masyarakat suku Jawa mengenai makna-makna tersebut, masyarakat suku Jawa menganggap rangkaian prosesi adat pernikahan itu tidaklah penting untuk diupacarai karena dinilai hanya memperumit pelaksanaan prosesi pernikahan, sehingga prosesi pernikahan yang dilaksanakan saat ini lebih ringkas.

B.     Tujuan Penulisan
1.      Memberikan informasi Upacara Adat Pernikahan.
2.      Dengan mengetahui tentang Upacara Adat Pernikahan yang merupakan salah satu tradisi yang ada di daerah Cilacap.
3.      Mempertahankan tradisi Upacara Adat Pernikahan yang harus dijaga dan di lestarikan agar tidak hilang.
4.      Memberikan informasi teerkait nilai-nilai yang ada pada Upacara Adat Pernikahan.


BAB II
PEMBAHASAN

Nontoni
Istilah Nontoni berasal dari kata menonton, maksudnya seorangputra datang ke rumah seorang putri untuk melihat putri itu. Putra dan orang tuanya datang ke rumah orang tua putri dan membicarakan hal-hal biasa, tidak membicarakan kemungkinan pernikahan. Putri yang ditonton masuk ruangan tamu untuk menawarkan makanan danminuman. Putrilainselain yang sedang ditonton dilarang menawar supaya tidak terjadi kebingungan. Putra yang datang tidak boleh menatap putri itu tetapi melihat saja, putri itu akan masuk beberapa kali jadiadawaktu untuk melihat dia. Kalau waktunya sudah cukup untuk putra dan orang tuanya, mereka akan minta diri untuk pulang dan memberi tahu orang tuaputri kalau mereka mau lain kali akan memulai membicarakan tentang pernikahan. Kalau putra itutidak ingin menikah dengan putri itu tidak ada masalah karena belura ada kesepakatan ataupun rencana. Nontoni ini adalah acara pertama menurut adat, kalau putra suka pada putri itu dia bisa memutuskan untuk mulai merencanakan pernikahan. Maksud acara ini adalah supaya putra bisa melihat putri yang dia belum kenal, yang dijodohkan oleh orang tuanya. Kini acara ini jarang diselenggarakan karena orang tua makin jarang menjodohkan anaknya. Kini banyak orang muda memilih calonnya sendiri, dan biasanya berpacaran terlebih dahulu. Jadi keinginan untuk menikah bisa dimulai dengan pelamaran saja.
Menurut adatJawaBaratacarayang pertama dinamakan Neundeun Omong. Dengan acara ini orang tua putra atau orang lain yang dihormati datang ke rumah orang tua putri untuk membuat kesepakatan bahwa anaknya akan menikah. Pertemuan ini dianggap seperti penerimaan tamu biasa sehingga persiapan sekedanya saja. Menurut adat orang yang datang untuk Neundeun Omong memakai kalimat yang sama: "Urang nepungkeun bangkelung ngadeukeutkeun baraya, sugan dipinareng tayahalangan harungan, omong tisisi ti gigir, urang sakalian ngalunaskeun hutang bae, nuluykeun pirundayaneun." Terjemahan dalam Bahasa Indonesia: "Kitapertemukan tangkai sirih, mendekatkan kekeluargaan mudah-mudahan tiadasesuatu halangan danrintangan, ucaporangdari kanan dankiri, sekalian (sekaligus) melunaskan hutang, melangsungkan keturunan." {Adat dan Upacara Perkawinan Jawa Barat, 1978/1979:81) Percakapan ini bukan perjanjian tetapi pengucapan keinginan saja dan kecocokan kedua jodohini harus dipertimbangkan dulu. Kalau adaorang yang ingin membatalkan rencana tidak adamasalah danalasan yang benar tidak harus diucapkan, cuma alasan yang tidak akan menyakiti hati jodoh. Kini acara ini dan bisa dilewati dengan pelamaran saja.
Nglamar
Kalau semua ingin dilanjutkan orangtua putraakan minta seseorang, disebut congkok, datang ke rumah orang tua putri untuk melamar. Congkok, calon pengantin putra dan mungkin diikuti laki-laki lain diterima olehbeberapa orangdirumah putri. Sesudah beramah-tamah congkok memberikan lamaran, bias secara lisan atautertulis. Kalau lamaran secara tertulis seseorang yang dianggap cocokakandipilih untuk membacakannya. Keluarga putri bisa menerima pelamaran langsung tetapi biasanya mereka berkata mereka harus mempertimbangkan dulu dan akan memberi jawaban nanti. Keluarga putri akan melakukan ini walaupun mereka sudah memutuskan untuk menerima pelamaran sebagai lambang putrinya tidak mudah dikawini atau diberikan kepada orang lain. Hal ini penting untuk gengsi keluarga putri. Dan kalau terjadi pelamaran ini tidak diantisipasi, keluarga putri akan memakai waktu ini untuk mencari tahu tentang keluarga putra yang melamar. Jawaban akan dikirim, secara lisan atau tertulis, kalau sudah diputuskan oleh keluarga putri.
Di Cilacap, Jawa Tengah, surat lamaran dibawa oleh kakak ibu atau bapak calon pengantin putrak calon pengantin putri. Dulu surat ini ditulis dalam Bahasa Jawa dan dengan hurufJawa tetapi kini Bahasa Indonesia bisa dipakai asal isinya halus dan sopan. Sesudah beberapa minggu calon pengantin putri membalas dengan  surat untuk menerima atau tidak. Upacara ini dinamakan Nanyaan diJawa Barat dan terdiri dari tigabagian utama. Artinya adalah bertanya. Orang yang datang kerumah putri untuk melamar akan mengatakan maksud untuk datang, bertanya kalau sudah ada orang yang meminang putri itu dan kalau belum, bertanya kalau diarela menikah. Istilah lain untukacara ini adalah Ngelamar atauNyeureyhan. Katangelamar berasal dari kata melembar yang berarti menyerahkan lembar-Iembaran sirih, istilah Nyeureyhan jugamempunyai arti memberi sirih. (Adat dan Upacara Perkawinan Jawa Barat. 1978/1979:83) Kata-kata ini berasal dari tradisi yang makin jarang dilakukan, yaitu membawa sirih untuk diserahkan kepada keluarga putri pada waktu pelamaran. Hadiah sirih ini diikuti pinang, kapur, gambir dan tembakau. Sesudah orang tuaputri setuju dengan pelamaran, putrinya dipanggil untuk dilamar. Kalau putri itusetuju, sirih pinang ituakan diserahkan kepada bapak calon pengantin putri dan dimakan oleh semua orang dirumah. Kalau bungkusnya dibuka sebelum dimakan bermaksud ada sesuatu yang diinginkan, dankalau sirih tidakdimakan bermaksud pelamaran tidak diterima. Akhirnya uang secukupnya diserahkan kepada keluarga putri sebagai pengikat, artinya putri sudah menjaditunangan. Kini calon pengantin putra akan membawa duabuah cincin sebagai tanda kedua calon menjadi tunangan. Selain cincin adajugapakaian, sedikit uang, kue-kue, atau barang-barang lain bisa diberikan untuk pestajuga.
Srah-Srahan
Biaya upacara pernikahan merupakan tanggung-jawab orang tua pengantin putritetapikeluarga pengantin putra memberikan kontribusi dengan upacara srah-srahan. Beberapa hari sebelum pernikahan orangtua pengantin putradatangdengan membawapeningset, yaitu bermacam-macam hadiah dan uang untuk menentukan kedua pengantin sudah diikat. Pengantin putra harus memakai pakaian sederhana, dan tidak boleh memakai perhiasan selain dari cincin tunangan. Busana gaya Yogyakarta adalah kesatrian, baju surjan bergaris, yaitu jas dengan lengan panjang biasanya terbuat dari kain bertenun, blankon Yogyakarta, kalung karset dan keris. Untuk gaya Solopangeranan, jas beskap, kalung karset dan keris yang dipakai. Pengantin putra bertemu dengan keluarga dan teman pengantin putri tetapi tidak boleh bertemu dia sendiri.
Secara tradisipeningset ini terdiri dari:
1.      Jadah, masakan yang terbuat dari nasi dan kelapa. Artinya supayacalonsuamidan istri akanbersatu dengan kuat, susah untuk dipisahkan, seperti makanan ini. Jenang, masakan nasi dengan gula dan kelapa. Artinya supaya pasangan hidup erat, bahagia dan manis seperti makanan ini. Pisang Raja. Raja supaya mereka bahagia seperti raja. Pisangnyaharus sudah masak, artinya perbincangan antara keduanya selalu jadi (masak). Berkaitan dengan peningset ketiga, kalau kesepakatan untuk menikah dibatalkan, pisang yang belum masak akan dibawa, sebagai lambang rencana belum terjadi. Jadah, jenang dan pisang dimasukkandalampanjangHang, yaitu bakul kecil yang terbuat dari janur yang dianyam. Hadiah ini diberikan kepada keluarga pengantin putri serta uang di dalam peti kecil. Keluarga pengantin putrijuga bisa mintasesuatu lagi yangdiinginkan. Keluarga putra harus berusahamemenuhi permintaanini sebagus mungkin karena hadiah ini akan diperlihatkan kepada semua orang. Kini, selain dari makanan dan uang, peningset yang diberikan pengantin putra bisa termasuk barangbarang yang Iainmisalnya kain, pakaian, perhiasan, alat rias, alat-alat rumah tangga, uang dan lain lain, tergantung pada kemampuan.
Ngeuyeuk Seureuh
Upacara ngeuyeuk seureuh, yang hanya ada pada adatSunda, biasanya dilaksanakan padasore harisatu hari sebelum pernikahan. Arti kata seureuh adalah sirihdan arti kata ngeuyeuk adalah mengurus, mengeijakan atau berpegang-pegangan. Jumlah orangyang ikutupacara iniharusberkelipatan tujuh, tujuh, 14 atau 21. Nomor tujuh dianggap nomor keberuntungan. Ada banyakbahanyang harus disiapkan untuk upacara ngeuyeuk seureuh, misalnya: sirih beranting; pinang, gambir; kapur sirih; tembakau; mayang pinang; pelita; kendhi berisi air; bokor dengan beras putih, kunyit, bunga-bunga dan uang; bokor dengan airdan bunga-bunga; tikar pandan; telur; kayu bakar dan daun pisang; pakaian pengantin putri dan putra; kain putih dan bermacam-macam kain lain.Semua bahan-bahan ini diletakkan di Iantaibersama-sama(kecuali pelita) di atas tikar yang ditutupi dengan kain putih. Pembawa acara memulai acara dengan pidato, lalu seorang laki-laki membakar kemenyan dan membaca doa selamat. Pelitadengan tujuh sumbu, simbol tujuh berarti hari dengan matahari yang terang, melambangkan pengantin akan jujur dalam hubungan dan memperlihatkan keadaan baik-baik saja kepada orang lain. Penjelasan ini bisa dilihat karena lampu tersebut menerangi sekelilingnya saja, tetapi didalamnya adabayangan. Pembawa acara, sambil mengangkat tikardan kain putih, menceritakan bahwa semua orang, dengan sifat yang bagaimanapun, akhimya akan dibawa ke kuburan dibungkus didalam kainputih. Adadua bentuksirihyangdisiapkan utuk upacara ini, lungkun dan tektek. Dua macam sirihini melambangkan duaorang yang berasal dari tempat berbeda. Yang lungkun digelung sebagai simbol laki-laki dan tembakau dimasukkan dalam Iubang untuk tektek, sebagai simbol perempuan. Tektek juga melambangkan keselarasan karena ramuanharus sesuaiatau tidak baik,tidak dinikmati oleh yang makannya. Keduanya diikat bersama, seperti dikawinkan, memakai rambu yang hasil perempuan jadiinimerupakain symbol perempuan mengikat laki-laki. Rambunya kuatsekali, tidakmudah patah, symbol isteri haruskuat, tekad dan hati-hati.



UPACARA SEBELUM PERNIKAHAN
Siraman
Acara siraman, yangdilaksanakan padahari sebelum pernikahan, adalah acaramemandikan pengantin supaya diabersih dan suci untuk malam midodareni (malam yang suci atau sakral) danuntuk pernikahan pada hari berikutnya. Kedua pengantin dimandikan dirumah sendiri dengan upacara sendiri, biasanya di kamar mandi atau di kebun. Ditempatnya disediakan kursi kecil diatastikaryangditutupi dengan bermacam-macam jenis daun, termasuk dlingo beng/e (yang dipakai untukobat), dan empat jeniskain. Pengantin putrimemakai riastetapirambutnya terurai. Sebelum acara dimulai pengantin minta do'a restu dariorangtua, danorangtua juga minta do'a restudari nenek dan kakekkalau masih hidup. Pengantin putri memakai kain putih dan kain berpola Grompol atau Nagasari danbunga melati yang dirangkai menjadi baju. Disamping pengantin ada mangkuk yang terbuatdaritembaga atau perunggu yang berisi air bunga, gayung yangterbuat daridua tempurung kelapa yang terikat, dan kendhi berisi airsuci. Sebagian air dari mangkuk siraman dioleskan kepada kendhi untuk dibawa kepada rumah pengantin putra untuk dipakai dalam upacara siraman dia.
Siraman
Isi air bunga:
1. Air dari tujuh mata air.
2. Bermacam-macambunga, termasuk bunga melati, bunga mawar dan bunga sedap malam.
3. Lima warna bubuk berlaku sebagai sabun.
4. Sampo dan konditioner secara tradisional: abu beras, air kelapa dan air asamjawa.
PertamaIbu mengoleskan bubuk sabun kepada tangandan kaki putrinya. Lalu tujuh orang, atau lebih asalkan ganjil, menuangkan tiga gayung air bunga kepada kepala dan badan pengantin. Bapak pengantin memulai siraman dulu, lalu Ibupengantin, danselanjutnya Ibu-Ibu terhormat yang dipilih karena dianggap berakhlak tinggi. Tetapitidak bolehIbu yangsudahbercerai, janda, yang tidak mempunyai anak atau yang tidakbisamelahirkan anak. Maksudnya supaya pengantin diberi berkatseperti Ibu-Ibu ini supaya mudahdan cepat punyaanak. Pengantinjuga mencuci muka sendiri denganair dari kendhi.
Bahan-bahanyang disediakanuntuk upacara siramanadat Sunda:
1. Bunga setamantermasuk bungamelati, bungamawar, bungapacar banyu,bunga ceplok
piling dan bunga soka.
2. Tujuhbuah keris-kerisan terbuat darijanur kuning diikat bersama.
3. Perhiasanpeningset di dalamkeranjang yang anyamannya jarang.
Di upacara siraman Jawa Barat keris-kerisan dimasukkan ke airsiraman dan badan pengantin diperciki dengan airtersebut sambil membaca do'a. Maksud do'a iniadalah "Semoga calon pengantin ini selalu hidup bahagia dantidakada halangan satupun". (Bratawidjaja. 1997:32) Keranjang janur,dengan perhiasan peningset di dalamnya, dipegang di ataskepala pengantin danairsiraman dituangkan melalui keranjangitu dengan cara yang dijelaskan di atas.
Pemecahan Kendhi
Sesudah pengantin dimandikan Ibu pengantin menjatuhkan danmemecahkan kendhi. Pemecahan ini adalah lambang pengantin sudah dewasadan siapuntukmeninggalkan keluarga untuk memulai keluarga sendiri. Ibu tidak bertanggungjawab lagi,ada orang lainyangbertanggungjawab. Menurut Dra. H.I.Roeswoto(1992:11)lambang pemecahan kendhi adalah bahwa"calonpengantin putri sudah pecah pamor atau daya tariknya."
Menanam Rambut
Bapak dan Ibu memotong sedikit dari ujung rambut pengantin, inidilakukan untukmembuang sangkal atau kotoran darimasa kecil. Kotoran ini dianggap sebagai halangan dan harus dibuang supaya tidak ada halangan lagiuntukkehidupan baru. Rambut pengantin putrajuga dipotong dan rambutnya dibawa ke rumah putri untukditanam bersama-sama di kebun. Sesudah acarasiraman pengantin putridigendong masuk kamar oleh Bapak untuk terakhir kali kasih sayang sebagai anak. Bapak menggendong putrinya jugabisa melambangkan ayah membawa anaknya kepada hidup mandiri untukmulai keluarga sendiri. Menanam Rambut Penjualan Dawet, Dawet adalah sejenis minuman cendol yang dianggap bagus untuk kecantikan. Pecahan dari kendhi dipakai oleh tamu sebagai uang untuk 'membeli' dawet dari Ibu pengantin putri yang memakai alat-alat penjual dawet. Bapak yang membawa payung menerima pecahan kendhi dan memberi kembalian, yaitu hadiah kecil seperti uang receh buat-buatan dengan pesan minta do'a restu. Penjualan dawet dilakukan sebelum jam 12, waktu matahari mencapai puncaknya, namanya gerak memuncak, untuk melambangkan perkembangan. Pendapatan (pecahan kendhi) dari penjualan dawet dimasukkan di dalam kantong dan disimpan. Penjualan dawet ini supaya upacara kelihatan ramai, untuk membuat suasana lebih akrab dan meriah, dan supaya nanti pendapatan pengantin banyak. Kata dawet berhubungan dengan kemruwet, artinya ramai atau banyak penunjung.
Meratus Rambut
Sesudah siraman periasmenjemur rambut pengantin putri denganhandukdan meratus(memberi wangi-wangian dari asapbubukwangi)rambut. Asapnya daribubukratus dan gula pasir yangdiberi api. Perias duduk di belakang pengantin putri, rambutnyadisisirdan handuk dibentangkan di atas kepala supaya asap dari bawah tidakcepatkeluar. Lalurambutnya digelung, muka danlehemya dicuci, dandirias dengan hati-hati supayadia siapuntuk malam midodareni. Pengantin putrimemakai kainberpola Sidomukti atau Sidoasih dan kebaya. Simbol pola kain ini adalahuntuk hidupyang sejahteradan pemujian dari orang lain.
Upacara Ngerik
Sesudah meratus rambut perias menghilangkan anak rambut didahi gadis dan mencukur bagian rambut menjadi bentuk untuk tata rias, yang akan di pakai pada hari kemudian untuk upacara pernikahan. Tempat duduk pengantin secara adatterdiri dari tikar, bermacam-macam daundiatasnya, danditutupi dengan kainputih. Kini tempatdudukinisering disiapkan dulu, tikar dankainputihnya dijahit dan daundaunnya dimasukkan di dalam.
Menurut gaya Solo simbolisme alat-alat upacara ngerik sebagai berikut:
1. KlosoBongko Sebagai alas, merupakan simbol dasar hidup.
2. Daun Kluwih Sebagai simbol sifat limiwih, unggul.
3. Daun Alang-alang Supaya tidak ada halangan.
4. Daun Opo-opo Supaya tidak terjadi apa-apa.
5. Daun Dadap Srep Melambangkan daya sirep, tenang.
6. Daun Nanas Karena buah segar melambangkan kesegaran dan kesehatan.
 7. Sindur Bangun Tulak Melambangkan kata-katatulak bahaya supaya tidak ada yang berbahaya.
8. Kain putih Sebagai simbol kesucian.
Malam Midodareni
Malam ini merupakan malam terakhir pengantin putri sebagai remaja atau gadis. Dari jam enam sampai jam 12 malam pengantin putri tidak boleh keluar dari kamar. Selama waktu ini diadikunjungi oleh keluarga dan teman (perempuan saja). Waktu ini untuk perkenalan dengan keluarga pengantin putra dan untuk memerima nasihat tentang hidup sesudah menikah dari Ibu-Ibu. Pengantin diberi makanan untuk terakhir kali oleh orang tuanya.
Pada malam sebelum pernikahan pengantin putra diserahkan kepada keluarga putri dalam acara nyantri. Dia akan menginap di rumah pengantin putri, walaupun mereka tidak bolehbertemu, karena persiapan untuk pernikahan dimulai pada pagi hari. Juga adakepercayaan bahwa pengantin putri dikunjungi bidadari supaya dia kelihatan cantik selama upacara pernikahan. Kepercayaan ini berasal dari legenda 'Joko Tarub'. Menurut cerita ini seorang laki-laki bemama Joko Tarub ingin beristeri dengan seorang bidadari bernama NawangWulan. Joko Tarub menyembunyikan busana Nawang Wulan waktu diamandi supaya diatidak bisa kembali ke surga karena dia tidak bisa terbang lagi. Sesudah pasangan menikah Nawang Wulan melahirkan seorangputri, bemama Nawangsih tetapi nanti Nawang Wulan berpisah dari putrinya. Suatu hari Nawang Wulan menemukan busana sehingga diabisapulang ke surgatetapidia berjanji untuk kembali danmengunjungi putrinya, kalau dia menikah, padamalam sebelum upacaranya. (Dra.H.I. Roeswoto, 1992:20)
Kembar Mayang
Kedua mempelai membuat kembar mayang pada malam midodareni untuk ditukar padahari esoknya. Kembar Mayang terbuat dari anyaman janur, danterdiri dari bermacam-macam bentuk anyaman. Kembar mayang melambangkan harapan untuk masa depan yang sehat, sejahtera dan nyaman. Tetapi bagian-bagian kembar mayang jugamempunyai artisendiri.
Bagian-bagian kembar mayang dan simbolisme menurut gaya Solo:
1. Janur
Sebagian katajanur, nurberarti cahaya, supaya pengantin kelihatan cantik, bercahaya dan
mempesona.
2. Keris-kerisan
Dalam pasangan kembar mayang ada80 keris-kerisan. Bentuk keris melambangkan sifatsifat keris, yaitu kekuatan untuk melindungi pengantin.
3. Walang-walangan
Delapan buah bentuk walang-walangan merupakan simbol sama dengan pemakaian daun alang-alang, yaitu supaya tidak ada halangan.
4. Payung-payungan
Dua buahpayung-payungan melambangkan perlindungan untuksepasang pengantin
karenapayung melindungi darihujan ataumatahari. Inijuga berkaitan dengan
perlindungan Tuhan Yang Maha Kuasa.
5. Burung-burungan
Delapan buah burung-burungan adalah lambang keindahan, supaya kedua pengantin hidup
bahagia seperti burung.
Bagian-bagian kembar mayang dibuat dengan hati-hati dandisatukan rapatsecararapi. Akhirnya
delapanrangkaianbunga melati diikatkanpada kembar mayang.
Upacara Langkahan
Upacara langkahan diselenggarakan cuma kalau kakak pengantin belum menikah. Adik yang mendahului kakakuntukmenikah dianggap kejadian yang kurang baik, upacara langkahan bermaksud untuk menghindari kemungkin terjadi akibat yang buruk untuk kakak yang belum menikah. Upacara ini dilakaukan pada malam midodareni sebelum ramai karena upacara ini untuk keluarga saja. Adik memberi hadiah kepada kakaknya sambil mohon diperbolehkan untuk menikah lebih dahulu olehkakaknya. Duluhadiahnya merupakan tongkat yang terbuat dari tebu wulung dan panggang ayam. Kini hadiah tertentu bisa diminta oleh kakak menurut kemampuan.




UPACARA PERNIKAHAN
Akad Nikah
Akad Nikah adalah upacara pernikahan secaraagamadan secara resmi. Menurut pemerintah Cuma akad nikah yang perlu dilaksanakan untuk menikah secara hukum. Upacara ini bisadilakukan di gereja untuk orangKristen, dimesjid untukorangIslam ataudi rumah. Yang berikut adalah acaraakadnikah Islam yang diselenggarakan dirumah pengantin putri. Pengantin putrimemakai kaindengan kebaya putih yang halus sekali danjugamemakai bungamelati di rambutnya. Putramemakai jas dan kopiah dan duduk diseberang meja dari calon isteri yang duduk di tengah Ibu dan Bapaknya. Pertama BapakPenghulu dariKantor Urusan Agama (KUA) membaca syarat-syarat untuk pernikahan. Pengantin putraharus menyetujui untuk memenuhi semua syarat-syarat ini danbersumpah untuk menjaga danmelindungi isterinya. Bapak pengantin putri menyerahkan putrinya kepada pengantin putra. Sesudah keduabelahpihak sudahsetuju untukdinikahkan keduapengantin dan kedua saksi menandatangam surat nikah. Kedua saksi ini dihadirkanuntuk Minta Do'a Restu.
Upacara Panggih
Pada siang hari sesudah akad nikah upacara pernikahan adat dilaksanakan. Untuk acara ini orang tua pria tidak boleh ikut. Pasangan pengantin memakai busana tradisional. Pertama ada 'temu pengantin,pengantin putra membawa pisang raja sebagai tanda dia sudah siap dan masuk gerbang atau pintu depan diikuti dua pendamping (saudara atau teman akrab orang tuanya) yang membawa payung. Lalu kedua pengantin menukar kembar mayang sebagai tanda pengantin masih suci, belum kawin. Kembar Mayang ini dilempar di atas tarub untuk melambangkan hidup pasangan nanti selalu naik ke atas. Di daerah-daerah di Jawa adaperbedaan kecil, beberapa yang dijelasakan di bawah, tetapi kebanyakan acara sama. Upacara panggih dimulai dengan sawat-sawa/an atau balangan gantalsirih. Pengantin putra-putri saling melempar daun sirih. Kini artinya bertemunya perasaan (melempar hati), dan dianggap waktu yang menyenangkan. Tetapi dahulu acara ini berasal dari kepercayaan bahwa daun sirih bisa membuat makhluk yang menyamar sebagai pengantin kembali ke bentuk aslinya. Kemudian dilaksanakan acara wiji dadi. Pengantin putra meletakkan telur ayam kampung kepada dahinya sendiri dan dahi pengantin putri dan lalu melempar telur ini supaya pecah. Ini melambangkan pikiran kedua pengantin menjadi satu supaya bisa mengatasi semua masalah. Acara ini menunjukkan kesucian putri, bahwa diamasih gadis, dan sebagai simbol mengembangkan keturunan, bahwa diaakan menjadi ayah. Kakinya dibasuh dengan airbunga setaman, berisi bunga melati, bunga mawar danbunga kenanga; dan dibersihkan oleh pengantin putri yang duduk di depan putra. Ini melambangkan bahwa putri menghormati suaminya dan bahwa diatetap setia dan tetap sedia melayani suaminya. Lalu kedua mempelai bersalaman, berpegangan tangan dengan jari kelingking, danIbu pengantin putri menutup bahu keduanya dengan kain selendang yang berwama merah dan putih. Warna merah melambangkan gulamerah danputih melambangkan kelapa, penting karena banyak dipakai dalam makanan Indonesia. Pengantin diantar oleh Bapak ke kursi pelaminan, lambang Bapak menunjukkan kepada pasangan mempelai jalan hidup yang baik supaya bahagia, dan Ibu memberi semangat. Kedua pengantin duduk di pangkuan Bapak mempelai putri, putri di kaki kiri, danputradi kaki kanan. Ibu putri bertanya kepada Bapak siapa yang lebih berat dandiabertanya bahwa mereka sama saja. Ini adalah simbol kepentingan sama, tidak ada perbedaan, diantara anaksendiri dananakmenantu. Kemudian ada acarakacar-kucur. Pengantin pria memberikan beras, kacang, dan uang receh yang dibungkus dalam kain berwarna merah dan putih kepada wanita selanjutnya diberikan kepadaorangtuanya. Maksudnya suami akanmemberi hasil kerja, atau kekayaan, kepada isterinya untukdisimpan.
Kacar-Kucur
Akhirnya pasangan pengantin makan bersama dalam acara dahar klima, biasanya nasi kuning dan lauk pauk,bermacam-macam makanan misalnya telurdadar, tempe kering, bergedel, abondan lain lain. Pertama pengantin putramemberi makanan kepada isterinya danlalupengantin putri memberi makanan kepada suaminya, dan terus menyuap bersama. Acara ini melambangkan bahwa mereka saling memberi dan menerima, bahwa hasil rejeki akan dipakai bersama. Di Soloacara ini dijelaskan sebagai simbol bahwa nanti pasangan suami isteriakansaling menolong, keduanya saling bertanggungjawab dalam rumah tangga. Ditambah denganacara biasa, kalau pengantin putri adalahanak pertamaatau anak terakhir, ada upacara lain. Kalau dia anak pertama minuman terbuat dari kelapa hijau yang diminum olehAyah dan Ibu pengantin putri dan diikuti pasangan pengantin. Ibu pengantin putri bertanyakepada Ayah bagaimana rasanya dan dia menjawab segar dan lezat, tidak ada yangkurang. Ayah jawaban begini supaya rumah tangga selalu segar. Kalau pengantin putri merupakan anak terakhir upacara pernikahan ini adalah yang terakhirjadi ada uang yang dibagikankepada saudara-saudarapengantinputri. Upacara inidiselesaikan dengan pasangan pengantin minta do'a restu dari orang tua. Kalau menurut acarapernikahan Malang, JawaTimur, sebelum upacara panggih dimulai pengantin putramembawa ayam untuk diberi kepada tunangan. Pengantin putrabicara memakai sandi, diaberkata kepada wakil putri bahwa diamencari jodohuntukayamnya. Laluayam diberikan kepada wakil putridan keduapengantin baru bisabertemu. Pengantin laki-laki dan perempuan membawa rontek, tongkat yang dihiasi dengan kertasberwama-warni dalam bentukbunga, dan masukdari arahberbeda untuk bertemu. Lalu upacarapanggih diselenggarakan. Sesudah acaramenginjak telur, bunga ditukar sebagai tandakedua pengantin saling kasih sayang. Lalukeduanya minum airputih yang diberi orangtuanya, melambangkan orangtua memberi kekuatan kepada anaknya. Kemudian pasangan berpegangan jari kelingking danberputar membuat angka delapan melambangkan masa berdua; sukadanduka, kebahagian dan kesusahan, semua harus dijalani bersama. Berlangsung dengan upacara biasa. Upacarapanggih menurut gayaSolodimulai dengan upacara sungkem. Kedua mempelai mengucapkan terima kasih untukbimbimgan sejak lahir sampai menikah danmenunjukkan baktinya kepada orangtua dankeluarga yang lebih tua supaya dapat berkat Tuhan dalam halrumah tanggayang baru. Pengantin putrijuga bisamelakukan sungkem kepada suaminya, sebagai lambang kebaktian isteri terhadap suami. Kalau kedudukan isteridalam masyarakat lebih tinggi daripada suaminya sungkemmenunjukkan bahwa dalam keluarga dia berbakti danmenghargai suaminya. Kini acarainiseringtidak dilakukan, dan tidak harus, kecuali kalaukeluargainginupacarapernikahan lengkap, danmemenuhi semua syarat upacara menurut adat Jawa. Kemudian ada upacarasaweran, yaitupetuanyinden, pembacaan yangdilagukan, dalamBahasa Sunda. Pesan-pesan iniuntuk pengantin mengenai rumah tangga, tentang cita-cita yangdiperlukan sepertiharus setia, selalu siap untuk susah dan senang.
Bahan-bahan yang disiapkan:
1. Beras putih
Simbol kebahagian hidup.
2. Kunyit
Simbol kejujuran dan kemuliaan.
3. Bunga-bunga
Simbol keharuman nama baik rumah tangga.
4. Uang receh
Simbol kekayaan atau kecukupan.
5. Payung
Simbol perhatian.
6. Sirih dijadikan serutu
Simbol kejujuran diantara pasangan suami-isteri.
7. Permen
Simbol watak manis dan ramah tamah.
8. Kunyit dicampur dengan airdanlalu dicampur dengan berasputih, dijadikan nasi kuning. Sambil membaca petuamelemparkan campuran bahan-bahan ini sebagai peringatan kepada pengantin putri dan putra bahwa kalau hidupnya mulia dan bahagia seharusnya senang membantu orang lain. Berikutnya adalah upacara nincak endog, yaitu injak telur. Pengantin putraberdiri ditanggadan pengantin putri berdiri di anak tangga satutingkat lebih tinggi. Bahan-bahan upacara ini, yang melambangkan nasihat untukkeselamatan kedua pengantin, terdiri-dari:
1. Tujuh tangkaisagar (lidi enau)
Sifatnya keras, tidakmudah patah, peringatan kepada keduapengantin agarjangancepat marah, karena bisa mengakibatkan hidup yang tidak harmonis.
2. Telur ayam
Melambangkan keinginan untuk menjadi orang yang bertanggungjawab dan keinginan isteri untuk mengikutibimbingan suami.
3. Pelita dengan tujuh sumbu
Untukmenerangkan cara mengurus rumah tanggasupaya keduanya asah, asuhdan asih.
4. Elekan,potongan bambu yang kosong sebagai peringatan jangan sampai kosong, harus berilmu.
5. Kendhi berisi air bening
Sebagai alat pembersih dan pendingin, untuk membuat suasanayangbaik.
6. Papan
Untuk menginjak telur. Wanita ataulaki-laki yang belum menikah tidakboleh melangkahi papan karena kepercayaan kalau terjadi mereka tidakakan dapatjodoh.Tetapi yangsudah menikah harusmelangkahi papanuntukmelambangkan isteri harusmengikuti bimbingan suaminya. Pengantin priamemegang pelita yang dinyalakan danpengantin wanita membakar tujuh tangkai sagar dengan apinya. Api dimatikan, selanjutnya sagar dipatahkan dandibuang. Kemudian mempelai pria menginjak telursampai pecah dan kakinya dibersihkan olehmempelai wanita. Lalukeduapengantin melangkahi papan tersebut bersama. Pengantin putri masuk rumah tetapi pengantin putramenunggu diluar untuk upacara berikutnya. Pengantin putramengetuk pintutiga kali untuk memulai upacara buka pintu. Pengantin putri menjawab dengan pertanyaan danditeruskan dengan tanya jawab syair tertentu danakhirpengantin putri meminta kepada pengantin putrauntuk mengucapkan do'a. Do'a ini merupakan janji keduanya akantetap setia. Akhirnyapengantin putra boleh masuk rumah. Dalam upacara huap lingkung kedua mempelai makan bersama. Pengantin putramelingkarkan tangan kanannya ketengkuk pengantin putri dan sebaliknya. Mereka saling memberi makanan tiga kali dan lalumemberi minuman. Kemudian adalah rebutan ayam. Keduamempelai memegang kaki ayamdan menarik sampai terbagi dua. Siapa yang dapat bagian yang paling besar akan dapat rezeki yang paling besar. Upacara ini juga bermakna kedua mempelai harus bekerja sama untuk mencari rezeki.
RESEPSI
Pada sore atau malam sesudah upacara pernikahan resepsi diselenggarakan untuk merayakan pernikahan. Pasangan suami-isteri yang baru menikah memasuki ruangan yang disediakan untuk resepsi dengan upacara kirab. Pertama cucukinglampah,seseorang sebagai penunjuk jalan, masuk dan lalu pasangan pengantin didahului patah sakembar, dua anak perempuan berpakaian kembar. Pasangan pengantin diikuti kelompok putri domas; dua orang perjaka, biasanya adik atau saudara pengantin; keluarga yang belum menikah; orang tua kedua pengantin dan keluarga lain. Kalau ada hiburan biasanya merupakan tarian tradisional untuk sambutan saja, atau musik gamelan yang mengiringi selama resepsi. Tamu yang diundang memberi hadiah, menandatangam buku tamu dan memberi salam dan selamat kepada pasangan suami-isteri baru. Makanan disajikan dan tamu diterima selama kurang lebih duajam, tergantung pada jumlah hadirin. Akhirnya upacara pernikahan seiesai dan pasangan suami-isteri pulang untuk mulai kehidupan bersama.

PENUTUP

Upacara pernikahan adat di daerah cilacap begitu rumit; persiapan, upacara-upacara dan bahan-bahan semua bermakna khusus untuk keselamatan dan kesejahteraan pasangan pengantin dan keluarganya. Dan makna ini persis yang membuat upacara pernikahan penting, kalau tidak ada makna tidak ada maksud.


SUMBER/REFERENSI

Sumber Primer            :
Nama                           : RIASTI
Pekerjaan                     : WIRASWASTA
Sumber Sekunder        :
Bratawidjadja, Thomas Wiyasa. 1997. Upacara PerkawinanAdat Sunda. Jakarta: PT Midas Surya Grafindo.
Bratawidjadja, Thomas Wiyasa. 1985. UpacaraPerkawinan AdatJawa. Jakarta: PT Midas Surya Grafindo.
Departmen Pendidikan dan Kebudayaan, Pusat Penelitian Sejarah dan Budaya, Proyek Penelitian dan Pencatatan Kebudayaan Daerah. 1977/1978. Adat dan Upacara Perkawinan Daerah Istimewa
Yogyakarta.
















LAMPIRAN

1.      BUSANA PENGANTIN
2.      SIRAMAN
3.      AKAD NIKAH DAN RESEPSI




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

TRADISI NYADRAN DI MAKAM SEWU DIWIJIRWJO PANDAK BANTUL

Oleh : Febriana SiskaWati (2017015260) Febrianasiska123@gmail.com Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa ABSTRAK Tulisan ini m...