Jumat, 24 Mei 2019

FESTIVAL HUDOQ “TARIAN TOPENG” YANG DILAKUKAN MASYARAKAT DI MAHAKAM ULU, KALIMATAN TIMUR




Nama  : Yasisca Sanda Kartika (2017015007)
Nim     : 2017015007

Abstrak/ Ringkasan
Setiap setahun sekali, di daerah Kalimantan Timur tepatnya di Mahakam Ulu yang tinggal di kampung Long Pahai, Long Punuk, Long Bagun selalu merayakan Festival Hudoq. Festival ini harus dihadiri oleh 12 kampung yang ada disana. Festival Hudoq ini merupakan acara penghormatan orang Dayak kepada alam dan bumi. Mereka percaya bahwa restu leluhur menjadi keutamaan untuk tanah yang subur. Ini diadakan apabila suku Dayak akan melakukan penanaman padi, jagung, dan tebu diladang mereka.
Penelitian ini dilakukan dengan mengumpulkan data. Pengumpulan data ini dilakukan dengan menggunakan teknik wawancara. Berdasarkan hasil analisis data tersebut, diperoleh kesimpulan, yaitu: Didalam Festival Hudoq terdapat tarian-tarian khas orang dayak salah satunya adalah tarian Hudoq atau topeng yang menjadi salah satu mascot kabupaten Mahakam Ulu. Tarian ini di persembahan kepada bumi dan ritual permohonan kepada Tuhan Yang Maha Esa agar hasil pertanian mereka diberikan hasil yang melimpah ruah yang menjadikan salah satu cara mengucapkan rasa syukur. Suku Dayak Mahakam Ulu percaya bahwa para roh ini ada yang berasal dari dalam air, ujung langit, ujung bumi, bawah tanah, dan ada pula yang berasal dari tanah khayangan. Jenis kebaikan yang mereka bawa pun berbagai macam, ada yang membawa roh padi agar padi tumbuh dengan sehat dan berlimpah, ada yang membawa roh binatang buruan agar mudah diburu oleh manusia, ada yang membawa roh ikan agar berlimpah, ada yang membawa roh tanaman buah agar dapat berbuah banyak, ada pula yang membawa roh harta benda, roh kesehatan, dan lain-lain. 




Pendahuluan
Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri dari banyak pulau dan memiliki berbagai macam suku bangsa, bahasa, adat istiadat atau yang sering kita disebut kebudayaan. Keanekaragaman budaya yang terdapat di Indonesia merupakan suatu bukti bahwa Indonesia merupakan negara yang kaya akan budaya. Kebudayaan daerah yang ada di Indonesia ini semakin lama semakin tergusur oleh arus globalisasi yang sudah merajalela di negara kita. Oleh karena itu, sebagai generasi penerus bangsa, kita harus melestarikan dan mempertahankan budaya daerah tersebut agar tidak hilang ditelan oleh zaman.
Kebudayaan bangsa Indonesia telah lama diwarisi secara turun temurun dan telah menjadi sebuah kepercayaan yang sulit untuk dihilangkan. Kepercayaan-kepercayaan tersebut biasanya dipertahankan dengan sifat-sifat lokal yang dimiliki, dimana sifat lokal tersebut yang  menjadi suatu kearifan yang selalu dipegang oleh masyarakatnya. Kepercayaan yang masih menjadi tradisi dalam masyarakat juga disebabkan, karena kebudayaan yang ada tersebut bersifat menyeluruh, sehingga melekat pada kehidupan masyarakat dan telah menjadi hal yang pokok dalam kehidupannya.
Karena kebudayaan merupakan kekayaan serta ciri khas suatu daerah, maka menjaga, memelihara dan melestarikan budaya merupakan kewajiban dari setiap individu, dengan kata lain kebudayaan merupakan kekayaan yang harus dijaga dan dilestarikan oleh setiap suku bangsa.
Demikian halnya di Pulau Kalimantan, pulau terbesar kedua setelah Irian. Di pulau ini terdapat banyak ragam budaya daerah yang sampai saat ini masih tetap dimiliki dan dihayati oleh masyarakat pendukungnya. Selain itu, tradisi budaya yang ada juga tetap dijalankan sebab sanksi adat tetap diberlakukan kepada setiap anggota masyarakat yang melanggarnya. Kabupaten Mahakam Ulu tepatnya di Provinsi Kalimantan Timur terdapat salah satu tradisi yang selalu dilestarikan dan diselenggarakan tiap tahunnya oleh masyarakat sekitar. Apalagi ditengah tengah arus globalisasi dan budaya ketimuran dapat membuat kita menjadi lupa akan tradisi kita sendiri, bahkan budaya lah yang sangat penting dalam mengembangkan suatu negara. Seperti misalnya yang terdapat di desa long bangun ada salah satu tradisi Festival Hudoq atau yang biasanya sering disebut dengan Tarian topeng. Tari ini menggunakan topeng yang dipercaya sebagai kedatangan paradewa utusan Sang Pencipta kedunia untuk membantu kehidupan manusia, membantu mengusir hama penyakit padi dan segala hal buruk yang akan menimpa kampung. Menurut mitosnya topeng ini ciptaan roh yang diluar manusia, bukan manusia. Namanya Yaitu Jeliwan Tok Hudog. Budaya tradisi ini dilakukan turun temurun dari jaman nenek moyang dan tetap dilaksanakan hingga saat ini. Ini merupakan kebiasaan masyarakat suk/etnis Dayak dalam memasuki musim panen padi.
Sesuai dengan kesimpulan diatas maka ditemukan rumusan masalah yang ingin diteliti adalah : Bagaimana makna tari hudog dan kaitannya dengan panen padi (manugal), dan bagaimana kegiatan manugal dilakukan atau dilaksanakan oleh etnis Dayak.
Festival ini dilakukan dengan tujuan diantaranya untuk melestarikan budaya sekaligus memancing wisatawan datang, karena kegiatan ini selain untuk melestarikan budaya juga memiliki nilai ekonomi luas bagi kehidupan masyarakat. Dan dapat memberikan informasi tambahan tentang bagaimana proses dan kegiatan yang ada didalam festival Hudoq.

PEMBAHASAN
Di daerah Mahakam Ulu tepatnya di desa long bagun Provinsi Kalimantan Timur masih setia mengadakan festival hudoq yang harus dihadiri oleh 12 kampung yang ada disana. Ini merupakan sebuah festival tentang penghormatan orang Dayak kepada bumi dan alam. Tentang orang orang atau masyarakat yang masih percaya bahwa restu leluhur masih menjadi keutamaan untuk tanah yang subur. Tarian penghormatan kepada bumi dan permohonan kepada Yang Maha Kuasa (Dewa) agar tanaman mereka dilindungi dari hama atau segala sumber kerusakan, agar hasil pertanian mereka diberikan hasil yang melimpah ruah hingga membawa  kemakmuran bagi masyarakat.
Hudoq dalam bahasa Dayak di artikan sebagai topeng, yaitu sesuatu alat yang di buat untuk menggambarkan suatu jenis makhluk tertentu yang di anggap keramat. Jadi yang dimaksudkan dengan Hudoq adalah topeng penggambaran makhluk yang di anggap keramat. Tari Hudoq erat hubungannya dengan kehidupan padi dan perladangan. Ini merupkan salah satu kesenian yang berpengaruh sebagai sarana komunikasi dengan roh nenek moyang. Tarian topeng bagi suku atau etnis Dayak dipercaya sebagai tarian kedatangan para dewa utusan sang pencipta ke dalam dunia, untuk menjaga dan melindungi kehidupan dan tanaman padi yang baru ditanam. Tarian ini dilakukan setiap setahun sekali sekitar bulan September-Oktober dalam menjelang Menugal tiba. Mereka meyakini bahwa pada saat musim-musim tanam tiba roh-roh nenek moyang akan selalu berada disekeliling mereka untuk membimbing dan mengawasi anak cucunya.
Lahirnya tari Hudoq tidak lepas dari mitos yang terdapat dan berlaku bagi suku Dayak, dalam mitos diharuskan bagi mereka untuk memberikan persembahan kepada roh –roh tertentu yang diyakini dapat membawa keselamatan bagi kehidupan manusia atau sebaliknya dapat menimbulkan bencana. Roh –roh tersebut menampakkan dirinya dalam bentuk atau jenis binatang tertentu seperti burung enggang, rusa, babi, monyet, buaya dan sebagainya. Oleh karena itu dikeramatkanlah jenis binatang tersebut ke dalam bentuk topeng atau Hudoq Menurut mitosnya pun topeng hudog ini merupakan ciptaan roh yang diluar manusia dan bukan manusia. Yang namanya itu adalah Tok Jeliwan Tok Hudog yang artinya Tok = roh, jeliwan = ular kobra, dan hudog= Topeng.
Tari Hudoq berfungsi sebagai media penghubung antara roh –roh gaib dengan manusia yang bermanfaat sebagai sarana komunikasi, ungkapan rasa syukur dan pengharapan, pengikat rasa solidaritas, dan hiburan. Fungsi tari Hudoq diungkap secara rinci sebagai berikut :
1)      Sebagai sarana komunikasi kepada roh –roh gaib (nilai religious)
Fungsi tari Hudoq sangat berkaitan dengan komunikasi yang berhubungan dengan alam gaib yaitu untuk memanggil roh –roh baik dan mengusir roh –roh jahat lewat penari Hudoqyang menggunakan topeng –topeng yang menggambarkan ekspresi tokoh –tokoh yang berpengaruh dalam kehidupan masyarakat Dayak. Tokoh topeng Tong Gaep berperan sebagai pemimpin dan penghubung pihak Hudoq dengan manusia yang diwakilkan oleh kepala adat.
2)      Sebagai sarana pengungkap rasa syukur (nilai religi)
Tari Hudoq erat kaitannya dengan upacara panen. Rasa syukur atas perlindungan pada tanaman saat mulai menanam hingga menuai hasil panen yang melimpah tahun ini serta dijauhkan dari segala macam hama perusak tanaman. Rasa syukur itu diwujudkan dengan mengadakan pesta yang diadakan selama beberapa hari dengan mengundang tetangga dan warga kampung lain untuk bersama sama menikmati berkah hasil panen tahun ini. Selain itu rasa syukur juga berkaitan dengan kebersihan kampung dan kedamaian seluruh warga.
3)      Sebagai pengikat rasa solidaritas dan kebersamaan masyarakat (nilai sosial)
Keakraban dan kebersamaan warga Dayak masih sangat kental dan dapat terlihat dari segala macam kegiatan. Dalam kehidupan bertetangga, berladang, membersihkan kampung, maupun pada upacara adat. Pada upacara panen seluruh warga turut membantu dalam mengerjakan persiapan, mulai dari membersihkan kampung, pembuatan ibus (umbul-umbul khas Dayak), menghias rumah adat, membuat lemang serta membuat baju rumbai dedaunan untuk penari Hudoq.Seluruh kegiatan tersebut dipimpin oleh kepala kampung yang terus memberikan arahan dan motivasi kepada masyarakat demi kesejahteraan warga dan kemajuan kampung.
Dalam mempersiapkan festival hudog warga desa saling membantu dan melibatkan seluruh partisipasi warga kampung, baik dari segi tenaga dan biaya ditanggung bersama dengan mengundang warga long bagun dan warga kampung lainnya. Sebelum upacara dilaksanakan, Kepala Adat mengundang warganya untuk bermusyawarah untuk menghitung dan memilih waktu yang tepat sesuai dengan adat atau bulan padi. Persiapan konsumsi massal, persiapan ritual, dan alat daun - daunan untuk busana adat Tari Hudoq. Dengan begitu silahturahmi dan sosialisasi mereka akan terus terjalin
4)      Sebagai sarana meminta kekuatan , perlindungan, dan keberhasilan pada usaha perladangan
Fungsi utama tari Hudoq yang memang hanya ditampilkan pada masa menanam dan memanen padi adalah untuk meminta kekuatan pada roh –roh pelindung agar menjaga dan membantu manusia untuk keberhasilan padausaha perladangan. Masyarakat Dayak meyakini bahwa kehidupan mereka saat ini tidak terlepas dari kehidupan nenek moyang mereka yang selalu membantu dalam setiap segi kehidupan.
5)      Sebagai sarana hiburan (nilai hiburan)
Pada perkembangannya tari Hudoq selain menjadi kebutuhan spiritual untuk mendekatkan diri pada roh nenek moyang dalam upacara panen, tetapi berfungsi sebagai hiburan yang dapat dinikmati. Seluruh warga menanti kehadiran para penari Hudoq walaupun penampilan mereka terlihat menakutkan dengan topeng yang menyeramkan dan busana yang terbuat dari daun pisang. Dan tarian ini dapat menarik para wisatawan untuk ikut menyaksikan tarian hudoq ini.
6)      Sebagai nilai pendidikan dan budaya
Dengan adanya tarian hudoq dapat emmeberikan informasi beserta wawasan kepada generasi berikutnya tentang keberagaman budaya atau kebiasaan yang belum mereka ketahui. Dengan begitu tarian hudoq akan terus dilaksanakan sehingga dapat menjadikan suatu ciri khas yang melejat pada daerah tersebut. Dan dengan begitu kekhasan ini dapat melestarikan budaya yang ada.
     
Biasanya tarian Hudog ini ditarikan oleh kaum laki-laki karena properti dan kostum yang digunakan cukup banyak sehingga memerluan fisik yang kuat dan tenaga yang banyak. Fisik yang kuat diperlukan karena selain kostumdari rumbai daun pisangdan topeng yang terbuat dari kayu yang cukup berat, mereka juga harus mengelilingi kampung sebagai bentuk perlindungan agar terhindar dari segala macam bencana. Terdapat beberapa pantangan yang berkaitan dengan penari hudog, yaitu penari tidak boleh terkena siraman air saat sedang menari , jika penari terkena siraman air maka penari tersebut akan terkena penyakit yang hanya bisa disembuhkan oleh orang yang telah diberikan rahmat kemampuan mengobati penyakit itu. Pantangan lainnya adalah penonton tidak boleh memukul penari Hudoq,setakut apapun penonton pada penari Hudoq mereka tidak boleh memukul penari Hudoq karena Hudoq adalah penjelmaan roh dewa sehingga imbasnya adalah penonton yang secara sengaja atau tidak sengaja memukul penari maka ia akan ketulahan dan sakit,

Dalam festival hudog ini  penari tidak hanya menggunakan topeng saja tetapi menggunakan baju yang terbuat dari kulit pohon yang dihiasi dengan rumbai berwarna hijau yang terbuat dari daun pisang atau daun kelapa. Baju ini menyimbolkan dedaunan yang di harapkan terus menghijau agar tanaman yang mereka tanam tumbuh subur seperti yang di harapkan dan menggambarkan kehidupan yang terus tumbuh dan berkembang ke atas sesuai dengan kehidupan. Manusia mendapatkan perlindungan dan kesejahteraan dari daun yang hidup.

 Topeng yang mereka gunakan adalah topeng yang terbuat dari kayu dengan ukiran dan bentuk yang berbeda – beda sesuai dengan perwujudan yang ingin di tampilkan. Tidak ketinggalan, penutup kepala yang di hiasi dengan bulu burung enggang yang telah menjadi ciri khas dan memiliki arti khusus bagi masyarakat suku Dayak. Ini adalah salah satu yang berada di Musium Mulawarman, Tenggarong
Alat musik yang digunakan untuk mengiringi tari Hudoq ini terbilang sederhana,terdiri dari dua gong dan satu gendang. Dua alat musik ini merupakan alat musik yang menjadi ciri khas masyarakat suku Dayak.









PENUTUP
Kesimpulan
Hudoq dalam bahasa Dayak di artikan sebagai topeng, yaitu sesuatu alat yang di buat untuk menggambarkan suatu jenis makhluk tertentu yang di anggap keramat. Jadi yang dimaksudkan dengan Hudoq adalah topeng penggambaran makhluk yang di anggap keramat. Tari Hudoq erat hubungannya dengan kehidupan padi dan perladangan. Ini merupkan salah satu kesenian yang berpengaruh sebagai sarana komunikasi dengan roh nenek moyang. Tarian topeng bagi suku atau etnis Dayak dipercaya sebagai tarian kedatangan para dewa utusan sang pencipta ke dalam dunia, untuk menjaga dan melindungi kehidupan dan tanaman padi yang baru ditanam. Tarian ini dilakukan setiap setahun sekali sekitar bulan September-Oktober dalam menjelang Menugal tiba.
Pakaian yang dikenakan berupa daun pisang yang berwarna hijau yang menggambarkan kesejukan, kesuburan, keselamatan, yang dikaitkan dengan musim penananman padi.

Referensi
1.      Wawancara
2.      Risna H.2014.”Makna Simbolik Tari Hudoq Pada Upacara Panen Bagi Masyarakat Suku Dayak Kabupaten Berau Kalimantan Timur”.Skripsi.Fakultas Bahasa dan Seni. Universitas Negeri Yogyakarta. Yogyakarta.
https://eprints.uny.ac.id/16590/1/Risna%20Herjayanti%2010209241039.pdf



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

TRADISI NYADRAN DI MAKAM SEWU DIWIJIRWJO PANDAK BANTUL

Oleh : Febriana SiskaWati (2017015260) Febrianasiska123@gmail.com Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa ABSTRAK Tulisan ini m...