Jumat, 24 Mei 2019

Padusan Tradisi Menjelang Ramadhan di Pantai Glagah Kulon Progo



Desliana Rahmawati (2017015005)
Abstrak
            Pada bulan ruwah sebelum masuk bulan Ramadhan upacara Padusan dilakukan. Upacara ini dilakukan dengan tujuan untuk membersihkan atau mensucikan diri sebelum melakukan ibadah puasa Ramadhan. Arti kata Padusan berasal dari bahasa jawa adus berarti mandi. Padusan dapat diartikan menyucikan diri agar kita nantinya dapat melakukan ibadah dengan kondisi suci secara lahiriah. Sebenarnya padusan memiliki makna lebih dalam yaitu membersihkan jiwa dan raga agar nantinya ketika menyambut bulan Ramadhan kita dalam keadaan suci. Padusan ini dilakukan secara turun temurun. Namun, memang tidak ada aturan baku tentang bagaimana harus melakukan proses Padusan. Kendati demikian, masyarakat lazimnya melaksanakan tradisi ini beramai-ramai di sumur atau sumber mata air dan pantai atau laut. Meski tidak seluruhnya masyarakat melakukan tradisi ini, mereka yang paham tentang penyucian lahir dan batin pasti akan melakukan tradisi ini karena bersuci merupakan kewajiban bagi seorang muslim. Menurut perspektif Islam menyebutkan bahwa dalam tradisi apapun, selama konteksnya menyucikan fisik dan rohani dengan cara mandi dan berdoa misalnya, selama tidak meminta kepada selain Allah SWT maka hal itu tidak masalah. Namun, jika tidak ada kemusyrikan maka tindakan itu wajib di ambil. Tradisi padusan tidak masalah asalkan perempuan dengan perempuan, tidak boleh bercampur dengan laki-laki. Yang sebenarnya diperlukan umat Islam menyambut Ramadhan yairu sehat jasmani dan rohani. Jasmani misalnya, muslim dituntut memerhatikan kebersihan dan kesehatan tubuh serta lingkungannya. Hal itu bisa dilakukan dengan makan, berolahraga dan beristirahat cukup. Sementara dalam aspek rohani dapat dengan sering-sering membaca Al Qur’an dan perbanyak zikir serta istighfar. Yang tak kalah penting saling bermaafan baik untuk teman, saudara, dan juga keluarga. Sebab, dosa antar manusia takkan bisa luntur tanpa adanya ridho dari yang memiliki.




Pendahuluan
            Seluruh umat Islam di dunia selalu melakukan persiapan ketika hendak menyambut bulan suci Ramadhan. Persiapan tersebut terlalu identik dengan proses penyucian diri, jiwa, serta kegiatan-kegiatan yang dapat meningkatkan amalan ibadah. Di Indonesia sendiri terdapat ragam kegiatan yang biasa dilakukan masyarakat dalam rangka menyambut datangnya bulan Ramadhan. Di Yogyakarta misalnya, di Pantai Glagah Kulon Progo masyarakat kerap berduyun-duyun membasuh atau memandikan diri mereka di Pantai dengan mandi di pinggir pantai atau sepanjang bibir pantai menunggu ombak datang. Kegiatan tersebut dikenal dengan istilah tradisi Padusan. Bahkan wisatawan dari luar Kulon Progo pun berdatangan di Pantai Glagah hanya sekedar untuk melakukan tradisi Padusan tersebut.
            Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tentang bagaimana pelaksaan tradisi Padusan menjelang bulan Ramadhan. Salah satunya tradisi Padusan yang dilakukan masyarakat di Pantai Glagah Kulon Progo Yogyakarta. Seperti yang dikatakan oleh Tim SAR Pantai Glagah Kulon Progo Kecamatan Temon mengatakan bahwa tradisi padusan di Pantai Glagah pada tahun 2019 memiliki peningkatan pengunjung, yaitu sebesar 14.000 pengunjung. Mungkin karena ada Bandara baru yaitu Yogyakarta Internasional Airport (YIA) yang terletak di Pantai Glagah Kulon Progo Yogyakarta, dan membuat penasaran masyarakat atau wisatawan sekitar luar Kulon Progo serta luar Yogyakarta untuk mengunjungi Pantai Glagah dan sekalian melakukan tradisi padusan di Pantai Glagah. Tradisi padusan di Pantai Glagah yaitu melakukan mandi dipinggir Pantai atau disepanjang bibir Pantai dengan cara menunggu ombak yang datang, ada juga yang melakukan tradisi padusan di Pelabuhan Tanjung Adikarta Pantai Glagah. Kebanyakan wisatawan yang melakukan Padusan di Pantai Glagah mereka orang-orang yang berasal dari luar Kulon Progo dan Yogyakarta. Biasanya wisatawan melakukan tradisi Padusan pukul 16.00 sampai menjelang magrib. Untuk anak-anak sudah disediakan kolam renang khusus agar anak-anak tidak ikut Padusan di pinggir pantai. Selesai melakukan Padusan di pinggir Pantai Glagah biasanya masyarakat lalu mandi keramas di kamar mandi yang tersedia di Pantai Glagah. Tidak lupa sejumlah personil SAR tetap melaksanakan pengamanan wisatawan sepanjang bibir pantai, dimana tetap didapati sejumlah wisatawan yang mandi di Pantai. Mereka bertugas mengingatkan wisatawan untuk berhati hati saat mandi di Pantai untuk mengantisipasi dari hal-hal yang tidak diinginkan. Tak lupa para wisatawanpun selesai melakukan Padusan menjajakan diri dengan membeli berbagai macam oleh-oleh dari Pantai Glagah di sepanjang perjalanan menuju tempat parkir banyak pedagang yang menjual berbagai macam makanan, pakaian, dan lain lainnya.
Pembahasan
            Pada bulan ruwah sebelum masuk bulan Ramadhan upacara Padusan dilakukan. Upacara ini dilakukan dengan tujuan untuk membersihkan atau mensucikan diri sebelum melakukan ibadah puasa Ramadhan. Arti kata Padusan berasal dari bahasa jawa adus berarti mandi. Padusan dapat diartikan menyucikan diri agar kita nantinya dapat melakukan ibadah dengan kondisi suci secara lahiriah. Sebenarnya padusan memiliki makna lebih dalam yaitu membersihkan jiwa dan raga agar nantinya ketika menyambut bulan Ramadhan kita dalam keadaan suci. Padusan ini dilakukan secara turun temurun. Tradisi ini barangkali memiliki penyebutan yang berbeda di tiap daerah. Meski demikian, tradisi ini diyakini memiliki manfaat untuk meluruskan niat serta membersihkan dalam diri, baik secara lahiriah maupn batiniah. Namun kadang-kadang, seakan tidak ada sekat antara laki-laki dan perempuan saat mandi bersama ini. Apalagi lokasi tempat Padusan ini adalah pemandian umum atau Pantai. Semua bercampur dalam satu tempat. Padusan diyakini merupakan peninggalan leluhur yang sudah dilaksanakan secara turun temurun. namun, kini sudah terjadi pergeseran dari warisan para leluhur itu sendiri. Misalnya, kini para anak muda hanya memahaminya sebagai mandi bersama satu hari menjelang bulan Ramadhan. padahal, makna padusan itu sendiri sebenarnya harus diberi perhatian secara khusus. Padusan sesungguhnya memiliki makna membersihkan jiwa dan raga sehingga bersih di dalam maupun di luar, siap sebenar-benarnya menyongsong bulan Ramadhan yang mulia. Padusan juga bisa menjadi media untuk merenung dan intropeksi atas kesalahan yang pernah dilakukan di masa lalu. Dengan begitu, akan tercipta kesadaran untuk memperbaiki diri di masa mendatang. Karena itulah, padusan sebenarnya harus dilaksanakan di tempat yang sepi dan seorang diri. Dengan keheningan yang timbul serta suasana yang syahdu, akan menambah keyakinan dan kesadaran untuk memasuki bulan Ramadhan sebagai pribadi yang lebih baik. Tidak ada Padusan kalau tidak datang bulan Ramadhan, inilah pandainya orang-orang Jawa dalam membuat tradisi, semula Padusan hanya dilaksanakan di tempat khusus pemandian dengan sumber air dari mata air atau umbul, yang mana airnya mengalir sepanjang tahun, karena harus slulup. Sampai saat ini ditempat-tempat yang ada mata airnya mengalir deras masih menjadi ikon Padusan namun banyak juga yang berbondong-bondong melakukan Padusan di berbagai Pantai. Hukum dari Padusan sendiri yaitu mandi bisa diberi hukum wajib dan diberi hukum sunah, atau bahkan mubah. Mandi wajib seperti misalnya mandi janabah (junub) baik pria dan wanita, atau mandi besar seperti jika wanita sehabis menstruasi dan laki-laki sehabis mimpi basah. Namun, saat ini terjadi adalah kesalah kaprahan dalam memaknai Padusan oleh sebagian masyarakat, dimana saat Padusan hanya mengenakan pakaian ala kadarnya, dan bercampur dengan lawan jenis. Terjadinya berbagai kemungkaran serius dalam melakukan tradisi ini seperti Padusan masall menyukai wisata dan maksiat di tempat-tempat umum seperti umbul, telaga, kolam renang, pantai, dan lokasi-lokasi lain yang bisa digunakan umum untuk mandi bersama, laki-laki dan perempuan, tua dan muda, yang bukan mahram, yang berenang, mandi, telanjang bulat, dan terbuka (mempertontonkan aurat) di muka umum. Ini merupakan kemungkaran besar yang melicinkan jalan bagi perzinahan. Tradisi Padusan sendiri di lingkup masyarakat Jawa dilakukan pada sore hari sebelum malam punggahan (malam tarawih pertama) biasanya dilakukan secara beramai-ramai. Selesai melakukan Padusan, umat Islam akan merasa memiliki tekad yang bulat untuk melakukan ibadah puasa selama sebulan. Fakta ini menunjukkan bahwa Padusan menjadi kunci pembuka gerbang sebelum memasuki ibadah puasa yang tidak lepas dari rintangan dan godaan. Sebenarnya tidak ada aturan khusus mengenai bagaimana melakukan tradisi Padusan. Toh Padusan pada dasarnya hanyalah tradisi yang hidup di tengah masyarakat. Bukan sebuah ajaran apalagi kewajiban dalam ajaran Islam yang harus dikerjakan guna menyambut bulan Ramadhan, dengan konsekuensi timbulnya dosa jika meninggalkannya. Maka makna sesederhananya adalah adus itu sendiri, mandi biasa sebagaimana keseharian kita.
Berikut adalah foto-foto tradisi Padusan menjelang Ramadhan di Pantai Glagah Kulon Progo.




Penutup
            Tradisi Padusan secara simbolis bertujuan untuk membersihkan atau mensucikan diri sebelum menjalankan ibadah puasa yang dilaksanakan sekitar 1-2 hari, satu tahun sekali menjelang bulan suci Ramadhan. Tradisi Padusan harus tetap dilestarikan karena merupakan warisan secara turun temurun. Tradisi Padusan sendiri di lingkup masyarakat Jawa dilakukan pada sore hari sebelum malam punggahan (malam tarawih pertama) biasanya dilakukan secara beramai-ramai. Selesai melakukan Padusan, umat Islam akan merasa memiliki tekad yang bulat untuk melakukan ibadah puasa selama sebulan. Fakta ini menunjukkan bahwa Padusan menjadi kunci pembuka gerbang sebelum memasuki ibadah puasa yang tidak lepas dari rintangan dan godaan. Sebenarnya tidak ada aturan khusus mengenai bagaimana melakukan tradisi Padusan. Toh Padusan pada dasarnya hanyalah tradisi yang hidup di tengah masyarakat. Bukan sebuah ajaran apalagi kewajiban dalam ajaran Islam yang harus dikerjakan guna menyambut bulan Ramadhan, dengan konsekuensi timbulnya dosa jika meninggalkannya. Maka makna sesederhananya adalah adus itu sendiri, mandi biasa sebagaimana keseharian kita.
Sumber
Tim SAR Pantai Glagah Kabupaten Kulon Progo Kecamatan Temon




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

TRADISI NYADRAN DI MAKAM SEWU DIWIJIRWJO PANDAK BANTUL

Oleh : Febriana SiskaWati (2017015260) Febrianasiska123@gmail.com Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa ABSTRAK Tulisan ini m...