Desliana Rahmawati (2017015005)
Abstrak
Pada
bulan ruwah sebelum masuk bulan Ramadhan upacara Padusan dilakukan. Upacara ini
dilakukan dengan tujuan untuk membersihkan atau mensucikan diri sebelum
melakukan ibadah puasa Ramadhan. Arti kata Padusan berasal dari bahasa jawa
adus berarti mandi. Padusan dapat diartikan menyucikan diri agar kita nantinya
dapat melakukan ibadah dengan kondisi suci secara lahiriah. Sebenarnya padusan
memiliki makna lebih dalam yaitu membersihkan jiwa dan raga agar nantinya
ketika menyambut bulan Ramadhan kita dalam keadaan suci. Padusan ini dilakukan
secara turun temurun. Namun, memang tidak ada aturan baku tentang bagaimana
harus melakukan proses Padusan. Kendati demikian, masyarakat lazimnya
melaksanakan tradisi ini beramai-ramai di sumur atau sumber mata air dan pantai
atau laut. Meski tidak seluruhnya masyarakat melakukan tradisi ini, mereka yang
paham tentang penyucian lahir dan batin pasti akan melakukan tradisi ini karena
bersuci merupakan kewajiban bagi seorang muslim. Menurut perspektif Islam
menyebutkan bahwa dalam tradisi apapun, selama konteksnya menyucikan fisik dan
rohani dengan cara mandi dan berdoa misalnya, selama tidak meminta kepada
selain Allah SWT maka hal itu tidak masalah. Namun, jika tidak ada kemusyrikan
maka tindakan itu wajib di ambil. Tradisi padusan tidak masalah asalkan
perempuan dengan perempuan, tidak boleh bercampur dengan laki-laki. Yang
sebenarnya diperlukan umat Islam menyambut Ramadhan yairu sehat jasmani dan
rohani. Jasmani misalnya, muslim dituntut memerhatikan kebersihan dan kesehatan
tubuh serta lingkungannya. Hal itu bisa dilakukan dengan makan, berolahraga dan
beristirahat cukup. Sementara dalam aspek rohani dapat dengan sering-sering
membaca Al Qur’an dan perbanyak zikir serta istighfar. Yang tak kalah penting
saling bermaafan baik untuk teman, saudara, dan juga keluarga. Sebab, dosa
antar manusia takkan bisa luntur tanpa adanya ridho dari yang memiliki.
Pendahuluan
Seluruh
umat Islam di dunia selalu melakukan persiapan ketika hendak menyambut bulan
suci Ramadhan. Persiapan tersebut terlalu identik dengan proses penyucian diri,
jiwa, serta kegiatan-kegiatan yang dapat meningkatkan amalan ibadah. Di
Indonesia sendiri terdapat ragam kegiatan yang biasa dilakukan masyarakat dalam
rangka menyambut datangnya bulan Ramadhan. Di Yogyakarta misalnya, di Pantai
Glagah Kulon Progo masyarakat kerap berduyun-duyun membasuh atau memandikan
diri mereka di Pantai dengan mandi di pinggir pantai atau sepanjang bibir
pantai menunggu ombak datang. Kegiatan tersebut dikenal dengan istilah tradisi
Padusan. Bahkan wisatawan dari luar Kulon Progo pun berdatangan di Pantai
Glagah hanya sekedar untuk melakukan tradisi Padusan tersebut.
Penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui tentang bagaimana pelaksaan tradisi Padusan
menjelang bulan Ramadhan. Salah satunya tradisi Padusan yang dilakukan
masyarakat di Pantai Glagah Kulon Progo Yogyakarta. Seperti yang dikatakan oleh
Tim SAR Pantai Glagah Kulon Progo Kecamatan Temon mengatakan bahwa tradisi
padusan di Pantai Glagah pada tahun 2019 memiliki peningkatan pengunjung, yaitu
sebesar 14.000 pengunjung. Mungkin karena ada Bandara baru yaitu Yogyakarta
Internasional Airport (YIA) yang terletak di Pantai Glagah Kulon Progo
Yogyakarta, dan membuat penasaran masyarakat atau wisatawan sekitar luar Kulon
Progo serta luar Yogyakarta untuk mengunjungi Pantai Glagah dan sekalian
melakukan tradisi padusan di Pantai Glagah. Tradisi padusan di Pantai Glagah
yaitu melakukan mandi dipinggir Pantai atau disepanjang bibir Pantai dengan
cara menunggu ombak yang datang, ada juga yang melakukan tradisi padusan di
Pelabuhan Tanjung Adikarta Pantai Glagah. Kebanyakan wisatawan yang melakukan
Padusan di Pantai Glagah mereka orang-orang yang berasal dari luar Kulon Progo
dan Yogyakarta. Biasanya wisatawan melakukan tradisi Padusan pukul 16.00 sampai
menjelang magrib. Untuk anak-anak sudah disediakan kolam renang khusus agar
anak-anak tidak ikut Padusan di pinggir pantai. Selesai melakukan Padusan di
pinggir Pantai Glagah biasanya masyarakat lalu mandi keramas di kamar mandi
yang tersedia di Pantai Glagah. Tidak lupa sejumlah personil SAR tetap
melaksanakan pengamanan wisatawan sepanjang bibir pantai, dimana tetap didapati
sejumlah wisatawan yang mandi di Pantai. Mereka bertugas mengingatkan wisatawan
untuk berhati hati saat mandi di Pantai untuk mengantisipasi dari hal-hal yang
tidak diinginkan. Tak lupa para wisatawanpun selesai melakukan Padusan
menjajakan diri dengan membeli berbagai macam oleh-oleh dari Pantai Glagah di
sepanjang perjalanan menuju tempat parkir banyak pedagang yang menjual berbagai
macam makanan, pakaian, dan lain lainnya.
Pembahasan
Pada
bulan ruwah sebelum masuk bulan Ramadhan upacara Padusan dilakukan. Upacara ini
dilakukan dengan tujuan untuk membersihkan atau mensucikan diri sebelum
melakukan ibadah puasa Ramadhan. Arti kata Padusan berasal dari bahasa jawa
adus berarti mandi. Padusan dapat diartikan menyucikan diri agar kita nantinya
dapat melakukan ibadah dengan kondisi suci secara lahiriah. Sebenarnya padusan
memiliki makna lebih dalam yaitu membersihkan jiwa dan raga agar nantinya
ketika menyambut bulan Ramadhan kita dalam keadaan suci. Padusan ini dilakukan
secara turun temurun. Tradisi ini barangkali memiliki penyebutan yang berbeda
di tiap daerah. Meski demikian, tradisi ini diyakini memiliki manfaat untuk
meluruskan niat serta membersihkan dalam diri, baik secara lahiriah maupn
batiniah. Namun kadang-kadang, seakan tidak ada sekat antara laki-laki dan
perempuan saat mandi bersama ini. Apalagi lokasi tempat Padusan ini adalah
pemandian umum atau Pantai. Semua bercampur dalam satu tempat. Padusan diyakini
merupakan peninggalan leluhur yang sudah dilaksanakan secara turun temurun.
namun, kini sudah terjadi pergeseran dari warisan para leluhur itu sendiri.
Misalnya, kini para anak muda hanya memahaminya sebagai mandi bersama satu hari
menjelang bulan Ramadhan. padahal, makna padusan itu sendiri sebenarnya harus
diberi perhatian secara khusus. Padusan sesungguhnya memiliki makna
membersihkan jiwa dan raga sehingga bersih di dalam maupun di luar, siap
sebenar-benarnya menyongsong bulan Ramadhan yang mulia. Padusan juga bisa
menjadi media untuk merenung dan intropeksi atas kesalahan yang pernah
dilakukan di masa lalu. Dengan begitu, akan tercipta kesadaran untuk
memperbaiki diri di masa mendatang. Karena itulah, padusan sebenarnya harus
dilaksanakan di tempat yang sepi dan seorang diri. Dengan keheningan yang
timbul serta suasana yang syahdu, akan menambah keyakinan dan kesadaran untuk
memasuki bulan Ramadhan sebagai pribadi yang lebih baik. Tidak ada Padusan
kalau tidak datang bulan Ramadhan, inilah pandainya orang-orang Jawa dalam
membuat tradisi, semula Padusan hanya dilaksanakan di tempat khusus pemandian
dengan sumber air dari mata air atau umbul, yang mana airnya mengalir sepanjang
tahun, karena harus slulup. Sampai saat ini ditempat-tempat yang ada mata
airnya mengalir deras masih menjadi ikon Padusan namun banyak juga yang
berbondong-bondong melakukan Padusan di berbagai Pantai. Hukum dari Padusan
sendiri yaitu mandi bisa diberi hukum wajib dan diberi hukum sunah, atau bahkan
mubah. Mandi wajib seperti misalnya mandi janabah (junub) baik pria dan wanita,
atau mandi besar seperti jika wanita sehabis menstruasi dan laki-laki sehabis
mimpi basah. Namun, saat ini terjadi adalah kesalah kaprahan dalam memaknai
Padusan oleh sebagian masyarakat, dimana saat Padusan hanya mengenakan pakaian
ala kadarnya, dan bercampur dengan lawan jenis. Terjadinya berbagai kemungkaran
serius dalam melakukan tradisi ini seperti Padusan masall menyukai wisata dan
maksiat di tempat-tempat umum seperti umbul, telaga, kolam renang, pantai, dan
lokasi-lokasi lain yang bisa digunakan umum untuk mandi bersama, laki-laki dan
perempuan, tua dan muda, yang bukan mahram, yang berenang, mandi, telanjang
bulat, dan terbuka (mempertontonkan aurat) di muka umum. Ini merupakan
kemungkaran besar yang melicinkan jalan bagi perzinahan. Tradisi Padusan
sendiri di lingkup masyarakat Jawa dilakukan pada sore hari sebelum malam
punggahan (malam tarawih pertama) biasanya dilakukan secara beramai-ramai.
Selesai melakukan Padusan, umat Islam akan merasa memiliki tekad yang bulat
untuk melakukan ibadah puasa selama sebulan. Fakta ini menunjukkan bahwa Padusan
menjadi kunci pembuka gerbang sebelum memasuki ibadah puasa yang tidak lepas
dari rintangan dan godaan. Sebenarnya tidak ada aturan khusus mengenai
bagaimana melakukan tradisi Padusan. Toh Padusan pada dasarnya hanyalah tradisi
yang hidup di tengah masyarakat. Bukan sebuah ajaran apalagi kewajiban dalam
ajaran Islam yang harus dikerjakan guna menyambut bulan Ramadhan, dengan
konsekuensi timbulnya dosa jika meninggalkannya. Maka makna sesederhananya
adalah adus itu sendiri, mandi biasa sebagaimana keseharian kita.








Berikut adalah foto-foto tradisi Padusan menjelang
Ramadhan di Pantai Glagah Kulon Progo.
Penutup
Tradisi
Padusan secara simbolis bertujuan untuk membersihkan atau mensucikan diri
sebelum menjalankan ibadah puasa yang dilaksanakan sekitar 1-2 hari, satu tahun
sekali menjelang bulan suci Ramadhan. Tradisi Padusan harus tetap dilestarikan
karena merupakan warisan secara turun temurun. Tradisi Padusan sendiri di
lingkup masyarakat Jawa dilakukan pada sore hari sebelum malam punggahan (malam
tarawih pertama) biasanya dilakukan secara beramai-ramai. Selesai melakukan
Padusan, umat Islam akan merasa memiliki tekad yang bulat untuk melakukan
ibadah puasa selama sebulan. Fakta ini menunjukkan bahwa Padusan menjadi kunci
pembuka gerbang sebelum memasuki ibadah puasa yang tidak lepas dari rintangan
dan godaan. Sebenarnya tidak ada aturan khusus mengenai bagaimana melakukan
tradisi Padusan. Toh Padusan pada dasarnya hanyalah tradisi yang hidup di tengah
masyarakat. Bukan sebuah ajaran apalagi kewajiban dalam ajaran Islam yang harus
dikerjakan guna menyambut bulan Ramadhan, dengan konsekuensi timbulnya dosa
jika meninggalkannya. Maka makna sesederhananya adalah adus itu sendiri, mandi
biasa sebagaimana keseharian kita.
Sumber
Tim SAR Pantai Glagah Kabupaten Kulon Progo Kecamatan
Temon
Tidak ada komentar:
Posting Komentar