Lulu Afiah Jayusman
2017015032/6B
Abstrack
Merti
dusun atau rasulan adalah bersih desa atau membersihkan desa, bersih desa
dilakukan setiap setahun sekali yang dilaksanakan pada bulan yang ditentukan
dan bertepaatan dengan hari Kamis pahing. Artinya membersihkan desa dengan cara
menggelar acara wayang kulit, membuat sajian makanan nasi tumpeng dan ingkung
serta terdapat ledek yang turut memeriahkan acara merti dusun. Ledek yaitu penari
perempuan yang memakai baju kemben dan selendang. Menari dengan diiringi alunan
musik dari gamelan. Penari tersebut berjoget dan biasanya dikelilingi oleh
masyarakat tua atau muda untuk menemaninya menari atau sering disebut dengan
istilah ngibing. Bagi masyarakat atau
ibu-ibu yang mempunyai anak bayi sekitar umur 1 bulan – 5 tahun biasanya
membawa anaknya kedepan penari untuk dicium oleh penari. Kepercayaan yang
dianut oleh masyarakat Kalialang adalah
balita yang dicium oleh penari konon katanya akan terhindar dari mara
bahaya dan orangtua dari balita tersebut harus membawa beras segenggam dan gula
jawa yang ditaruh diwadah. Beras dan gula jawa tersebut diberikan kepada
penari, setelah itu penari akan menyebar beras tersebut secara cuma-cuma. Masyarakat
membuat nasi tumpeng dan ingkung ayam kampung dikumpulkan di rumah kepala desa
atau ketua RT setempat untuk diberi doa. Setelah dikumpulkan ingkung ayam
tersebut dibagi rata lagi kepada masyarakat sekitar dan menyisakan sedikit
bagian untuk dibuat sebagai sesajen yang diletakkan di pohon beringin besar. Setelah
makanan tersebut diberi doa selanjutnya masyarakat membawa pulang kembali
makanan tersebut kerumahnya masing-masing. Setelah itu dilanjutkan pada acara
malam harinya yaitu pagelaran wayang kulit dan karawitan di balai desa. Budaya
tersebut sudah menjadi tradisi oleh masyarakat Kalialang.
Kata kunci : Bersih, Membersihkan,
Desa
A.
Latar Belakang
Kebudayaan di Indonesia sangat
beraneka ragam salah satunya adalah adat istiadat yang sangat melekat dan turun
termurun dari nenek moyang zaman dahulu. Seperti adat istiadat yang ada di desa
Kalialang, Kalitekuk, Semin, Gunungkidul yaitu adat merti dusun atau bersih
desa. Adat merti dusun ini dilaksanakan setiap setaun sekali pada bulan yaang
ditentukan dan bertepatan dengan hari Kamis pahing. Adat tersebut sudah sejak
dahulu dilakukan dan menurut kepercayaan masyarakat setempat bersih dusun
dilakukan adalah untuk wujud syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena telah
memberikan nikmat berupa padi yang subur serta tanah yang subur. Dalam
pelaksanaan bersih dusun tersebut terdapat acara yang diselenggarakan oleh
warga masyarakat Kalialang, seperti pertunjukan wayang kulit, seni karawitan
dan ledek (penari yang menggunakan pakaian kemben dan selendang). Cara tersebut
dilakukan di balai desa setempat.
Masyarakat desa Kalialang setiap merti
dusun selalu menyajikan hidangan seperti nasi tumpeng, ingkung ayam kampung,
rempeyek dan buah pisang. Setiap rumah memasak sajian tersebut dan pada sore
hari setelah sholat ashar sajian tersebut dibawa kerumah ketua RT untuk
didoakan bersama-sama. Warga berkumpul dirumah ketua RT selain untuk mendoakan
sajian makanan tersebut juga untuk menjaga silaturahmi antara warga. Setelah
selesai lalu warga membawa pulang lagi sajian masakan tersebut dan dilanjutkan
pada acara malam hari. Ketika malam hari seluruh warga berkumpul di balai desa
untuk melihat pertunjukan wayang dan karawitan. Acara bersih desa ini sangat
meriah karena wargaa sangat antusias dengan adat desa tersebut, mengingat adat
tersebut dilakukan hanya dalam setahun sekali.
Adat merti dusun tersebut sudah
menjadi adat turun temurun yang dilakukan oleh masyarakat Kalialang. Walaupun
zaman sudah berkembang akan tetapi masyarakat Kalialang tidak meninggalakan
adat tersebut. Adat ini sudah turun temurun dari zaman nenek moyang, sehingga
saya sebagai anak muda yang akan meneruskan atau menjaga adat yang ada di desa
Kalialang.
B.
Tujuan Penulisan
Penulisan tentang adat merti dusun
yang ada di dusun Kalialang bertujuan untuk menambah wawasan dan ilmu saya
tentang pentingnya adat istiadat yang ada di daerah. Selain itu penulisan ini
saya lakukan untuk lebih mendalami makna yang terkandung dalam adat merti dusun
di Kalialang. Dan penulisan ini saya buat agar orang lain membaca dan dapat
mengetahui tentang adat yang ada di dusun Kalialang, dapat juga menambah
wawasan pembaca.
ISI
Jawa merupakan salah satu suku terbesar
di Indonesia, hal ini menyebabkan suku ini memiliki budaya, kebiasaan, adat
istiadat, makanan, ritual keagamaan yang sangat terkenal. Di dusun saya
Kalialang juga mempunyai kebudayaan yang sudah turun menurun dilakukan oleh
masyarakat setempat. Kebudayaan tersebut ialah merti dusun atau bersih desa.
Bersih desa tersebut dilakukan setahun sekali pada bulan tertentu dan pada hari
Kamis pahing. Bersih dusun tersebut menurut keyakinan masyarakat setempat
adalah bukti rasa syukur kepada Tuhan atas nikmat yang telah diberikan kepada
masyarakat setempat dan dusun Kalialang. Ketika dalam upacara merti dusun
terdapat serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat setempat, yaitu :
kegiatan pagelaran penari ledek, kenduri atau kondangan dan pagelaran wayang
kulit.
Pagelaran penari ledek dilakukan
dipinggir sungai yang ada di dusun Kalialang. Dalam pagelaran ledek tersebut
mempunyai makna untuk menghibur warga masyarakat dusun Kalialang. Pagelaran
penari ledek ini dilakukan atau ditampilkan pada siang hari. Masyarakat
setempat beramai-ramai memadati tempat yang digunakan oleh penari ldek
tersebut. Selain untuk melihat pertunjukan penari tersebut tidak jarang
masyarakat ikut serta menari dengan penari ledek. Setelah penari ledek tersebut
menari di pinggiran sungai lalu penari tersebut melanjutkan menari di balai
dusun dengan diiringi musik gamelan. Gamelan adalah alat musik yang berasal
dari daerah Jawa. Penari ledek menari mengikuti irama musik gamelan yang
dimainkan oleh masyarakat sekitar. Penari ledek menggunakan pakaian kemben dan
menggunakan properti selendang, selain itu penari ledek dirias dan menggunakan
sanggul dan konde. Penari ledek biasanya berjumlah 2 sampai 3 orang tergantung
masyarakat sekitar yang meminta. Selain berparas cantik penari ledek harus
mempunyai sifat yang dibawakan ketika menari seperti sifat ramah tamah kepada
masyarakat, murah senyum dan tidak kaku kepada masyarakat.
Ketika sudah memasuki waktu setelah
ashar masyarakat berkumpul dirumah salah satu ketua RT untuk melaksanakan
kenduri atau kondangan dengan membawa nasi tumpeng ingkung. Ingkung ayam
kampung merupakan salah satu makanan khas Jawa yang berbahan dasar ayam yang
dibumbui dan disajikan satu ekor utuh ayam tanpa dipotong. Nasi tumpeng ingkung
ini mempunyai makna yang diyakini masyarakat setempat yaitu manusia diharapkan
dapat berperilaku seperti ayam. Karena ayam jika diberi makanan tidaklah
langsung dimakan akan tetapi akan dipilih dahulu mana yang baik dan mana yang
tidak. Dengan demikian manusia diharapkan mampu memilih mana hal baik yang
harus dilakukan dan mana hal buruk yang harus ditinggalkan. Kepala dusun
memimpin acara kenduri tersebut dan diikuti oleh masyarakat setempat. Sebelum
nasi tumpeng ingkung dibagikan kepada masyarakat dan dimakan bersama-sama
kepala dusun terlebih dahulu mengajak masyarakat setempat untuk membaca doa
terlebih dahulu dengan tujuan agar makanan tersebut berkah untuk masyarakat
setempat. Setelah membaca doa masyarakat setempat secara bersama-sama memakan
nasi tumpeng ingkung tersebut. Kenduri ini juga bertujuan untuk mengakrabkan
warga setempat dengan cara berkumpul bersama dan dilanjutkan makan bersama. Kenduri
atau kondangan ini tidak hanya diikuti oleh orang tua saja melainkan juga
diikuti oleh anak kecil sampai dewasa. Semua ikut berkumpul untuk menjadi satu
pada acara merti dusun yang dilakukan setahun sekali pada bulan tertentu dan
pada hari tertentu.
Setelah kegiatan kenduri tersebut
selesai selanjutnya pada malam hari dilanjutkan dengan pagelaran wayang kulit.
Pagelaran wayang kulit dilakukan di
balai dusun Kalialang. Pagelaran wayang kulit ini mempunyai makna filosofi,
ajaran-ajaran budi pekerti dan kebathinan, sekaligus menjadi wadah kepandaian
atau kelebihan dibidang masing-masing sepeti dalang, sinden saat menembang lagu
jawa, dalam bidang karawitan dan tontonan atau seni drama yang dibawakan oleh
dalang agar masyarakat dapat memetik hikmah dari suatu cerita wayang yang
dibawakan oleh dalang. Pagelaran wayang kulit ini sangat digemari oleh
masyarakat setempat karena dapat menjadi nilai hiburan bagi warga sekitar,
selain dapat menjadi hiburan bagi warga setempat pagelaran wayang ini juga
dapat melestarikan budaya Jawa. Pagelaran wayang tidak hanya diminati oleh
orang tua saja akan tetapi banyak juga anak muda yang menonton pagelaran wayang
ini. Selain menonton pagelaran wayang tersebut anak muda juga menyimak cerita
wayang yang dibawakan oleh dalang.
Dari ketiga rangkaian acara merti dusun
tersebut mempunyai nilai budaya yang dapat dikembangkan oleh generasi penerus
seperti anak muda. Generasi muda harus menjaga budaya yang ada di dusun
setempat agar kedepannya budaya merti dusun tersebut dapat terus dilakukan oleh
generasi penerus. Nilai budaya yang dapat dipetik dari budaya didaerah
Kalialang yaitu kita sebagai generasi muda harus bisa menjaga dan melestarikan
budaya yang telah dimiliki daerah kita. Selain dari nilai budaya terdapat pula
nilai sosial yang dapat dipetik yaitu kita sebagai warga yang bermasyarakat
harus pandai untuk bersosialisasi dengan warga lain. Dalam acara merti dusun
ini kita dapat berkumpul dengan masyarakat setempat. Saling tolong menolong,
gotong royong dan kekompakan warga sekitar dalam menyiapkan acara untuk merti
dusun dengan tujuan untuk mengakrabkan warga setempat. Nilai agama yang dapat
diambil dari budaya merti dusun di daerah Kalialang adalah masyarakat dapat
menysukuri nikmat yang telah diberikan oleh Tuhan kepada warga setempat. Merti
dusun dilakukan sebagai wujud rasa terimakasih kepada Tuhan karena telah
diberikan nikmat yang berlimpah. Ketika acara merti dusun warga setempat yang
memainkan alat musik tradisional menggunakan pakaian adat Jawa. Dengan
menggunakan atasan kebaya dan bawahan jarik. Pakaian tradisional tersebut
mempunyai nilai untuk nguri-uri atau melestarikan budaya Jawa, agar budaya Jawa
selalu dikembangkan dan diteruskan oleh generasi penerus.
1.
Anggota karawitan


2.
Penari ledek yang
sedang menari di Balai desa

3.
Nasi tumpeng ingkung

4.
Pagelaran wayang kulit

C.
Kesimpulan
Dari penjabaran tentang budaya yang
ada di daerah Kalialang dapat disimpulkan bahwa budaya tersebut sudah turun
temurun dilakukan oleh masyarakat setempat. Budaya yang ada di dusun Kalialang
salah satunya yang saya jabarkan adalah budaya merti dusun atau bersih desa.
Merti dusun dilakukan sebagai wujud rasa bersyukur atas nikmat yang telah Tuhan
berikan kepada warga masyarakat setempat. Budaya merti dusun tersebut sampai
sekarang masih dilestarikan oleh warga setempat, acara merti dusun dilakukan
setiap setahun sekali pada bulan tertentu dan pada hari yang jatuh pada Kamis
pahing. Di dalam acara merti dusun terdapat tiga rangkaian acara yaitu
pagelaran penari ledek, kenduri atau kondangan dengan membawa nasi tumpeng
ingkung dan pagelaran wayang kulit. Nilai yang dapat diambil dari budaya merti
dusun tersebut adalah kita sebagai generasi muda harus menjaga dan dapat
melestarikan budaya yang ada di daerah setempat seperti merti dusun atau bersih
desa.
Sumber : wawancara dengan sesepuh
desa pada tanggal 21 April 2019.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar