Sabtu, 25 Mei 2019

MERTI DUSUN KALIALANG, KALITEKUK, SEMIN, GUNUNGKIDUL



Lulu Afiah Jayusman
2017015032/6B

Abstrack
Merti dusun atau rasulan adalah bersih desa atau membersihkan desa, bersih desa dilakukan setiap setahun sekali yang dilaksanakan pada bulan yang ditentukan dan bertepaatan dengan hari Kamis pahing. Artinya membersihkan desa dengan cara menggelar acara wayang kulit, membuat sajian makanan nasi tumpeng dan ingkung serta terdapat ledek yang turut memeriahkan acara merti dusun. Ledek yaitu penari perempuan yang memakai baju kemben dan selendang. Menari dengan diiringi alunan musik dari gamelan. Penari tersebut berjoget dan biasanya dikelilingi oleh masyarakat tua atau muda untuk menemaninya menari atau sering disebut dengan istilah ngibing. Bagi masyarakat atau ibu-ibu yang mempunyai anak bayi sekitar umur 1 bulan – 5 tahun biasanya membawa anaknya kedepan penari untuk dicium oleh penari. Kepercayaan yang dianut oleh masyarakat Kalialang adalah  balita yang dicium oleh penari konon katanya akan terhindar dari mara bahaya dan orangtua dari balita tersebut harus membawa beras segenggam dan gula jawa yang ditaruh diwadah. Beras dan gula jawa tersebut diberikan kepada penari, setelah itu penari akan menyebar beras tersebut secara cuma-cuma. Masyarakat membuat nasi tumpeng dan ingkung ayam kampung dikumpulkan di rumah kepala desa atau ketua RT setempat untuk diberi doa. Setelah dikumpulkan ingkung ayam tersebut dibagi rata lagi kepada masyarakat sekitar dan menyisakan sedikit bagian untuk dibuat sebagai sesajen yang diletakkan di pohon beringin besar. Setelah makanan tersebut diberi doa selanjutnya masyarakat membawa pulang kembali makanan tersebut kerumahnya masing-masing. Setelah itu dilanjutkan pada acara malam harinya yaitu pagelaran wayang kulit dan karawitan di balai desa. Budaya tersebut sudah menjadi tradisi oleh masyarakat Kalialang.
Kata kunci : Bersih, Membersihkan, Desa




A.    Latar Belakang
Kebudayaan di Indonesia sangat beraneka ragam salah satunya adalah adat istiadat yang sangat melekat dan turun termurun dari nenek moyang zaman dahulu. Seperti adat istiadat yang ada di desa Kalialang, Kalitekuk, Semin, Gunungkidul yaitu adat merti dusun atau bersih desa. Adat merti dusun ini dilaksanakan setiap setaun sekali pada bulan yaang ditentukan dan bertepatan dengan hari Kamis pahing. Adat tersebut sudah sejak dahulu dilakukan dan menurut kepercayaan masyarakat setempat bersih dusun dilakukan adalah untuk wujud syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena telah memberikan nikmat berupa padi yang subur serta tanah yang subur. Dalam pelaksanaan bersih dusun tersebut terdapat acara yang diselenggarakan oleh warga masyarakat Kalialang, seperti pertunjukan wayang kulit, seni karawitan dan ledek (penari yang menggunakan pakaian kemben dan selendang). Cara tersebut dilakukan di balai desa setempat.
Masyarakat desa Kalialang setiap merti dusun selalu menyajikan hidangan seperti nasi tumpeng, ingkung ayam kampung, rempeyek dan buah pisang. Setiap rumah memasak sajian tersebut dan pada sore hari setelah sholat ashar sajian tersebut dibawa kerumah ketua RT untuk didoakan bersama-sama. Warga berkumpul dirumah ketua RT selain untuk mendoakan sajian makanan tersebut juga untuk menjaga silaturahmi antara warga. Setelah selesai lalu warga membawa pulang lagi sajian masakan tersebut dan dilanjutkan pada acara malam hari. Ketika malam hari seluruh warga berkumpul di balai desa untuk melihat pertunjukan wayang dan karawitan. Acara bersih desa ini sangat meriah karena wargaa sangat antusias dengan adat desa tersebut, mengingat adat tersebut dilakukan hanya dalam setahun sekali.
Adat merti dusun tersebut sudah menjadi adat turun temurun yang dilakukan oleh masyarakat Kalialang. Walaupun zaman sudah berkembang akan tetapi masyarakat Kalialang tidak meninggalakan adat tersebut. Adat ini sudah turun temurun dari zaman nenek moyang, sehingga saya sebagai anak muda yang akan meneruskan atau menjaga adat yang ada di desa Kalialang.
B.     Tujuan Penulisan
Penulisan tentang adat merti dusun yang ada di dusun Kalialang bertujuan untuk menambah wawasan dan ilmu saya tentang pentingnya adat istiadat yang ada di daerah. Selain itu penulisan ini saya lakukan untuk lebih mendalami makna yang terkandung dalam adat merti dusun di Kalialang. Dan penulisan ini saya buat agar orang lain membaca dan dapat mengetahui tentang adat yang ada di dusun Kalialang, dapat juga menambah wawasan pembaca.

ISI
Jawa merupakan salah satu suku terbesar di Indonesia, hal ini menyebabkan suku ini memiliki budaya, kebiasaan, adat istiadat, makanan, ritual keagamaan yang sangat terkenal. Di dusun saya Kalialang juga mempunyai kebudayaan yang sudah turun menurun dilakukan oleh masyarakat setempat. Kebudayaan tersebut ialah merti dusun atau bersih desa. Bersih desa tersebut dilakukan setahun sekali pada bulan tertentu dan pada hari Kamis pahing. Bersih dusun tersebut menurut keyakinan masyarakat setempat adalah bukti rasa syukur kepada Tuhan atas nikmat yang telah diberikan kepada masyarakat setempat dan dusun Kalialang. Ketika dalam upacara merti dusun terdapat serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat setempat, yaitu : kegiatan pagelaran penari ledek, kenduri atau kondangan dan pagelaran wayang kulit.
Pagelaran penari ledek dilakukan dipinggir sungai yang ada di dusun Kalialang. Dalam pagelaran ledek tersebut mempunyai makna untuk menghibur warga masyarakat dusun Kalialang. Pagelaran penari ledek ini dilakukan atau ditampilkan pada siang hari. Masyarakat setempat beramai-ramai memadati tempat yang digunakan oleh penari ldek tersebut. Selain untuk melihat pertunjukan penari tersebut tidak jarang masyarakat ikut serta menari dengan penari ledek. Setelah penari ledek tersebut menari di pinggiran sungai lalu penari tersebut melanjutkan menari di balai dusun dengan diiringi musik gamelan. Gamelan adalah alat musik yang berasal dari daerah Jawa. Penari ledek menari mengikuti irama musik gamelan yang dimainkan oleh masyarakat sekitar. Penari ledek menggunakan pakaian kemben dan menggunakan properti selendang, selain itu penari ledek dirias dan menggunakan sanggul dan konde. Penari ledek biasanya berjumlah 2 sampai 3 orang tergantung masyarakat sekitar yang meminta. Selain berparas cantik penari ledek harus mempunyai sifat yang dibawakan ketika menari seperti sifat ramah tamah kepada masyarakat, murah senyum dan tidak kaku kepada masyarakat.
Ketika sudah memasuki waktu setelah ashar masyarakat berkumpul dirumah salah satu ketua RT untuk melaksanakan kenduri atau kondangan dengan membawa nasi tumpeng ingkung. Ingkung ayam kampung merupakan salah satu makanan khas Jawa yang berbahan dasar ayam yang dibumbui dan disajikan satu ekor utuh ayam tanpa dipotong. Nasi tumpeng ingkung ini mempunyai makna yang diyakini masyarakat setempat yaitu manusia diharapkan dapat berperilaku seperti ayam. Karena ayam jika diberi makanan tidaklah langsung dimakan akan tetapi akan dipilih dahulu mana yang baik dan mana yang tidak. Dengan demikian manusia diharapkan mampu memilih mana hal baik yang harus dilakukan dan mana hal buruk yang harus ditinggalkan. Kepala dusun memimpin acara kenduri tersebut dan diikuti oleh masyarakat setempat. Sebelum nasi tumpeng ingkung dibagikan kepada masyarakat dan dimakan bersama-sama kepala dusun terlebih dahulu mengajak masyarakat setempat untuk membaca doa terlebih dahulu dengan tujuan agar makanan tersebut berkah untuk masyarakat setempat. Setelah membaca doa masyarakat setempat secara bersama-sama memakan nasi tumpeng ingkung tersebut. Kenduri ini juga bertujuan untuk mengakrabkan warga setempat dengan cara berkumpul bersama dan dilanjutkan makan bersama. Kenduri atau kondangan ini tidak hanya diikuti oleh orang tua saja melainkan juga diikuti oleh anak kecil sampai dewasa. Semua ikut berkumpul untuk menjadi satu pada acara merti dusun yang dilakukan setahun sekali pada bulan tertentu dan pada hari tertentu.
Setelah kegiatan kenduri tersebut selesai selanjutnya pada malam hari dilanjutkan dengan pagelaran wayang kulit. Pagelaran wayang kulit dilakukan di  balai dusun Kalialang. Pagelaran wayang kulit ini mempunyai makna filosofi, ajaran-ajaran budi pekerti dan kebathinan, sekaligus menjadi wadah kepandaian atau kelebihan dibidang masing-masing sepeti dalang, sinden saat menembang lagu jawa, dalam bidang karawitan dan tontonan atau seni drama yang dibawakan oleh dalang agar masyarakat dapat memetik hikmah dari suatu cerita wayang yang dibawakan oleh dalang. Pagelaran wayang kulit ini sangat digemari oleh masyarakat setempat karena dapat menjadi nilai hiburan bagi warga sekitar, selain dapat menjadi hiburan bagi warga setempat pagelaran wayang ini juga dapat melestarikan budaya Jawa. Pagelaran wayang tidak hanya diminati oleh orang tua saja akan tetapi banyak juga anak muda yang menonton pagelaran wayang ini. Selain menonton pagelaran wayang tersebut anak muda juga menyimak cerita wayang yang dibawakan oleh dalang.
Dari ketiga rangkaian acara merti dusun tersebut mempunyai nilai budaya yang dapat dikembangkan oleh generasi penerus seperti anak muda. Generasi muda harus menjaga budaya yang ada di dusun setempat agar kedepannya budaya merti dusun tersebut dapat terus dilakukan oleh generasi penerus. Nilai budaya yang dapat dipetik dari budaya didaerah Kalialang yaitu kita sebagai generasi muda harus bisa menjaga dan melestarikan budaya yang telah dimiliki daerah kita. Selain dari nilai budaya terdapat pula nilai sosial yang dapat dipetik yaitu kita sebagai warga yang bermasyarakat harus pandai untuk bersosialisasi dengan warga lain. Dalam acara merti dusun ini kita dapat berkumpul dengan masyarakat setempat. Saling tolong menolong, gotong royong dan kekompakan warga sekitar dalam menyiapkan acara untuk merti dusun dengan tujuan untuk mengakrabkan warga setempat. Nilai agama yang dapat diambil dari budaya merti dusun di daerah Kalialang adalah masyarakat dapat menysukuri nikmat yang telah diberikan oleh Tuhan kepada warga setempat. Merti dusun dilakukan sebagai wujud rasa terimakasih kepada Tuhan karena telah diberikan nikmat yang berlimpah. Ketika acara merti dusun warga setempat yang memainkan alat musik tradisional menggunakan pakaian adat Jawa. Dengan menggunakan atasan kebaya dan bawahan jarik. Pakaian tradisional tersebut mempunyai nilai untuk nguri-uri atau melestarikan budaya Jawa, agar budaya Jawa selalu dikembangkan dan diteruskan oleh generasi penerus.

1.      Anggota karawitan



2.      Penari ledek yang sedang menari di Balai desa

3.      Nasi tumpeng ingkung


4.      Pagelaran wayang kulit


C.     Kesimpulan
Dari penjabaran tentang budaya yang ada di daerah Kalialang dapat disimpulkan bahwa budaya tersebut sudah turun temurun dilakukan oleh masyarakat setempat. Budaya yang ada di dusun Kalialang salah satunya yang saya jabarkan adalah budaya merti dusun atau bersih desa. Merti dusun dilakukan sebagai wujud rasa bersyukur atas nikmat yang telah Tuhan berikan kepada warga masyarakat setempat. Budaya merti dusun tersebut sampai sekarang masih dilestarikan oleh warga setempat, acara merti dusun dilakukan setiap setahun sekali pada bulan tertentu dan pada hari yang jatuh pada Kamis pahing. Di dalam acara merti dusun terdapat tiga rangkaian acara yaitu pagelaran penari ledek, kenduri atau kondangan dengan membawa nasi tumpeng ingkung dan pagelaran wayang kulit. Nilai yang dapat diambil dari budaya merti dusun tersebut adalah kita sebagai generasi muda harus menjaga dan dapat melestarikan budaya yang ada di daerah setempat seperti merti dusun atau bersih desa.

            Sumber : wawancara dengan sesepuh desa pada tanggal 21 April 2019.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

TRADISI NYADRAN DI MAKAM SEWU DIWIJIRWJO PANDAK BANTUL

Oleh : Febriana SiskaWati (2017015260) Febrianasiska123@gmail.com Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa ABSTRAK Tulisan ini m...