Mohammad Husnal Hayat 201601578
ABSTRAK
Mohammad Husnal
Hayat Tradisi Selamat Laut/Buang Jong Sebagai Budaya
Tahunan Masyarakat Belitung. Artikel, Yogyakarta. Program Studi Guru Sekolah
Dasar Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Sarjanawiyata
Tamansiswa Yogyakarta, 9 Mei 2019.
PENDAHULUAN
Indonesia memiliki beragam suku, budaya,
adat-istiadat, dan agama. Setiap daerah memiliki suku dan budayanya masing-masing. Kebudayaan daerah
adalah kebudayaan yang diwariskan secara turun-temurun dari generasi ke
generasi berikutnya. Kota sekarang ini sedikit demi sedikit telah meninggalkan
adat-istiadat dan kebudayaan karena telah terpengaruh dengan budaya asing.
Sedangkan di daerah terpencil seperti desa, sangat menghormati kebudayaan yang
mereka miliki secara turun-temurun.
Selamat Laut merupakan upacara untuk
mengharapkan keselamatan dalam melaut
dan menolak hal-hal buruk yang tidak diinginkan. Upacara Selamat Laut juga
dipimpin oleh dukun kampung dan biasanya masyarakat pesisir laut membawa wadah
segi empat, di tengah di taruh bendera putih segitiga dan dalam wadah tersebut
di simpan terlur ayam 4 butir, pisang pesisir, beras kuning, serabi kecil,
kelumping, berete. Pantangan larangan adat yaitu tidak boleh melaut selama tiga
hari tiga malam.
Selamat Laut adalah upacara yang
dilakukan masyarakat pesisir laut Belitung untuk mengharap berkah kepada Allah
SWT, dijauhkan dari bala bahaya, dan dimudahkan untuk hasil tangkap ikan dan
biota laut yang lainnya agar lebih banyak. Selamat laut ini juga dimaksudkan
untuk menjaga habitat biota laut agar tidak punah. Tradisi dan kebudayaan pada
umumnya sudah melekat dan membudaya pada masyarakat setempat yang merupakan
warisan budaya yang harus dilestarikan.
PEMBAHASAN
Kekayaan budaya kita tidak bisa di
pungkiri keberadaannya terutama di Pulau Belitung. Meski sekarang ini telah
masuknya unsur-unsur modernisasi, akan tetapi beberapa kebudayaan masih dilestarikan dan bisa kita lihat sampai
sekarang. Salah satu budaya khas Belitung yang telah dilakukan secara
turun-temurun ialah Selamat Laut/Buang
Jong. Selamat Laut dimaksudkan untuk mengharap berkah kepada Allah SWT,
dijauhkan dari bala bahaya, dan dimudahkan untuk hasil tangkap ikan, mempererat
silaturahmi dan menjaga habitat biota laut agar tidak terjadi kepunahan.
Asal mula
munculnya selamat laut
Selamat Laut atau sering di sebut Buang Jong yang bertepat di laut
Selindang, Desa Senyubuk, Kecamatan Kelapa Kampit, Kabupaten Belitung Timur.
Sekitar abad ke 18 awalnya ada rombongan dari Negeri Johor yang dipimpin oleh
Datuk Ahmad Baijuri untuk mencari Bunian (makhluk halus) di dekat pesisir
pantai. Setelah dapat restu dari penguasa kerajaan buding, Datuk Ahmad Baijuri
dan rombongannya berangkat ke hutan pesisir yang belum di huni. Sesampainya di
pantai Datuk Ahmad Baijuri merasa ada sesuatu yang aneh di hutan tersebut, di
hutan itu dihuni oleh orang Bunian. Setelah berjalan cukup jauh di dalam hutan
Datuk Ahmad Baijuri menemukan pohon yang cukup besar, kemudian ditancapkannya
pedang milik beliau di pohon besar tersebut.
Keesokan harinya dilihat oleh Datuk
Ahmad Baijuri pedang yang belau tancapkan terpelanting dengan sendirinya dan
itu berlangsung selama 3 hari berturut-turut. Pada hari ke-4 Datuk Ahmad
Baijuri melakukan sholat hajat di tempat tersebut, ternyata memang benar di
pohon besar ini di huni oleh orang Bunian (makhluk halus). Pemimpin orang
Bunian mengajak perang tanding terhadap Datuk Ahmad Baijuri, pendek cerita
perperangan itu pun dimenangkan oleh Datuk Ahmad Baijuri.
Bukti kekalahannya ppemimpin orang
bunian yaitu menyerahkan sebilah keris dan selembar cindai (Selindang), oleh
Datuk Ahmad Baijuri kampung pesisir itu diberilah nama kampung Selindang. Yang
meliputi Batu Lesong, Kerasak, Karang Empat, Belimbing, Senambun, dan Gelumut.
Rangkaian acara
Selamat Laut
Tradisi ini sudah dilakukan masyarakat
pesisir pantai setiap tahunnya, adapun persiapan yang harus dilakukan oleh
dukun kampung yaitu dukun kampung menggunakan pakaian adat tradisional dan
membawa pedang untuk membuka kampung selindang pun di asah kemudian di asap
tradisi ini dilakukan oleh Datuk Sahid, Datuk Razak, kik Ripin, Basya Adam dan
sekarang dipimpin oleh Datuk Razibin Adam.
Dalam Selamat Laut ada persiapan yang
harus dilakukan yaitu membuat wadah berbentuk persegi empat, ditengahnya di
taruh bendera putih berbentuk segitiga, dan wadah tersebut berisikan telur ayam
4 butir, pisang sesisir, serabi kecil, kelumping, beras kuning, dan berete.
Pantangan adat yaitu tidak boleh melaut selama 3 hari 3 malam.

Kemudian
Melarung perebie adat yaitu melepaskan wadah persegi empat tadi yang sudah
diberikan doa dan berbagai macam makanan tersebut di tengah laut

Makna
Selamat Laut
Hakikat nama dari Selamat Laut iyalah
masyarakat yang bersyukur karena telah dilimpahkannya nikmat hasil melaut dan
juga permohonan agar di tahun depan banyak hal-hal baik yang diperoleh dan
menjauhkan hal-hal buruk atau bala bahaya. Dengan adanya selamat laut ini juga
bisa melestarikan biota laut dan tumbuhan bakau yang ada di pesisir pantai dan
menjaga kelestarian lingkungan hidup.
PENUTUP
Kesimpulan
Selamat Laut adalah ucapan rasa syukur
atas limpahan rezeki dari hasil melaut para nelayan di pulau Belitung dengan
cara berdoa dan bersedekah kepada alam karena masyarakat masih menganut
kepercayaan animisme. Namun ketika Islam masuk maka ucapan rasa syukur tersebut
ditunjukkan kepada Allah SWT. Karena hanya dengan karunianyalah kita bisa
mendapatkan nikmat dan rezeki yang mencukupi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar