Jumat, 24 Mei 2019

Tradisi Selamat Laut/Buang Jong



Mohammad Husnal Hayat 201601578
ABSTRAK
Mohammad Husnal Hayat Tradisi Selamat Laut/Buang Jong Sebagai Budaya Tahunan Masyarakat Belitung. Artikel, Yogyakarta. Program Studi Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa Yogyakarta, 9 Mei 2019.

PENDAHULUAN
Indonesia memiliki beragam suku, budaya, adat-istiadat, dan agama. Setiap daerah memiliki suku dan  budayanya masing-masing. Kebudayaan daerah adalah kebudayaan yang diwariskan secara turun-temurun dari generasi ke generasi berikutnya. Kota sekarang ini sedikit demi sedikit telah meninggalkan adat-istiadat dan kebudayaan karena telah terpengaruh dengan budaya asing. Sedangkan di daerah terpencil seperti desa, sangat menghormati kebudayaan yang mereka miliki secara turun-temurun.
Selamat Laut merupakan upacara untuk mengharapkan  keselamatan dalam melaut dan menolak hal-hal buruk yang tidak diinginkan. Upacara Selamat Laut juga dipimpin oleh dukun kampung dan biasanya masyarakat pesisir laut membawa wadah segi empat, di tengah di taruh bendera putih segitiga dan dalam wadah tersebut di simpan terlur ayam 4 butir, pisang pesisir, beras kuning, serabi kecil, kelumping, berete. Pantangan larangan adat yaitu tidak boleh melaut selama tiga hari tiga malam.
Selamat Laut adalah upacara yang dilakukan masyarakat pesisir laut Belitung untuk mengharap berkah kepada Allah SWT, dijauhkan dari bala bahaya, dan dimudahkan untuk hasil tangkap ikan dan biota laut yang lainnya agar lebih banyak. Selamat laut ini juga dimaksudkan untuk menjaga habitat biota laut agar tidak punah. Tradisi dan kebudayaan pada umumnya sudah melekat dan membudaya pada masyarakat setempat yang merupakan warisan budaya yang harus dilestarikan.
PEMBAHASAN
Kekayaan budaya kita tidak bisa di pungkiri keberadaannya terutama di Pulau Belitung. Meski sekarang ini telah masuknya unsur-unsur modernisasi, akan tetapi beberapa kebudayaan  masih dilestarikan dan bisa kita lihat sampai sekarang. Salah satu budaya khas Belitung yang telah dilakukan secara turun-temurun ialah Selamat Laut/Buang Jong. Selamat Laut dimaksudkan untuk mengharap berkah kepada Allah SWT, dijauhkan dari bala bahaya, dan dimudahkan untuk hasil tangkap ikan, mempererat silaturahmi dan menjaga habitat biota laut agar tidak terjadi kepunahan.
Asal mula munculnya selamat laut
Selamat Laut atau sering di sebut Buang Jong yang bertepat di laut Selindang, Desa Senyubuk, Kecamatan Kelapa Kampit, Kabupaten Belitung Timur. Sekitar abad ke 18 awalnya ada rombongan dari Negeri Johor yang dipimpin oleh Datuk Ahmad Baijuri untuk mencari Bunian (makhluk halus) di dekat pesisir pantai. Setelah dapat restu dari penguasa kerajaan buding, Datuk Ahmad Baijuri dan rombongannya berangkat ke hutan pesisir yang belum di huni. Sesampainya di pantai Datuk Ahmad Baijuri merasa ada sesuatu yang aneh di hutan tersebut, di hutan itu dihuni oleh orang Bunian. Setelah berjalan cukup jauh di dalam hutan Datuk Ahmad Baijuri menemukan pohon yang cukup besar, kemudian ditancapkannya pedang milik beliau di pohon besar tersebut.
Keesokan harinya dilihat oleh Datuk Ahmad Baijuri pedang yang belau tancapkan terpelanting dengan sendirinya dan itu berlangsung selama 3 hari berturut-turut. Pada hari ke-4 Datuk Ahmad Baijuri melakukan sholat hajat di tempat tersebut, ternyata memang benar di pohon besar ini di huni oleh orang Bunian (makhluk halus). Pemimpin orang Bunian mengajak perang tanding terhadap Datuk Ahmad Baijuri, pendek cerita perperangan itu pun dimenangkan oleh Datuk Ahmad Baijuri.
Bukti kekalahannya ppemimpin orang bunian yaitu menyerahkan sebilah keris dan selembar cindai (Selindang), oleh Datuk Ahmad Baijuri kampung pesisir itu diberilah nama kampung Selindang. Yang meliputi Batu Lesong, Kerasak, Karang Empat, Belimbing, Senambun, dan Gelumut.
Rangkaian acara Selamat Laut
Tradisi ini sudah dilakukan masyarakat pesisir pantai setiap tahunnya, adapun persiapan yang harus dilakukan oleh dukun kampung yaitu dukun kampung menggunakan pakaian adat tradisional dan membawa pedang untuk membuka kampung selindang pun di asah kemudian di asap tradisi ini dilakukan oleh Datuk Sahid, Datuk Razak, kik Ripin, Basya Adam dan sekarang dipimpin oleh Datuk Razibin Adam.
Dalam Selamat Laut ada persiapan yang harus dilakukan yaitu membuat wadah berbentuk persegi empat, ditengahnya di taruh bendera putih berbentuk segitiga, dan wadah tersebut berisikan telur ayam 4 butir, pisang sesisir, serabi kecil, kelumping, beras kuning, dan berete. Pantangan adat yaitu tidak boleh melaut selama 3 hari 3 malam.


     Kemudian Melarung perebie adat yaitu melepaskan wadah persegi empat tadi yang sudah diberikan doa dan berbagai macam makanan tersebut di tengah laut
  
Makna Selamat Laut
Hakikat nama dari Selamat Laut iyalah masyarakat yang bersyukur karena telah dilimpahkannya nikmat hasil melaut dan juga permohonan agar di tahun depan banyak hal-hal baik yang diperoleh dan menjauhkan hal-hal buruk atau bala bahaya. Dengan adanya selamat laut ini juga bisa melestarikan biota laut dan tumbuhan bakau yang ada di pesisir pantai dan menjaga kelestarian lingkungan hidup.
PENUTUP
Kesimpulan
Selamat Laut adalah ucapan rasa syukur atas limpahan rezeki dari hasil melaut para nelayan di pulau Belitung dengan cara berdoa dan bersedekah kepada alam karena masyarakat masih menganut kepercayaan animisme. Namun ketika Islam masuk maka ucapan rasa syukur tersebut ditunjukkan kepada Allah SWT. Karena hanya dengan karunianyalah kita bisa mendapatkan nikmat dan rezeki yang mencukupi.









Tidak ada komentar:

Posting Komentar

TRADISI NYADRAN DI MAKAM SEWU DIWIJIRWJO PANDAK BANTUL

Oleh : Febriana SiskaWati (2017015260) Febrianasiska123@gmail.com Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa ABSTRAK Tulisan ini m...