Al imanudin (2016015075)
Program
Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Universitas
Sarjanawiyata Tamansiswa Yogyakarta
ABSTRAK
Rimpu adalah nama
pakaian asal suku mbojo, pulau Sumbawa,Nusa Tenggara Barat.
Rimpu
adalah memakai sarung dengan melingkarkannya pada kepala dimana yang terlihat
hanya wajah pemakainya dengan menggunakan sarung. Kebudayaan rimpu yang
merupakan salah satu hasil kebudayaan masyarakat Bima-Dompu. Umumnya, kaum
perempuan memakai rimpu untuk menutup auratnya sebagaimana ajaran Islam
mengajarkan bahwa setiap kaum perempuan yang sudah aqil balik harus menutup
auratnya di hadapan orang yang bukan muhrimnya.
Ada dua jenis busana
rimpu yang di gunakan oleh perempuan Dompu-Mbojo, Bagi perempuan yang belum menikah
memakai busana rimpu hanya keliatan bagian mata dan telapak tangannya saja,
sedangkan bagi perempuan yang sudah menikah atau berkeluarga memakai busana
rimpu boleh keliatan bagian wajah.
Adanya perbedaan
penggunaan rimpu antara yang masih gadis dengan yang telah bersuami, sebenarnya
secara tidak langsung menjelaskan pada masyarakat terutama kaum pria tentang
status wanita, apakah wanita tersebut sudah berkeluarga atau masih gadis,
itulah yang unik dari budaya rimpu suku mbojo tersebut.
Keunikan
dari budaya berbusana suku mbojo tersebut harus tetap di lestarikan, agar tidak
punah sehingga generasi selanjutnya tau bahwa makna dari berbusana rimpu itu
apa.
Busana rimpu yang
menjadi salah satu budaya berbusana suku mbojo sekarang hampir punah, hal itu
di sebabkan karena masyarakat Dompu-Bima, sudah jarang menggunakan rimpu untuk
menutup aurat, hal itu disebabkan sudah banyak busana menutup aurat yang lebih
bermoderen yang bermunculan.
Ibu-ibu yang sudah
menikah/berkeluarga yang dulunya selalu menggunakan rimpu untuk berbusana
menutup aurat sekarang sudah banyak yang beralih menggunakan jilbab. Begitupun
perempuan yang belum menikah seakarang tidak lagi menggunakan rimpu, mereka
memakai rimpu pada saat ada acara atau ivent tertentu saja yang diadakan. Karena
apabila memakai rimpu, para perempuan yang masih gadis itu merasa malu sehingga
mereka lebih menggunakan jilbab untuk menutup auratnya ketimbang menggunakan
rimpu yang menjadi budaya berbusana suku mbojo.
Rimpu merupakan sebuah
budaya dalam busana pada masyarakat Bima-Dompu (Dou Mbojo-Dompu). Budaya
"rimpu" telah hidup dan berkembang sejak masyarakat Dompu-Bima ada.
Rimpu merupakan cara berbusana yang mengandung nilai-nilai khas yang sejalan
dengan kondisi daerah yang bernuansa Islam.
Rimpu adalah cara
berbusana masyarakat Dompu-Bima yang menggunakan sarung khas Bima. Rimpu
merupakan rangkaian pakaian yang menggunakan dua lembar (dua ndo`o)
sarung. Rimpu ini adalah pakaian yang diperuntukkan bagi kaum perempuan,
sedangkan kaum lelakinya tidak memakai rimpu tetapi ”katente” (menggulungkan sarung di pinggang).
Rimpu
merupakan busana yang terbuat dari dua lembar sarung yang bertujuan untuk
menutup seluruh bagian tubuh. Satu lembar untuk mernutup kepala, satu lembar
lagi sebagai pengganti rok.
Untuk melestarikan
budaya rimpu tersebut, pemerintah kab. Dompu, Kab. Bima dan Kota Bima sengaja
mengadakan acara atau ivent untuk melestarikan budaya rimpu tersebut agar bisa
tetap lestari dan di ketahui oleh semua orang.
Tapi kembali lagi ke
budaya masayarakat Dompu-Bima yang sekarang sudah sedikit melupukan budaya
rimpu tersebut, mereka lebih banyak menggunakan jilbab dengan alasan lebih
praktis, selain itu juga para perempuan yang masih gadis masih banyak yang
belum mengetahui cara memakai busana rimpu yang sesungguhnya, masih ada yang
belum bisa memakai rimpu dengan alasan karena terlalu ribet dan butuh waktu
yang lama oleh karena itu mereka lebih baik menggunakan jilbab sebagai
alternatif untuk menutup aurat.
Tidak berhenti disitu
saja pemerintah kab. Dompu,Kab. Bima dan Kota Bima tidak berhenti di situ
saja,pemerintah terus mengadakan lomba-lomba untuk tetap melestarikan budaya
tersebut, karena jaman sekarang sudah jarang sekali terlihat perempuan suku
mbojo yang mengenakan rimpu, mudah-mudahan melalui acara-acara melestarikan
budaya tersebut kita dapat mempertahankan budaya-budaya local yang ki8ni hampir
punah dan bisa memperkenalkan budaya rimpu kepada generasi-generasi sekarang
sehingga mereka tidak merasa asing dengan budayanya sendiri.
Kita ketahui bersama
bahwa budaya rimpu tersebut sudah jarang di gunakan oleh kaum perempuan,
sehingga generasi muda selanjutnya kurang paham dengan pakaian berbusana rimpu
ttersebut, banyak anak-anak yang memakai busana rimpu tapi itu mereka gunakan
hanya untuk bermain ninja-ninja karena emang cara berbusana rimpu tersebut
mirip seperti ninja, mereka tidak tau apa manfaat atau kegunaan menggunakan
rimpu tersebut adalah untuk menutup aurat.
Budaya berbusana rimpu
sudah mulai di perkenalkan di acara-acara atau ivent-ivent besar seperti pada
saata acara memperingati kesultanan Bima dan akan di perkenalkan juga pada saat
acara Tambora Menyapa Dunia. Busana rimpu akan lebih dikenal sama semua orang
bukan cumin suku mbojo saja yang tau bahkan orang dari daerah lain juga akan
mengetahui keunikan berbusana dari suku mbojo tersebut.
Budaya
berbusana rimpu harus tetap dilestarikan sampai kapanpun karena itu adalah
warisan budaya ssuku mbojo yang harus tetap dipertahankan samapai kapan pun,
generasi muda harus paham akan budaya nya sendiri dan harus ikut tetap
melestaraikan budaya berbusana rimpu tersebut hingga pada akhirnya mereka akan
menggunakan rimpu tersebut bukan pada saat acara-acara atau ivennt-ivent
tertentu saja melainkan digunakan setiap hari agar mencerminkan identitas dari
suku mbojo tersebut.
Oleh karena itu,
generasi muda dari suku mbojo harus tetap melestarikan budaya rimpu agar tidak
hilang, karena sudah banyak bentuk berbusana modern yang bermunculan, generasi
dari suku mbojo harus tetap menggunakan rimpu tersebut agar identitas diri
masyarakat suku mbojo tercermin dari cara berbusana nya tersebut, generasi muda
harus menggunakan rimpu tersebut setiap hari bukan saja mereka gunakan pada
saat acara-acara atau ivent-ivent besar saja sehingga mereka terbiasa berpakain
busana rimpu tersebut, sehingga budaya rimpu setidaknya dapat dikenal oleh
semua orang bukan cumin dari suku mbojo saja yang mengenal adanya berbusana
seperti memakai ninja tersebut, kita sebagai generasi mud suku mbojo harus
merasa bangga memili cara berbusa yang berbeda dengan dareah lain sehingga
budaya berbusana rimpu harus tetap di pertahankan samapai kapanpun.
Contoh gambar rimpu pada umumnya :
Gambar perempuan
yang sudah menikah

perempuan yang
belum menikah

SUMBER/REVERENSI
Maratun
Syolihan, Tempat tanggal lahir Dompu, 17 November 1994, kuliah
di Fakultas keguruan dan ilmu pendidikan, Universitas Mataram.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar