Jumat, 17 Mei 2019

EMPAT KULINER KHAS GUNUNGKIDUL


Ian Aulia Fatimah Arditiyani
2016016003 – 6A PGSD
FKIP Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa Yogyakarta

ABSTRAK
Makanan khas yang berasal dari Gunungkidul Yogyakarta adalah tiwul, gatot, belalang goreng, ulat jati goreng dan kepompongnya. Tiwul dan gatot adalah makanan yang terbuat dari olahan singkong ini kaya akan manfaat bagi tubuh. Makanan ini sudah terkenal sejak jaman dahulu dan menjadi salah satu warisan kuliner bagi masyarakat Yogyakarta terutama daerah Gunungkidul yang turun temurun. Proses dan penyajiannya juga masih tradisional sesuai tata cara yang sudah turun temurun sejak jaman dahulu. Makanan ini mudah kita jumpai di pasar-pasar tradisional atau di toko Yu Tum yang khusus menjual makanan tradisional khas Gunungkidul. Selain tiwul dan gatot, ada juga belalang goreng, puthul goreng, laron, ulat jati beserta ungkrungnya yang akan menghiasi santapan masyarakat Gunungkidul. Hewan-hewan tersebut hanya bisa diburu ketika musim penghujan tiba. Dan masyarakat Gunungkidul telah menjadikan perburuan tersebut menjadi kebiasaan dan menjadikannya tradisi.

I.       PENDAHULUAN
     Indonesia merupakan satu dari sekian banyak negara di dunia yang kaya akan berbagai macam kebudayaan. Keanekaragaman kebudayaan dapat menjadi cirri khas suatu daerah.Menurut Marwanti (2000; 112) makanan tradisional merupakan makanan pokok yang menjadi makanan sehari-hari, baik yang berupa makanan selingan, atau sajian khusus dan sudah ad secara turun temurun dari zaman nenek moyang.oleh karena itu, makanan tradisional merupakan bagian dari unsur budaya yang sangat penting.
Makanan tradisional atau makanan lokal merupakan salah satu identitas suatu kelompok masyarakat yang sangat mudah untuk ditemukan dan mudah untuk dikenali. Setiap wilayah di Indonesia memiliki kekayaan kuliner yang menjadi ci ri khas atau identitas daerah tersebut. Makanan tradisional atau kuliner lokal adalah jenis makanan yang berkaitan erat dengan suatu daerah dan diwariskan dari generasi ke generasi sebagai bagian dari tradisi daerah tersebut.
     Makanan lokal khas daerah-daerah di Indonesia sudah ada sejak lama dan masih bertahan sampai saat ini sehingga sangat dihargai sebagai warisan budaya. Resep yang digunakan juga sudah diturunkan dari generasi ke generasi, bahkan cara memasaknya juga masih melestarikan cara lama. Walaupun sudah ada modifikasi atau variasi, namun bahan utama dan prosedur memasaknya tidak berubah.Karena menjadi bagian suatu daerah, maka makanan-makanan tradisional ini sangat mudah ditemukan, bahkan menjadi ikon pariwisata di tempat tersebut, seperti tiwul dan gatot dari Gunungkidul. Selain tiwul dan gatot juga ada makanan khas berupa belalang goreng dan ulat jati goreng. Dimana makanan itu ada bila musim penghujan tiba.
     Tiwul dan Gatot adalah makanan tradisional dari Gunungkidul yang terbuat dari olahan singkong. Makanan ini sudah terkenal sejak jaman dahulu dan menjadi salah satu warisan kuliner bagi masyarakat Yogyakarta terutama daerah Gunungkidul. Pada abad modern peranan makanan tradisional sudah mulai tergantikan dengan berbagai macam model makanan baru, terlihat dengan munculnya bnayk makanan yang tergolong dalam istilah dast food (makanan cepat saji) seperti burger, stick, pizza, dan lain-lain. Fast food  memiliki keunggulan yaitu cara penyajiannya tidak terlalu lama, bentuknya menarik dan menjadi gaya hidup masyarakat kota pada umumnya. Berbeda dengan tiwul dan gatot yang membutuhkan waktu yang tidak sedikit dalam pembuatannya dan juga tidak bisa bertahan lama masa penyajiannya.
Orang pada zaman modern lebih memilih untuk mengonsumsi makanan fast food karena makanan tradisional daerah susah didapatkan dan dianggap ketinggalan zaman atau kuno. Minimnya masyarakat yang membuat makanan tradisional dan makanan tradisional yang tidak bisa bertahan lama hanya dapat bertahan pagi sampai sore atau satu hari satu malam juga menjadi faktor penyebab utama makanan tidak dijual pada hari-hari biasa.
     Jika dibiarkan, bukan tidak mungkin hal ini akan menyebabkan menghilangnya makanan tradisional daerah yang mulai tergantikan oleh makanan modern. Dalam upaya melestarikan makanan tradisional tiwul dan gatot khas Gunungkidul maka dalam hal ini akan dijelaskan mengenai hal-hal yang berkaitan dengan tiwul dan gatot.Sehingga orang pada jaman sekarang dapat dengan mudah mengenal makanan khas dari Gunungkidul dan mampu membuatnya sendiri.
II.    PEMBAHASAN
Tiwul adalah makanan tradisional dari Gunungkidul yang terbuat dari bahan olahan singkong.Makanan yang unik ini, selain rasanya yang sangat khas tiwul juga dapat dijadikan sebagai makanan pengganti nasi.Makanan ini sudah terkenal sejak jaman dahulu dan menjadi salah satu warisan kuliner bagi masyarakat Yogyakarta terutama daerah Gunungkidul yang turun temurun dari generasi ke generasi.
Jika ditelusuri sejarahnya, tiwul sudah ada sejak jaman dahulu.Konon menurut sejarahnya, pada jaman penjajahan dahulu, makanan ini dijadikan makanan pokok bagi masyarakat penduduk gunungkidul dan sekitarnya dikarenakan pada jaman tersebut beras sangatlah mahal untuk dibeli oleh penduduk berkalangan menengah kebawah.Pada jaman tersebut, tiwul dimakan bersama lauk pauk serta sayuran.Setelah jaman penjajahan pun, makanan ini masih berfungsi sebagai makanan pokok apabila stok beras habis sebelum masa panen.
     Tiwul memiliki rasa yang sedikit madis dan memiliki aroma alami dari singkong, sehingga memiliki cita rasa yang khas pada makanan ini.Selain itu teksturnya yang pulen dan menggumpal memberikan sensasi tersendiri saat kita menyantapnya.Tiwul ini sangat dipercaya sangat berguna bag tubuh kita.Karena mempunya kandungan kalori yang lebih rendah dari pada nasi.Kita bisa menjumpai tiwul di daerah Yogyakarta dan Gunungkidul yang biasa dijual di pasar tradisional maupun di warung makanan khusus seperti warung Yu Tum yang menjual berbagai makanan khas Gunungkidul seperti tiwul dan gatot.
Tiwul dibuat melalui beberapa proses. Dalam proses tersebut pertama singkong dikupas dan dijemur gingga kering. Singkong yang sudah kering tersebut oleh masyarakat Jawa disebut Gaplek.Gaplek kemudian ditumbuk hingga halus dan menjadi seperti tepung. Lalu tepung tersebut  dikukus hingga matang dan menjadi tiwul.
Resep untuk membuat nasi tiwul
Bahan-bahan:
1.      350 gram singkong yang sudah dikeringkan
2.      150 gram gula merah
3.      200 gram kelapa parut
4.      2 lembar daun pandan yang panjangnya sekitar 20 cm, diikat simpul
5.      1 lembar daun pisang
6.      350 ml gelas air
7.      Garam secukupnya
Cara memasak :
1.      Singkong yang sudah dikeringkan (gaplek) ditumbuk sampai jadi sepeti tepung, kemudian percikkan sedikit air, lalu tumbuk lagi sampai didapatkan butiran kecil-kecil. Sisihkan dahulu, karena ini merupakan bahan utamanya.
2.      Panaskan dandang atau kukusan, jangan lupa alasi engan menggunakan daun pisang.
3.      Masukkan butiran kecil singkong tadi ke dalam dandang.
4.      Tambah gula merah yang sudah diserut di atas gaplek, harus rata ya, tapi nggak semua kena gula merahnya juga nggak apa-apa, lalu kukus selama kurang lebih 1 jam, kemudian angkat.
5.      Setelah itu kukus kelapa parut bersama dengan daun pandan dan tambahkan garam secukupnya, selama kurang lebih 15 menit, kemudian angkat.
6.      Nasi tiwul siap disajikan bersama dengan kelapa parut.

Manfaat mengonsumsi tiwul :
1.      Ada karbohidrat yang tinggi. Kadar kalori singkong lebih besardari pada nasi.
2.      Kaya akan serat, sehingga sangat mudah diserap dan mudah mengenyangkan.
3.      Sebagai sumber energi. Hal ini karena tiwul ini memiliki asam butiran. Selain sebagai sumber energi juga bermanfaat menghambat dan menekan pertumbuhan sel kanker.
4.      Menyehatkan pencernaan, karena kaya akan serat juga ada pati yang tinggi. Pati yang dihasilkan adalah hasil dari proses yang panjang. Dan pati juga sangat bermanfaat bagi kesehatan tubuh kita.

Gatot adalah makanan khas Gunungkidul, Yogyakarta.Gatot juga terbuat dari olahan singkong.Gotot juga merupakan makanan pengganti nasi.Tanah di Gunungkidul cenderung kurang subur, kering, berdaya dukung rendah sehingga hanya tanaman tertentu seperti jagung, kacang-kacangan, dan singkong yang berhasil dibudidayakan.Semenjak tahun 1996, terjadi perubahan pola konsumsi nasi sebagai makanan pokok akibat perkembangan zamandan urbanisasi.Kedua makanan tradisional inipun tergeser menjadi makanan cemilan.
     Cara pengolahan gatot juga mudah, gaplek kering diendam semalaman, lalu dikukus sampai empuk sekitar satu jam.Kemudian ditaburi dengan parutan kelapa.Rasa gatot cenderung tawar dan teksturnya kenyal dan yang membuat gatot menarik adalah warnanya yang hitam dan aromanya yang khas dari singkong.

Resep membuat gatot
Bahan:
1.      750 gram gaplek
2.      1 butir kelapa
3.      1 sdm garam
Cara membuat gatot:
1.      Rendam gaplek beberapa hari hingga muncul warna hitam lalu iris tipis dn kukus hingga masak.
2.      Bersihkan kelapa lalu parut memanjang
3.      Tambahkan garam
4.      Sajikan gaplek yang sudah masak dengan kelapa parut

Belalang Goreng adalah makanan khas Gunungkidul yang sekarang menjadi destinasi kuliner yang banyak diburu oleh banyak kalangan. Banyak yang menjual belalang goreng di pinggir jalan kawasan Wonosari-Tepus. Belalang yang biasa di buru adalah belalang kayu. Belalang ini biasa hidup di pohon jati dan semak yang banyak tumbuh di Gunungkidul.
Makanan ini biasa dijual dengan varian rasa gurih dan pedas manis. Bumbu yang digunakan untuk menggoreng belalang cukup sederhana, yakni bawang putih, tumbar, garam. Untuk rasa pedas manis ditambahkan cabai. Sebelum digoreng, belalang harus bersih dari kotoran yang ada di dalam tubuh belalang. Selain itu belalang digoreng hingga kering, kemudian dimasak bersama bumbu cabai untuk rasa belalang yang pedas manis. Seluruh bagian tubuh belalang bisa dinikmati, termasuk kepala dan kaki. Namun sebelum dimasak kaki belalang tang ada durinya harus dihilangkan terlebih dahulu agar tidak melukai apabila dimakan. Belalang ini bisa bertahan selama satu bulan, sehingga cocok untuk menjadi oleh-oleh khas dari Gunungkidul.
Gambar terkait

Ulat jati dan kepompongnya adalah sama halnya belalang goreng yang hanya ada apabila pusim penghujan tiba. Cara menyantapnya pun dengan cara, ulat jati dan kepompongnya direbus terlebih dahulu, kemudian di kasih bumbu bawng putih dan garam atau apabila ingin rasa manis ya dikasih gula atau bisa disebut baceman. Setelah bumbu meresap barulah digoreng dan siap untuk di makan.

III.         PENUTUP
Jadi kesimpulan dari pembahasan di atas adalah makanan tiwul, gatot, belalang goreng, ulat jati dan kepompongnya adalah makanan tradisional yang menjadi makanan khas dari Gunungkidul dan Yogyakarta.Makanan ini sudah terkenal sejak jaman dahulu dan menjadi salah satu warisan kuliner bagi masyarakat Yogyakarta terutama daerah Gunungkidul yang turun temurun dari generasi ke generasi.
Tiwul dan gatot, makanan khas yang sama-sama terbuat dari olahan singkong dan memiliki manfaat yang hampir sama ini menjadi pengganti nasi pada jaman dahulu.
Perbedaan dari kedua makanan ini:
1.      Tiwul masaknya dari tepung singkong dicampur gula merah dan dikukus, sedangkan gatot singkongnya hanya dipotong kecil kecil kemudian direbus pakai gula merah.
2.      Tiwul bisa bertahan sampai tiga hari sedangkan gatot Cuma bisa tahan dalam semalam saja.
Untuk mendapatkan tiwul dan gatot biasanya dijual di pasar-pasar tradisional daerah Gunungkidul dan Yogyakarta atau bisa mengunjungi toko Yu Tum yang menjual berbagai makanan khas Gunungkidul.
Sedangkan untuk mendapatkan belalang goreng dan ulat jati biasanya dijual di pinggir jalan kawasan Wonosari – Tepus.



IV.        SUMBER REFERENSI
Marwanti, 2000.Pengetahuan Masakan Indonesia.Yogyakarta: Adicita Karya Nusa
Wawancarapribadi dengan simbah Wasilah selaku warga yang sering membuat tiwul dan gatot, Wonosari,21 April 2019.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

TRADISI NYADRAN DI MAKAM SEWU DIWIJIRWJO PANDAK BANTUL

Oleh : Febriana SiskaWati (2017015260) Febrianasiska123@gmail.com Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa ABSTRAK Tulisan ini m...