Jumat, 24 Mei 2019

ADAT PERKAWINAN PADA MASYARAKAT KASEPUHAN CICARUCUB


Nama : Dhani Aji S.N
No      : 2017015003
Kelas  : 4a

Abstrak

            Adat perkawinan masyarakat kasepuhan Cicarucub berakar pada adat istiadat  Kasepuhan Banten Kidul . Adat-istiadat  itu berpedoman pada tatali paranti karuhun { Nenek Moyang }, yaitu mengikuti dan mematuhi tuntunan hidup para karuhun yang menjadi landasan moral dan etik dalam mencapai tujuan hidup.
            Oleh karena itu, adat perkawinan tersebut merupakan media untuk memelihara nilai-nilai warisan leluhur,sekalagius menyampaikan informasi mengenai nilai-nilai itu kepada generasi penerus. Nilai-nilai di maksud perpaduan nilai agama dengan nilai yang terkandung dalam adat istiadat.
Latar belakang :
            Pada masyarakat yang masih menjejang tinggi adat lelehurnya ,perubahan besar dalam fase kehidupan seseorang senantiasa ditandai dengan upacara adat. Upacara adat terdebut sebagai permohonan kepada tuhan yang Maha esa agar bersangkutan dalam kehidupan yang baru mendpatkan kesalamatan dan keberkahan. Dalam upacara tersebut hubungan manusia dengan tuhan selain diungkapan melalui doa juga melalaui simbol-simbol. Dalam simbol-simbol tersebut terkandung nilai-nilai luhur apabila diresapi merupakan pedoman bagi yang bersangkutan dalam mengarungi kehidupan berikutnya.
           

            Perkawinan adalah salah satu fase kehidupan menusia yang membawa berbagai perubahan dalam kehidupan seseorang ,baik berubah secara individual maupun hubungannya dengan orang tua dan masyarakat di sekitarnya. Ketika memasuki fase kehidupan baru,yang belum dialaminnya,seseorang belum mengerti dan menghayati nilai dan norma yang berlaku dalam kehidupan yang baru akan dijalanninya tersebut.
            Para orang tua dalam masyarakat  yang masih tradisional mengunakan tata cara tertentu dalam menyampaikan pesan-pesan bermuatan nilai-nilai generasi penerusnya. Adapun pesan-pesan  penuh kiasan dan terkadang menggelitik yang diperjelas dengan benda-benda sebagai simbol. Proses demikian akan dijumpai dalm sebuah upacara adat. Demikian pula seseorang dalam masyarakat  adat  yang akan memasuki sebuah lembaga perkawinan akan melewati proses ritual tersebut,
            Dalam sebuah lembaga perkawinan { ruumah tangga } peran dan kewajiban baru akan disandang oleh orang memasukinnya ,yaitu peran sebagai seorang istri dan seorang suami. Kedua peran tersebut  diikuti pertanggung jawab masing-masing yang harus dijalankan  secara seimbang melalui kerja sama ,gotong royong,serta saling memahami peran dan tanggng jawabnya maisng-masing agar perkawinan yang dijalninnya berlangsung dengan baik,tidak terjadi ketimpangan dan kedua belah pihak merasa nyaman,

TUJUAN

                Tujuan  umum dilakukannya penelitia ini adalah untuk mendokumentasikan nilai nilai  tradisi yang masih dianut oleh masyarakat Kasepuhan Cicarucub. Adapun tujuan khususnya untuk mengungkapkan nilai-nilai terkandung dalam adat perkawinan yang berlaku dalam masyarakat Kasepuhan cicarucub dan relevansinya dengan nilai-nilai budaya masyarakat sunda pada umunnya








PEMBAHASAN

Lokasi dan keadaan

                Penelitian ini mengambil lokasi di kampung  Cicacurub ,yang merupakan bagian dari wilayah Desa Neglasari ,wilayah kecamatan Cibeber,dan wilayah Kabupaten Lebak { Propinsi Banten }. Letak Geografis Desa Neglsari menurut mata angin adalah sebagai berikut : senelah utara berbatasan dengan Desa Hegarmanah,sebelah selatan perbatasan dengan desa mekarsari ,dan desa barat berbatasan dengan desa warung banteng.
                Desa Neglasari terdapat transportasi umum,dari bandung dapat menggunakan bis dengan kabupaten lebak .perjalanan dari bandung ke kabupaten lebak diperhitungkan sekitsr 7-8 jam .
Dari Kabupaten lebak dapat mengunakan  transportasi elf jurusan bayah . Dengan kendaraan jurusan bayah ini,Desa Neglasari akan terlewati.Adapun jalan desa yang dilalui hanya bisa dilewati oleh satu kendaraan roda empat sehingga pengendaraan harus hati-hati jangan smmpa roda kendaraan slip sisi kali yang ada disepanjang sisi jalan.

Kependudukan dan mata pencaharian

                Berdasarkan data kependudukan yang ditertibkan oleh pemerintahan desa setempat. Desa Neglasari berpendudukan 3.415 jiwa yang terdiri atas laki-laki 1.732 jiwa perempuan 1.683. Adapun wilayah Kasepuhan Cicarucub yang menjadi fokus penelitian berpenduduk 650 jiwa. Dari keseuruhan jumlah penduduk jumlah tersebut terbagi ke dalam 3 wilayah. Penduduk Cicarucub girang 714 jiwa . Penduduk Cicarucub tengah 427 jiwa ,Penduduk Cicarucub hilir 650 jiw.
                Mata pencaharian penduduk Cicarucub beragam,namun mata pencaharian pokoknya bertani. Pekerjaan yang lain buruh dan pegawai sipil. Masyarakat Cicarucub yang bekerja sebagai buruh diantara mengerjakan penambangan emas disekitar  kabupaten lebak. Hasil dari biaya perkawinan mislanya sumber penghasilan lain bagi masyarkat Cicarucub adalah memelihara ternak yang menghasilkan uang berupa sepert berternak itik,ayam buras,kambing dan kerbau



Kehidupan Sosial dan budaya.
                Masyarakat Cicacurub mengenal dua kepimpinan ,yaitu kepemimpinan lingkungan kemasyakatan dan kemimpinan religi. Kehidupan religinya masyarakat Cicarucub dipimpin oleh olot. Masyarakat Cicarucub menyebut kelompoknya sebagai masyarakat adat Kasepuhan alam semesta sebagai sistem yang teratur dan seimbang : alam semesta akan tetap ada selama elemen-elemennya terlihat dan terkontrol dari hukum yang berlaku dalam kegiatan  pengelolan sumber daya alam seperti dalam sumber daya hutan dan pertanian ,kehidupan keagamaan,kearkaban dan lain-lainnya.
                Pandangan masyarakat kasepuhan tentang alam jagad raya tidak terlepas dari pemgaruh hindu dan islam . Filosofi yang melandasi pola hidup masyarakat kasepuhan adalah nilai-nilai yang diturunkan oleh para leluhur mereka yang disebut Tatali Paranti Karuhun yang secara harfiah bearti mengikuti,menaati,dan mematuhi tuntunan rahasia hidup para karuhun yang menjadi landasan moral dan etik sebagai panuntun untuk mencapai tujuan hidup . pelaksanaan  nilai-nilai karuhun bukan saja terbatas pada kehidupan religius ,melainkan tercemin dalam berbagai kehidupan termasuk institusi sosial.
                Nilai-nilai karuhun di antarannya tertuang dalam jenis-jenis kesenian dan upacara adat yang dilaksanakan oleh masyarakat. Jenis Kesenian tradisional masyarakat Cicarucub senantiasa terkait dengan pelaksanaan upacara adat. Kesenian tersebut diantaranya Dog-dog lojor ,key key,qasidahan, dan jepeng. Adapun upacar adat yang berkaitan dengan pertanian ini bertujuan untuk mengungkapkan rasa syukur kepada Tuhan yang Mahaesa melalui adat dan kesenian masyarakat setempat yaitu angklung dan gendang.
                Jenis kesenian yang lain adalah calung ,yaitu berupa bilah-bilah bambu yang dipukul dengan sebilah kayu waktu memainkannya, Dari pukulan tersebut menghasilkan bunyi-bunyian yang terdengar merdu,selain itu,banyak pula jenis kesenian lainnya, baik yang tradisional maupun modern,seperti musik dangdut ,jenis-jenis kesenian biasnya ditampilkan dalam acara-acara tertentu.seperti khitanan dan perkawinan.

Pola Pemukiman
                Rumah-rumah penduduk penduduk di kampung Cicarucub sda dua model yaitu rumah panggung dan rumah datar . bahan atap beragam ,dari genting dan dari seng rumah secara permanen dari tembok dan sebagian semipermanen ,yaitu setengah tembok,setengah bilik ,atau keseluruhanya papan triplek.


Adat perkawinan pada masyarakat Kasepuhan Cicarucuh
1.       Syarat-syarat perkawinan
                Landasan perkawinan pada masyarakat Kasepuhan Cicarucuh bersumber pada norma agama islam dan adat-istiadat setempat. Norma agama menyangkut persyaratan perkawinan yang dilaksanakan  berdasarkan adat-istiadat setempat. Syarat-syarat yang menganut agama ,mengikuti perkataan Nabi Muhammad SAW. Yang dituturkan  kembali dalam litelatur  berbahasa sunda sebagai berikut :
“Sing Saha Anu Boga ana .Buru-buru ngaranan anu alus sarta sopanjeung sing nu boga anak geus aki baligh ,geus dewasa ,kudu diusahakeb buru-buru ditikahkeun tuluy tikosewad kana kamkasiatan lantara teu tahan nahansajwat :
Kolotna bakal kebahagian goreng jeung dosana eta ti budak tea ( Nodana 1777:3)
                Intinya dari kutipan tersebut bahwa barang siapa  mempunyai anak  harus memberi nama dengan namayang baikdansopan anak yang sudah baligh harus disegeradi nikahkan khawatir terjerumus dosakarena tidakdapat menahan nafsu sahwat.orangtua akan menanngungdosa  karena tidak dapat menahan nafsusahwat. Orangtua  akan menanggungdosa  .pesan tersebut  biasanya  disampaikan  oleh para ulama  dalamkhutbah nikah.demikian pula  masyarakat  Kasepuhan Cicarucub terutama yang mempunyai anak perempuan yang sudah baligh lebih waspada dan hati-hati daripada yang mempunyai  anak lako-laki .usia anak perempuan 16-17 tahun ,sedangkan laki-laki sekitar 25 tahun merupakan usia paling  menikah.

2.       Pantangan dalam perkawinan
Pantangan dalam perkawinan pada masyarakat Kasepuhan Cicarucub merupakan aktivitas yang tidakboleh dikerjakan oleh calon pengantin dengan tujuan untuk keselamtan kedua seorang pengantin . Bebberapa pantangan yang hingga kini masih diperingatkan kepada kedua calon pengantin antara lain :
a.       Tidak boleh berpergian jauh selama30 hari sebelumnya tidak boleh berpergian jauh karena kata orangtua
b.      Anak perempuan tidak boleh makan dodol atau wajik dengan demikian adanya pantangan yang berlaku bagi calon pengantin menjelang perkawinan dimaksudkan untukmemelihara dan memperoleh keselamatan .

3.       Adat perkawinan
a.       Waktu
Sebelum melangsungkan suatu perkawinan,biasanya dolakukan perhitungan waktu berdasarkan primbon .menghitung waktu dilakukan untuk menetapkan tanggal dan hari yanglebih baikdengan harapan upacara perkawinan akan berlangsung lebih baik dengan harapan upacara perkawinan akan berlangsung dengan lancar mendapatkeberkahanan sehubunga dengan itu ,maka yang dimaksud dalammasyarakat Cicarucub ,orang biasa melakukan hal ini adalat olotdan juru basa.selain menetukan  hari, yangmempunyai hajat harus melakukan bulan baiknya,biasanya bulan Jumadillakhir ,Rajab,Ruwah dan Rayagung.Adapun bulan hadip meruapakan barangan adat.
b.      Perlengkapan
Dalam masyarakat Kasepuhan   Cicarucub hal ini dapat diatasi dengan sistem gotong royong yang tidak hanya melibatkan keluarga besar juga tetanggaya disekitar. Persiapan menjelang perkawinan melibatkan kedua belah  pihak .Kesibukan keluarga perempuan yangakan menjadi tuan rumah pelaksanaan upcara perkawinan lebih berlipat-lipat daripada pengantin laki-laki. Sedangkan laki-laki sebatas rencana pemberangkatan rombongan ,menyediakan mas kawin ,mengumpulkan barang hantara dari pihak calon perempuan
a)      Adat  sebelum menikah perkawinan
Demikian pula melaksanakan perkawinan ,dilakukan upacara nyarita,yaitu calon pengantin dan keluarganya mengunjungi olot untuk memberitahukan rencana pernikahan dengan memohon doa restu atau menta barokah agar berjalana lancar.
b)      Ziarah
Berzizarah sebelum melakukan kegiatan yangsakral seperti upacara perkawinan merupakan kebutuhan rohani bagi masyarakat Kasepuhan . Sbelum pernikahan ziarah untuk meningat sekaligus mendoakan paraleluhurnya
c)       Ngarah
Ngarah dilakukan setelah pasangan jejaka dan gadis sudah merasa cocok  dan pilihan hidupnya dan sepakat untuk melanjukan kejenjang   pernikahan  .NGgarah merupakan pertemuan semiformal yang mengunakan bahasa sunda.
d)      Ngalamar
Nglamar berasal dari kata lemar atau sirih . kata ini berkaitan dengan  kunjungan orangtua  pihak laki-laki kerumah orangtua pihak perempuan sambil membawa sirih lengkap dengan bumbu-bumbunya untuk dimakan bersama.
e)      Ngeuyeuk Seureuh
Upacara ngeyeuk seureuh  dilaksanakan untuk membekali calon pengantin pengetahuan  tentang  hubungan  biologis  suami istri sacarasimbolis.upacara ini biasanya sebelum dilaksanakan sehari sebelum pernikahanan yaitu sore atau malam hari sesudah maghrib. upacara ini disiapkan berbagai benda  yang menjadi  simbol :
·         Tikar pandan selembar : kalau ajal menjemput kita diletakkan diatas tikar
·         Kain putih sekitar 2meter : kalau ajal menjemput tiba akan ditutup kain putih
·         Daun sirih dan bumbunya : laki0laki dan perempuan
·         Lulumpang dan halu :perempuan dan laki-laki
·         Parukuyan : permohonan kepada tuhan yang maha esa
·         Harupat : tidak mudah putus asa
·         Mayangjambe : keperawanan
·         Buah jambe muda :kerukunanan
·         Kendi berisi air : suami harus menentramakan keluarga
·         Pelita: terang berpandangan luas
f)       Saserahan
Seserahan disebut juga papasrah atau nyerkeun yaitu keluarga laki-laki menyerahkan pengantin laki-laki kepada keluarga pengantin
Perempuan
Adat sesudah perkawinan
1.       Sawer atau kidungan
Sawer adalah satu tahap dalam upacara perkawinan yang dipimpin oleh  juru kidung sehingga acara ini dinamakan kidungan.
Sawer  atau kidungan adalah tradisi orangtua dalam menasihati anaknya yang baru resmi menikah .kata-kata orang kidungan merupakan pesan orangtua kepada anak membina rumah tangga agar mereka mensyukuri rezeki yang mereka dapat.
Pokok-pokok kandungan Kidungsawer
a)      Nasihar kepada pengantin  perempuan   agar mematuhi suami
b)      Nasihat kepada pengantin agar menghargai orang lain dan tetangga
c)       Nasihat kepada pengantin tentang rumah tangga yang baik
`                                  Berikutn ini contoh petikan kidung yang pembukaan sawer :
                                                Kalangan asma nu agung
                                                Allah anu rakhim rakhman
                                                Neda amit ka sadaya
                                                Ka tatamu nu sarumping
                                                Abadi bade pakualaman
                                                Nohonana tali paranti
                                ( Dengan menyebut nama allah )
                                                Mohon izin semua
                                                Kepada para tamu
                                                Saya akaan memenuhi
                                                Peninggalan karuhun
2.       Nincak endog
   Nincak endog  adalah menginjak telur .selama pengantin upacara berlangsung ,juru rias menjelaskan upacara Nincak endog sebagai lambang keselamatan kedua mempelai yang dilambangkan dengan benda-benda berikut :
a.       Ajug lambang penerangan bagi kedua orang tua yang membina rumah tangga dan lambang .nasihat keduannya saling menasihati dan mengingatkan kebenaran
b.      Sagar atau harupat 7 tangkai lambang sifat keras manusia mudah dipatahkan .benda ini mengandung agart idak mudah marah.
c.       Elekan adalah sepotong bambu yang tidak berbuku
d.      Telur ayam mentah lambang kan manusia bertanggungjawab dan kepasrhan seorang istri dengan suaminya.
e.      Kendi air  melambangkan pemebersih dan peneramana hati

3.       Buka pintu
Upacara buka pintu dengan menggunakan penggalan teks
Pengantin perempuan saha ata nu laur
                Keketrok wayah kiwari
                Taya duduga peryoga
                Henteu pantes teu utami
                Teu aya tata titi
                Lain usum lain waktu
                Teu aya subasita
`               asa harariwang teuing
                Naha saha beut make wawanian
Pengantin laki-laki duh enung jungjunan engkan
                Piraku rek lali devi
                Engkang mu seja bumela
                Hayang sahurip sadami
                Nekanan jangji tadi
                Ayeunacunduk kawaktu
                Dongkap kana mangsana
                Engkang seja belapati
Ikhlas rido anu clak putih clak herang
Kidang tersebut mengatakan bahwa pengantin perempuan mempertanyakan siapa yang mengetuk pintu,pertanyaan pengantin perempuan dijawab oleh pengantin laki-laki yang mengatyakan bahwa yang datang adalah kekasihnya serta berjanji akan setia sehidup semati
                Penutup :
                                Masyaraakat Kasepuhan Cicacurub menjalani kehidupan berdasarkan nilai-nilai agama islam dan nilai-nilaiadat leluhurnya .sebagaimana masyarakat Kasepuhan Cicarucub mewarisi adat istiadat Kasepuhan banten kidu dan agama yang dianut islam .keuda nilai yang mereka jalankan tersebut sejauh ini mereka akulturasikan sehingaa membentuk adat istiadat masyarakat Kasepuhan Cicarucub seperti sekarang ini . Dalam melaksanakan kehidupan religi,masyarakat kasepuhan ciciarucub dipimpin oleh seorang ketua adat disebut olot. Dalam menjalankan dimpin oleh tugasnya,olot dibantu oleh juru basa. Tugas olot dan juru basa adalah melestarikan adat-istiadat leluhur masyarakat kasepuhan cicarucub dengan cara menyolisasikan nilai-nilai wairisan leluhurnya lewat kegiatan-kegiatan ritual
Kesimpulan :
Berdasarkan urian yang telah di kemukan dimuka,maka penelitian ini dapat disimpulkan bahwa :
                Tata upacara adat perkawinban pada masyarakat Kasepuhan Cicarucub tersebut pada dasarnya samadengan kata tata cara upacara adat perkawinan di daerah priangan karena berasal dari sumber yang pula penyebar ada ddi mungkingkan adanya juru rias.
                Bula unsur-insur dalam upacara perkawinan pada masyarakat Kasepuhan Cicarucub meerupakan hasil akulturasi antara nilai-nilai agama dan nilai-nilai adat istiadat sunda.



Daftar pustaka :
Bratawidjaj,Thomas Wiyasa.2002.
                Upacara Perkawinan Adat Sunda.Jakarta:Pustaka Sinar Harapan
Hakim,Lukman.2006.
                Banten dalam perjalanan Jurnalistik.Banten:Banten Heitage
Herdiana,Eddy.1980
                Upacara Perkawinan Adat Sunda.Bambang : Suwarnadwipa
                               








               

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

TRADISI NYADRAN DI MAKAM SEWU DIWIJIRWJO PANDAK BANTUL

Oleh : Febriana SiskaWati (2017015260) Febrianasiska123@gmail.com Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa ABSTRAK Tulisan ini m...