Nama : Dhani Aji
S.N
No : 2017015003
Kelas : 4a
Abstrak
Adat perkawinan masyarakat kasepuhan
Cicarucub berakar pada adat istiadat
Kasepuhan Banten Kidul . Adat-istiadat
itu berpedoman pada tatali paranti karuhun { Nenek Moyang }, yaitu
mengikuti dan mematuhi tuntunan hidup para karuhun yang menjadi landasan moral
dan etik dalam mencapai tujuan hidup.
Oleh karena itu, adat perkawinan
tersebut merupakan media untuk memelihara nilai-nilai warisan
leluhur,sekalagius menyampaikan informasi mengenai nilai-nilai itu kepada
generasi penerus. Nilai-nilai di maksud perpaduan nilai agama dengan nilai yang
terkandung dalam adat istiadat.
Latar belakang :
Pada masyarakat yang masih menjejang
tinggi adat lelehurnya ,perubahan besar dalam fase kehidupan seseorang
senantiasa ditandai dengan upacara adat. Upacara adat terdebut sebagai
permohonan kepada tuhan yang Maha esa agar bersangkutan dalam kehidupan yang
baru mendpatkan kesalamatan dan keberkahan. Dalam upacara tersebut hubungan
manusia dengan tuhan selain diungkapan melalui doa juga melalaui simbol-simbol.
Dalam simbol-simbol tersebut terkandung nilai-nilai luhur apabila diresapi
merupakan pedoman bagi yang bersangkutan dalam mengarungi kehidupan berikutnya.
Perkawinan adalah salah satu fase
kehidupan menusia yang membawa berbagai perubahan dalam kehidupan seseorang
,baik berubah secara individual maupun hubungannya dengan orang tua dan
masyarakat di sekitarnya. Ketika memasuki fase kehidupan baru,yang belum
dialaminnya,seseorang belum mengerti dan menghayati nilai dan norma yang
berlaku dalam kehidupan yang baru akan dijalanninya tersebut.
Para orang tua dalam masyarakat yang masih tradisional mengunakan tata cara
tertentu dalam menyampaikan pesan-pesan bermuatan nilai-nilai generasi
penerusnya. Adapun pesan-pesan penuh
kiasan dan terkadang menggelitik yang diperjelas dengan benda-benda sebagai
simbol. Proses demikian akan dijumpai dalm sebuah upacara adat. Demikian pula
seseorang dalam masyarakat adat yang akan memasuki sebuah lembaga perkawinan
akan melewati proses ritual tersebut,
Dalam sebuah lembaga perkawinan {
ruumah tangga } peran dan kewajiban baru akan disandang oleh orang memasukinnya
,yaitu peran sebagai seorang istri dan seorang suami. Kedua peran tersebut diikuti pertanggung jawab masing-masing yang
harus dijalankan secara seimbang melalui
kerja sama ,gotong royong,serta saling memahami peran dan tanggng jawabnya
maisng-masing agar perkawinan yang dijalninnya berlangsung dengan baik,tidak
terjadi ketimpangan dan kedua belah pihak merasa nyaman,
TUJUAN
Tujuan umum dilakukannya penelitia ini adalah untuk
mendokumentasikan nilai nilai tradisi
yang masih dianut oleh masyarakat Kasepuhan Cicarucub. Adapun tujuan khususnya
untuk mengungkapkan nilai-nilai terkandung dalam adat perkawinan yang berlaku
dalam masyarakat Kasepuhan cicarucub dan relevansinya dengan nilai-nilai budaya
masyarakat sunda pada umunnya
PEMBAHASAN
Lokasi
dan keadaan
Penelitian ini mengambil lokasi
di kampung Cicacurub ,yang merupakan
bagian dari wilayah Desa Neglasari ,wilayah kecamatan Cibeber,dan wilayah
Kabupaten Lebak { Propinsi Banten }. Letak Geografis Desa Neglsari menurut mata
angin adalah sebagai berikut : senelah utara berbatasan dengan Desa
Hegarmanah,sebelah selatan perbatasan dengan desa mekarsari ,dan desa barat
berbatasan dengan desa warung banteng.
Desa Neglasari terdapat
transportasi umum,dari bandung dapat menggunakan bis dengan kabupaten lebak
.perjalanan dari bandung ke kabupaten lebak diperhitungkan sekitsr 7-8 jam .
Dari
Kabupaten lebak dapat mengunakan
transportasi elf jurusan bayah . Dengan kendaraan jurusan bayah ini,Desa
Neglasari akan terlewati.Adapun jalan desa yang dilalui hanya bisa dilewati
oleh satu kendaraan roda empat sehingga pengendaraan harus hati-hati jangan
smmpa roda kendaraan slip sisi kali yang ada disepanjang sisi jalan.
Kependudukan
dan mata pencaharian
Berdasarkan data kependudukan
yang ditertibkan oleh pemerintahan desa setempat. Desa Neglasari berpendudukan
3.415 jiwa yang terdiri atas laki-laki 1.732 jiwa perempuan 1.683. Adapun
wilayah Kasepuhan Cicarucub yang menjadi fokus penelitian berpenduduk 650 jiwa.
Dari keseuruhan jumlah penduduk jumlah tersebut terbagi ke dalam 3 wilayah.
Penduduk Cicarucub girang 714 jiwa . Penduduk Cicarucub tengah 427 jiwa ,Penduduk
Cicarucub hilir 650 jiw.
Mata pencaharian penduduk
Cicarucub beragam,namun mata pencaharian pokoknya bertani. Pekerjaan yang lain
buruh dan pegawai sipil. Masyarakat Cicarucub yang bekerja sebagai buruh
diantara mengerjakan penambangan emas disekitar
kabupaten lebak. Hasil dari biaya perkawinan mislanya sumber penghasilan
lain bagi masyarkat Cicarucub adalah memelihara ternak yang menghasilkan uang
berupa sepert berternak itik,ayam buras,kambing dan kerbau
Kehidupan
Sosial dan budaya.
Masyarakat Cicacurub mengenal
dua kepimpinan ,yaitu kepemimpinan lingkungan kemasyakatan dan kemimpinan
religi. Kehidupan religinya masyarakat Cicarucub dipimpin oleh olot. Masyarakat
Cicarucub menyebut kelompoknya sebagai masyarakat adat Kasepuhan alam semesta
sebagai sistem yang teratur dan seimbang : alam semesta akan tetap ada selama
elemen-elemennya terlihat dan terkontrol dari hukum yang berlaku dalam
kegiatan pengelolan sumber daya alam
seperti dalam sumber daya hutan dan pertanian ,kehidupan keagamaan,kearkaban
dan lain-lainnya.
Pandangan masyarakat kasepuhan
tentang alam jagad raya tidak terlepas dari pemgaruh hindu dan islam . Filosofi
yang melandasi pola hidup masyarakat kasepuhan adalah nilai-nilai yang
diturunkan oleh para leluhur mereka yang disebut Tatali Paranti Karuhun yang
secara harfiah bearti mengikuti,menaati,dan mematuhi tuntunan rahasia hidup
para karuhun yang menjadi landasan moral dan etik sebagai panuntun untuk
mencapai tujuan hidup . pelaksanaan nilai-nilai karuhun bukan saja terbatas pada
kehidupan religius ,melainkan tercemin dalam berbagai kehidupan termasuk
institusi sosial.
Nilai-nilai karuhun di
antarannya tertuang dalam jenis-jenis kesenian dan upacara adat yang
dilaksanakan oleh masyarakat. Jenis Kesenian tradisional masyarakat Cicarucub
senantiasa terkait dengan pelaksanaan upacara adat. Kesenian tersebut
diantaranya Dog-dog lojor ,key key,qasidahan, dan jepeng. Adapun upacar adat
yang berkaitan dengan pertanian ini bertujuan untuk mengungkapkan rasa syukur
kepada Tuhan yang Mahaesa melalui adat dan kesenian masyarakat setempat yaitu
angklung dan gendang.
Jenis kesenian yang lain adalah
calung ,yaitu berupa bilah-bilah bambu yang dipukul dengan sebilah kayu waktu
memainkannya, Dari pukulan tersebut menghasilkan bunyi-bunyian yang terdengar
merdu,selain itu,banyak pula jenis kesenian lainnya, baik yang tradisional
maupun modern,seperti musik dangdut ,jenis-jenis kesenian biasnya ditampilkan
dalam acara-acara tertentu.seperti khitanan dan perkawinan.
Pola
Pemukiman
Rumah-rumah penduduk penduduk di
kampung Cicarucub sda dua model yaitu rumah panggung dan rumah datar . bahan
atap beragam ,dari genting dan dari seng rumah secara permanen dari tembok dan
sebagian semipermanen ,yaitu setengah tembok,setengah bilik ,atau keseluruhanya
papan triplek.
Adat perkawinan pada
masyarakat Kasepuhan Cicarucuh
1.
Syarat-syarat perkawinan
Landasan
perkawinan pada masyarakat Kasepuhan Cicarucuh bersumber pada norma agama islam
dan adat-istiadat setempat. Norma agama menyangkut persyaratan perkawinan yang
dilaksanakan berdasarkan adat-istiadat
setempat. Syarat-syarat yang menganut agama ,mengikuti perkataan Nabi Muhammad SAW. Yang dituturkan kembali dalam litelatur berbahasa sunda sebagai berikut :
“Sing Saha Anu
Boga ana .Buru-buru ngaranan anu alus sarta sopanjeung sing nu boga anak geus
aki baligh ,geus dewasa ,kudu diusahakeb buru-buru ditikahkeun tuluy tikosewad
kana kamkasiatan lantara teu tahan nahansajwat :
Kolotna bakal
kebahagian goreng jeung dosana eta ti budak tea ( Nodana 1777:3)
Intinya dari kutipan tersebut
bahwa barang siapa mempunyai anak harus memberi nama dengan namayang
baikdansopan anak yang sudah baligh harus disegeradi nikahkan khawatir
terjerumus dosakarena tidakdapat menahan nafsu sahwat.orangtua akan
menanngungdosa karena tidak dapat
menahan nafsusahwat. Orangtua akan menanggungdosa .pesan tersebut biasanya
disampaikan oleh para ulama dalamkhutbah nikah.demikian pula masyarakat
Kasepuhan Cicarucub terutama yang mempunyai anak perempuan yang sudah
baligh lebih waspada dan hati-hati daripada yang mempunyai anak lako-laki .usia anak perempuan 16-17
tahun ,sedangkan laki-laki sekitar 25 tahun merupakan usia paling menikah.
2.
Pantangan
dalam perkawinan
Pantangan dalam
perkawinan pada masyarakat Kasepuhan Cicarucub merupakan aktivitas yang
tidakboleh dikerjakan oleh calon pengantin dengan tujuan untuk keselamtan kedua
seorang pengantin . Bebberapa pantangan yang hingga kini masih diperingatkan
kepada kedua calon pengantin antara lain :
a.
Tidak
boleh berpergian jauh selama30 hari sebelumnya tidak boleh berpergian jauh
karena kata orangtua
b.
Anak
perempuan tidak boleh makan dodol atau wajik dengan demikian adanya pantangan
yang berlaku bagi calon pengantin menjelang perkawinan dimaksudkan
untukmemelihara dan memperoleh keselamatan .
3.
Adat
perkawinan
a.
Waktu
Sebelum
melangsungkan suatu perkawinan,biasanya dolakukan perhitungan waktu berdasarkan
primbon .menghitung waktu dilakukan untuk menetapkan tanggal dan hari yanglebih
baikdengan harapan upacara perkawinan akan berlangsung lebih baik dengan
harapan upacara perkawinan akan berlangsung dengan lancar mendapatkeberkahanan
sehubunga dengan itu ,maka yang dimaksud dalammasyarakat Cicarucub ,orang biasa
melakukan hal ini adalat olotdan juru basa.selain menetukan hari, yangmempunyai hajat harus melakukan
bulan baiknya,biasanya bulan Jumadillakhir ,Rajab,Ruwah dan Rayagung.Adapun
bulan hadip meruapakan barangan adat.
b.
Perlengkapan
Dalam masyarakat
Kasepuhan Cicarucub hal ini dapat
diatasi dengan sistem gotong royong yang tidak hanya melibatkan keluarga besar
juga tetanggaya disekitar. Persiapan menjelang perkawinan melibatkan kedua
belah pihak .Kesibukan keluarga
perempuan yangakan menjadi tuan rumah pelaksanaan upcara perkawinan lebih
berlipat-lipat daripada pengantin laki-laki. Sedangkan laki-laki sebatas
rencana pemberangkatan rombongan ,menyediakan mas kawin ,mengumpulkan barang
hantara dari pihak calon perempuan
a)
Adat sebelum menikah perkawinan
Demikian pula
melaksanakan perkawinan ,dilakukan upacara nyarita,yaitu calon pengantin dan
keluarganya mengunjungi olot untuk memberitahukan rencana pernikahan dengan
memohon doa restu atau menta barokah agar berjalana lancar.
b)
Ziarah
Berzizarah sebelum
melakukan kegiatan yangsakral seperti upacara perkawinan merupakan kebutuhan
rohani bagi masyarakat Kasepuhan . Sbelum pernikahan ziarah untuk meningat
sekaligus mendoakan paraleluhurnya
c)
Ngarah
Ngarah dilakukan
setelah pasangan jejaka dan gadis sudah merasa cocok dan pilihan hidupnya dan sepakat untuk
melanjukan kejenjang pernikahan .NGgarah merupakan pertemuan semiformal yang
mengunakan bahasa sunda.
d)
Ngalamar
Nglamar berasal
dari kata lemar atau sirih . kata ini berkaitan dengan kunjungan orangtua pihak laki-laki kerumah orangtua pihak
perempuan sambil membawa sirih lengkap dengan bumbu-bumbunya untuk dimakan
bersama.
e)
Ngeuyeuk
Seureuh
Upacara ngeyeuk
seureuh dilaksanakan untuk membekali
calon pengantin pengetahuan tentang hubungan
biologis suami istri
sacarasimbolis.upacara ini biasanya sebelum dilaksanakan sehari sebelum
pernikahanan yaitu sore atau malam hari sesudah maghrib. upacara ini disiapkan
berbagai benda yang menjadi simbol :
·
Tikar
pandan selembar : kalau ajal menjemput kita diletakkan diatas tikar
·
Kain putih
sekitar 2meter : kalau ajal menjemput tiba akan ditutup kain putih
·
Daun sirih
dan bumbunya : laki0laki dan perempuan
·
Lulumpang
dan halu :perempuan dan laki-laki
·
Parukuyan
: permohonan kepada tuhan yang maha esa
·
Harupat :
tidak mudah putus asa
·
Mayangjambe
: keperawanan
·
Buah jambe
muda :kerukunanan
·
Kendi
berisi air : suami harus menentramakan keluarga
·
Pelita:
terang berpandangan luas
f)
Saserahan
Seserahan disebut
juga papasrah atau nyerkeun yaitu keluarga laki-laki menyerahkan pengantin
laki-laki kepada keluarga pengantin
Perempuan
Adat sesudah
perkawinan
1.
Sawer atau
kidungan
Sawer adalah satu
tahap dalam upacara perkawinan yang dipimpin oleh juru kidung sehingga acara ini dinamakan
kidungan.
Sawer atau kidungan adalah tradisi orangtua dalam
menasihati anaknya yang baru resmi menikah .kata-kata orang kidungan merupakan
pesan orangtua kepada anak membina rumah tangga agar mereka mensyukuri rezeki
yang mereka dapat.
Pokok-pokok
kandungan Kidungsawer
a)
Nasihar
kepada pengantin perempuan agar mematuhi suami
b)
Nasihat
kepada pengantin agar menghargai orang lain dan tetangga
c)
Nasihat
kepada pengantin tentang rumah tangga yang baik
` Berikutn ini contoh petikan kidung yang
pembukaan sawer :
Kalangan
asma nu agung
Allah
anu rakhim rakhman
Neda
amit ka sadaya
Ka
tatamu nu sarumping
Abadi
bade pakualaman
Nohonana
tali paranti
(
Dengan menyebut nama allah )
Mohon
izin semua
Kepada
para tamu
Saya
akaan memenuhi
Peninggalan
karuhun
2.
Nincak
endog
Nincak endog
adalah menginjak telur .selama pengantin upacara berlangsung ,juru rias
menjelaskan upacara Nincak endog sebagai lambang keselamatan kedua mempelai
yang dilambangkan dengan benda-benda berikut :
a.
Ajug
lambang penerangan bagi kedua orang tua yang membina rumah tangga dan lambang
.nasihat keduannya saling menasihati dan mengingatkan kebenaran
b.
Sagar atau
harupat 7 tangkai lambang sifat keras manusia mudah dipatahkan .benda ini
mengandung agart idak mudah marah.
c.
Elekan
adalah sepotong bambu yang tidak berbuku
d.
Telur ayam
mentah lambang kan manusia bertanggungjawab dan kepasrhan seorang istri dengan
suaminya.
e.
Kendi
air melambangkan pemebersih dan
peneramana hati
3.
Buka pintu
Upacara buka pintu dengan menggunakan penggalan
teks
Pengantin perempuan saha ata nu laur
Keketrok
wayah kiwari
Taya
duduga peryoga
Henteu
pantes teu utami
Teu
aya tata titi
Lain
usum lain waktu
Teu
aya subasita
` asa
harariwang teuing
Naha
saha beut make wawanian
Pengantin laki-laki duh enung jungjunan engkan
Piraku
rek lali devi
Engkang
mu seja bumela
Hayang
sahurip sadami
Nekanan
jangji tadi
Ayeunacunduk
kawaktu
Dongkap
kana mangsana
Engkang
seja belapati
Ikhlas rido anu clak putih clak herang
Kidang tersebut mengatakan bahwa pengantin
perempuan mempertanyakan siapa yang mengetuk pintu,pertanyaan pengantin
perempuan dijawab oleh pengantin laki-laki yang mengatyakan bahwa yang datang
adalah kekasihnya serta berjanji akan setia sehidup semati
Penutup :
Masyaraakat
Kasepuhan Cicacurub menjalani kehidupan berdasarkan nilai-nilai agama islam dan
nilai-nilaiadat leluhurnya .sebagaimana masyarakat Kasepuhan Cicarucub mewarisi
adat istiadat Kasepuhan banten kidu dan agama yang dianut islam .keuda nilai
yang mereka jalankan tersebut sejauh ini mereka akulturasikan sehingaa
membentuk adat istiadat masyarakat Kasepuhan Cicarucub seperti sekarang ini .
Dalam melaksanakan kehidupan religi,masyarakat kasepuhan ciciarucub dipimpin
oleh seorang ketua adat disebut olot. Dalam menjalankan dimpin oleh
tugasnya,olot dibantu oleh juru basa. Tugas olot dan juru basa adalah
melestarikan adat-istiadat leluhur masyarakat kasepuhan cicarucub dengan cara menyolisasikan
nilai-nilai wairisan leluhurnya lewat kegiatan-kegiatan ritual
Kesimpulan :
Berdasarkan urian yang telah di kemukan dimuka,maka penelitian ini dapat
disimpulkan bahwa :
Tata upacara adat
perkawinban pada masyarakat Kasepuhan Cicarucub tersebut pada dasarnya
samadengan kata tata cara upacara adat perkawinan di daerah priangan karena
berasal dari sumber yang pula penyebar ada ddi mungkingkan adanya juru rias.
Bula unsur-insur
dalam upacara perkawinan pada masyarakat Kasepuhan Cicarucub meerupakan hasil
akulturasi antara nilai-nilai agama dan nilai-nilai adat istiadat sunda.
Daftar pustaka :
Bratawidjaj,Thomas Wiyasa.2002.
Upacara Perkawinan
Adat Sunda.Jakarta:Pustaka Sinar Harapan
Hakim,Lukman.2006.
Banten dalam
perjalanan Jurnalistik.Banten:Banten Heitage
Herdiana,Eddy.1980
Upacara Perkawinan
Adat Sunda.Bambang : Suwarnadwipa


Tidak ada komentar:
Posting Komentar