Jumat, 24 Mei 2019

TRADISI SELAPAN



Disusun oleh :
Yan ari kriswidianto (2016015085)

Pendahuluan
            Indonesia merupakan salah satu negara yang memepunyai banyak suku bangsa. Dengan banyak suku bangsa tersebut, maka banyak pula tradisi yang ada di indonesia ini. Namuan karena berkembangnya zaman banyak tradisi-tradisi yang sudah mulai ditinggalakan masyarakatanya. Salah satunya yaitu tradisi selapanan yang ada pada masyrakat jawa yang masih dilakukan dengan lebih sederhana. Meskipun selapan merupakan salah satu tradisi berbau hal-hal tidak logis dan bersifat kejawen namun tradisi selapan ini masih tetap dilakukan oleh masyarakat jawa.
            Masyarakat jawa merupakan salah satu masyarakat yang menjunjung nilai-nilai tradis dari nenek moyang. Tradisi yang dilakukan oleh masyarakat jawa biasanya memeilik tujuan yang akan dicapai. Masyarakat jawa masih percaya dengan adanya arti-arti tertentu dalam hari. Dalam melakukan hari biasanya masyarakat jawa memiliki hitunga sendiri yaitu berkaitan dengan hari pasaran. Hari pasaran yaitu lima hari yang ada dalam penggalan jawa seprti, legi, kliwon, pahing, pon, wage.
            Setiap hari neton dipercaya memiliki nilai dan karakteristik berbeda-beda, dan dioercaya berpengaruh terhadap nasib, sifat, serta karakterristik pada seseorang. Oleh karena itu, hari neton juga akan penting untuk mengadakan penghitunga dimasa yang akan datang, misalanya seperti ada penghitungan untuk menetukan tanggal pernikahan. Masyarakat jawa percya bahwa penghitungan hari atau pun penghitungan neton itu adalah suatu peristiwa kehidupan yang telah ditentukan oleh Tuhan.
Pembahasan
            Tradisi selapan merupakan salah satu tradisi peringatan kelahiran bayi yang dilakukan secara turu temurun oleh masyarakat khususnya di jawa. Tradisi selapan tidak dilakukan secara sembarangan. Tradisi ini dihitung berdasarkan perhitungan hari weton yang berasal dari penanggalan jawa yaitu pon, wage, kliwon, legi, pahing.
Tradisi Selapanan dilaksanakan pada hari ke 35 sesuai bayi lahir dan sesuai dengan hari pasaran kelahiran bayi. Contohnya ketika ada bayi yang lahir pada hari selasa legi, maka selapannya jatuh pada hari selasa legi juga. Tradisi selapanan merupak bentuk rasa syukur yang diberikan Tuhan Yang Maha Esaatas keselamatan bayi juga ibunya.
Pada acara selapanan ini biasanya tuan rumah akan mengundang para tetangga sekitar untuk menghadiri kenduri, kemudian membaca tahlil dan doa bersma serta diakhiri dengan nasi dibagi setelah acara selesai untuk dibawa pulang. Pada masyarakat jawa sekarang bisanya mereka tidak mau repot dalam selapanan biasanya juga hanya sederhana seperti hanya mengundang keluarga terdekat dsn tetangga disekitar rumah, dan anter-anter nasi ataupun melaksanakan kenduri. Biasanya sebagian besar masyarakat memilih menggabungkan acara Selapanan dengan cara aqiqahan. Hidanaga disediakan sesuai dengan keadaan dan juga keyakinan dari orang tua bayi. Acara yang dilakukan pada tradisi selapanan yaitu :
1.      Pembukaan, biasanya dilakuakan dengan membaca surat AL-Fatihah
2.      Pembacaan kalam ilahi, dengan tujuan untuk mendoakna bayi tersebut
3.      Pembacaan sholawat nabi, dengan tujuan untuk rasa syukur yang telah diberikan atas keselamtan ibu dan bayi
4.      Makan bersama, tamu undanga memakan yang telah disajikan oleh tuan rumah apa bila dibarengi dengan acara aqiqah maka orang tua wajib memeberikan hidangan gading kambing.

Dalam selapanan biasanya ada beberapa tuan rumah yang mengadakan acara bancakan. Di dalam acara bancakan tersebut terdapat syarat-syarat perlengkapan dalam selapanan yaitu : nasi, gudagan/ urap, telur rebus, ayam goreng, oseng tempe, pisang, dan kerupuk sebagai ucapan syukur atas kelahiran bayinya.

 Penutup
          Tradis yang masih dilakukan oleh masyarakat tidak bisa terlepas dari hal-hal yang berada pada diluar nalar, misalnya seperti masyarakat jawa yang prcaya dengan adanya penghitungan hari dengan tanggalan jawa.

Sumber
            Observasi / pengamatan lagsung saat acara selapanan pada bulan april tahun 2019. Dengan narasumber Mbah Rukidi sebagai orantua dari ibu si bayi.

Lampiran Observasi
IMG_256

IMG_256

IMG_256

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

TRADISI NYADRAN DI MAKAM SEWU DIWIJIRWJO PANDAK BANTUL

Oleh : Febriana SiskaWati (2017015260) Febrianasiska123@gmail.com Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa ABSTRAK Tulisan ini m...