Sabtu, 25 Mei 2019

TRADISI NYADRAN DI MAKAM SEWU DIWIJIRWJO PANDAK BANTUL



Oleh :
Febriana SiskaWati (2017015260)
Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa

ABSTRAK
Tulisan ini merupakan hasil penelitian yang mengungkap,prosesi, ubarampe, dan nilai budaya dalam konteks adat Nyadran Menyambut Bulan Suci Ramadhan di Desa Makam Sewu, Kecamatan Pandak, Kabupaten Bantul. Lokasi penelitian di Desa Makan Sewu, Kecamatan Pandak , Kabupaten Bantul. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data berpijak pada metode kualitatif, yaitu : observasi, wawancara, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan : (1) prosesi tradisi Nyadran Menyambut Bulan Suci Ramadhan di Desa Makam Sewu, Kecamatan Pandak , Kabupaten Bantul, meruapkan salah satu merti dusun yang selalu di adakan setiap tahunnya dan masih terlaksana sampai saat ini. (2) makna simbolik yang terkandung dalam ubarampe yang digunakan dalam Nyadran Menyambut Bulan Suci Ramadhan , yaitu :  gunungan , pasukan bregodo , prajurit.

Kata kunci : Nyadran Menyambut Bulan Suci Ramadhan, Desa Makam Sewu, Pasukan Bregodo, dan Gunungan


Pendahuluan
            Kebudayaan dapat menunjukkan derajat dan tingkat peradapan manusia. Kecuali itu kebudayaan juga bisa menunjukkan ciri kepribadian manusia atau masyarakat penduduknya. Kebudayaan yang merupakan ciri pribadi manusia, di dalamnya mengandung norma-norma, tatanan nilai-nilai yang perlu dimiliki dan dihayati oleh manusia atau masyarakat penduduknya. Penghayatan terhadap kebudayaan dapat dilakukan melalui proses sosialisasi. (Koentjaraningrat, 1980)
            Yogyakarta bagi sebagai masyarakat Indonesia dianggap sebagai salah satu provinsi yang dimiliki keanekaragaman budaya dari kesenian hingga upacaa adat. Keduannya menjadi unsur pendukung bagi warga Yogyakarta untuk menciptakan konformitas dan kohesi sosial. Akan tetapi, upacara adat memiliki daya Tarik tersendiri karena mempunyai merangkum berbagai aspek seni dan sastra sosial. Salah satu upacara adat yang masih dipertahankan oleh warga Yogyakarta khususnya Desa Makam Sewu, Kecamatan Pandak , Kabupaten Bantul, adalah Nyadran Menyambut Bulan Ramadhan.
Nyadran merupakan salah satu tradisi dalam menyambut bulan suci Ramadhan.nyadran biasanya dilaksanakan biasanya dilaksanakan pada setiap hari ke-10 bulan Rajab atau saat datangnnya bulan Syap’ban. Nyadran makan Sewu merupakan makam yang bersejarah di mana di tempat ini dimakamkan seorang tokoh Kanjeng Panembahan Bodho , Kanjeng Panembahan Bodho merupakan murid dari Sunan Kalijaga. Tradisi Nyadran Makam Sewu diawali dengan kirab Jodangan. Kirab Jodangan di mulai di Lapangan di depan Kantor Desa Wijirejo, Kecamatan Pandak, Kabupaten Bantul.
Pembahasan
            Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan menggunakan pendekatan deskriptif kuantitatif. Penelitian ini mengambil fenomena dari Tradis Nyadran Makam Sewu di Desa Wijirejo, Kecamatan Pandak, Kabupaten Bantul. Teknik pengumpulan data penelitian diperoleh melalui wawancara, observasi, dokumentasi.                        
1. Prosesi Tradisi Nyadran Makam Sewu di Desa Wijirejo.
a.mengangkat jodangan
                       
   Jodangan itulah namanya , jodangan yang dikirapkan seperti gambar berbentuk kotak dan dipikul oleh 4 orang. Di dalam jodangan berisi uberampe khusus seperti sego gurih, ketan kolak, apem dan ingkung. Jodangan kemudian dibawa ke pendopo Makam Sewu, setelah sampai di pendopo Makam Sewu Jodangan dido’akan. Selesai di do’a dan genduri, warga segera berebut makanan yang ada didalam jodangan , warga sudah menunggu sejak siang untuk memperebutkan makanan yang ada di dalam jodangan.



b. Mengangkat Gunugan.
   gunungan itu namanya, gunungan berbentuk seperti tumbeng, dan gunungan juga dikelilingi berbagai sayuran dan buah-buahan , tidak hanya sayuran yang dibuat gunungan, terkadang juga tahu di buat gunungan. Dan gunungan itu di angkat 4 orang, dan gunungan di bawa ke pendopo Makam Sewu, setelah sampai di pendopo Makam Sewu Gunungan dido’akan. Selesai di do’a dan genduri, warga segera berebut makanan yang ada didalam Gunungan , warga sudah menunggu sejak siang untuk memperebutkan sayur-sayuran yang ada di Gunungan tersebut.
c. Pasukan Bregodo
Bregodo itu namanya, bregodo juga menampilkan saat Tradisi Nyaran Makam Semu, Bregodo ini di bainkan oleh banyak orang tidak hanya 1 orang , dan setiap orang membawa alat-alat seperti seruling, dramben , bendera, tongkat panjang , dan . Bregada yang paling depan yang membawa pedang namanya kepala prajurit atau Rajanya Bregodo.

2. Umbarampe yang Digunakan dan Maknanya.
              Simbol-simbol dalam upacara tertentu diselenggarakan berjutuan sarana untuk menunjukkan secara semu maksud dan tujuan upacara yang dilakukan oleh masyarakat pendukungnya. Dalam simbol tersebut juga terdapat misi luhur yang dapat dipengaruhi untuk mempertahankan nilai  budaya dengan cara melestarikannya.
              Demikian umbarampe yang digunakan dan memiliki makna :
a. Nasi Ambeng
            Nasi Ambeng ini disertai lauk pauk, dan di bungkus dengan daun pisang. Nasi ini disediakan oleh warga masyarakat.
b. Ingkung
            Ayam yang dimasak secara utuh diberi bumbu tidak pedas dan santan. Ingkung melambangkan manusia ketika masih bayi belum mempunyai kesalahan atau masih suci. Ingkung juga melambangkan kepasrahan pada tuhan.
c. Bunga
          Bunga terdiri dari bunga mawar, melati dan kenanga. Bunga ini melambangkan keharuman doa yang keluar dari hati yang tulus, kecuali itu bau harum mempunyai makna kemuliaan.
d. Pisan Raja
Melambangkan suatu harapan agar kelak kemudian hari warga masyarakat desa Wijirejo hidupnya selalu bahagia seperti Raja.
            e. Jajanan Pasar
            Sesajen yang terdiri dari bermacam-macam makanan yang dibeli dari pasar, bermakna suatu harapan agar warga masyarakat desa Wijirejo selalu memperoleh berkah dari Tuhan sehingga hidupnya selalu mendapatkan kelimpahan dalam mengajarkan sawahnya.

Penutup
Simpulan
            Tradisi Nyadran Makam Sewu merupakan salah satu upacara adat tahunan dari Bantul yang sampai saat ini masih dilaksanakan. Tradisi Nyadran ini diadakan dalam rangka menyambut bulan suci Ramadhan.
            Prosesi Tradisi Nyadran Makam Sewu tersebut antara lain : (1) pasar malem sebelum upacara diadakan satu minggu , (2) menggotong jodangan , (3) menggangkat gunungan , (4) bregodo. Acara ini di isi oleh ustat yang di iringi do’a bersama dang genduri saat uacara sebelum jodangan , gunungan dan bregodo berjalan. Genduri dan doa bersama dilaksanakan di pendopo Makam Sewu, Wijirejo Pandak Bantul.
Saran
            Tradisi nyadran harus dilestarikan terus-menerus supaya , tradisi ini berjalan secara sistematis , dan mengenang leluhur. Karena Nyadran di saat menyambut bulan suci ramdhan itu di wajibkan , nyadran sebelum bulan suci Ramadhan itu mendoakan semua leluhun yang sudah tiada. Maka dari itu nyadran harus di lestarikan oleh peneru bangsa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

TRADISI NYADRAN DI MAKAM SEWU DIWIJIRWJO PANDAK BANTUL

Oleh : Febriana SiskaWati (2017015260) Febrianasiska123@gmail.com Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa ABSTRAK Tulisan ini m...